Tanpa sengaja, mata milik Jisoo dan Gyuri beradu tatap namun dengan cepat Gyuri mengalihkan pandangannya ke arah lain enggan balas menatap mata gadis yang berstatus sebagai kakaknya.
"Terima kasih Jisoo-ssi karena telah menemani adikku. Aku meminta maaf karena telah merepotkanmu." Uar Hayoung dengan kembali membungkukkan tubuhnya dalam.
"Sama-sama nona, gwaenchana. Tidak perlu meminta maaf, saya membantu Ryujin karena memang dia membutuhkan bantuan. Jangan merasa bersalah seperti itu!"
"Kau terlalu formal. Mohon maaf sebelumnya, bisakah aku mengetahui umurmu. Bukan bermaksud jahat, aku hanya ingin menyapamu lebih hangat dan lebih sopan lagi." Jisoo pun menyebutkan umurnya membuat Hayoung menatap tak percaya.
"Ternyata kau lebih tua daripadaku. Tetapi mengapa kau terlihat lebih muda? Bisakah aku memanggilmu dengan sebutan unnie?" Tanyanya sopan, namun berhasil membuat Jisoo terdiam.
Bukan karena apa, namun sebelumnya tidak pernah ada yang memanggil dirinya dengan sebutan unnie bahkan adiknya sendiri dan permintaan Hayoung tersebut merupakan suatu hal yang mustahil bagi Jisoo.
Namun disisi lain, ia tidak enak hati menerima permintaan Hayoung karena ia dan Hayoung sama sekali tidak memiliki hubungan darah, walaupun itu tidak ada hubungannya sama sekali.
Dan juga, ia takut membuat Gyuri iri walaupun itu hanya di dalam khayalannya saja.
"Bolehkah aku melakukannya? " Tanya Hayoung tidak sabaran dengan memeluk lengan erat Jisoo.
"N-ne, terserah anda saja." Jawab Jisoo gugup dengan menampilkan senyum canggung.
"Ah! Gommawo unnie!" Pekik Hayoung senang. Ia memeluk Jisoo begitu erat membuat Jisoo harus menahan rasa sesak pelukan Hayoung.
"Gyuri-ya, kau juga harus memanggilnya dengan panggilan Jisoo unnie!" Ajak Hayoung dengan menarik-narik lengan Gyuri semangat.
"Yeay, kita mendapat seorang unnie lagi." Soraknya dengan memperagakan beberapa tarian singkat.
"Tidak!" Ujar Gyuri menolak ucapan Hayoung.
"Unnieku hanya satu!" Tekannya.
"Tidak ada yang lain!" Tegasnya dengan menatap tajam Jisoo.
Gyuri segera membalik badannya lalu melangkah pergi meninggalkan mereka yang terdiam.
Hayoung yang merasa tak enak hati itupun tersenyum canggung ke arah Jisoo.
Ia membungkukkan tubuhnya dan menuntun Ryujin untuk melakukan hal yang sama kemudian pamit untuk mengejar Gyuri yang sudah cukup jauh melangkahkan kakinya.
Tersenyum, itulah yang dilakukan oleh Jisoo untuk menahan rasa sakit dan sesak di hati walaupun itu senyuman pilu.
~ I M H E R E ~
Pekerjaan yang melelahkan, hasil yang sedikit tidak bisa membuat dirinya menyerah semudah itu.
Bahkan hidupnya saja lebih berat dan tentunya lebih melelahkan daripada hal ini.
Ini belum ada apa-apanya. Yang penting jika dilakukan dengan penuh keikhlasan maka semuanya akan semakin mudah.
Ingat, hati yang gembira adalah obat.
Langit mulai menggelap, menandakan akan sebentar lagi datangnya hujan.
Dengan bergegas ia beranjak dari tempatnya setelah waktu bekerja usai.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here | JISOO
Fiksi Penggemar[ O N H O L D ] Sekali saja, bisakah kalian juga melihat ke arahku? Aku ada disini. . . . [WARNING!] Cerita hanya karangan semata, murni dari hasil pemikiran penulis. Tidak pernah bermaksud untuk menyinggung pihak-pihak yang bersangkutan. Jika tidak...