Unconditionally [8]

138 25 55
                                    

Carla mengerjap-ngerjapkan matanya, tidak terasa mentari sudah menampakan keindahan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Carla mengerjap-ngerjapkan matanya, tidak terasa mentari sudah menampakan keindahan nya. Carla beranjak menuruni tangga dan membuatkan bekal untuk Axelo lagi.

Saat sedang fokus membuatkan bekal Carla teringat sesuatu yang ada di dalam mimpi nya semalam.

"Bian?" gumam Carla.

Bian adalah salah satu teman dekat Carla pada saat smp, Bian meninggal dunia akibat sel sel kangker yang menggerogoti sel sel otak nya.

"BIAN!" teriak Carla saat melihat Byan di depan gerbang sekolah.
"Lama lo." ucap Bian berjalan mendahuli Carla.

Carla hanya tersenyum dan berlari menyusul langkah Bian.

"Kamu nunggu dari tadi?" tanya Carla.

"Gak juga sih." sahut Bian lalu mengeluarkan handphone nya dari saku.

"Nanti dulu kali main game nya kalau udah nyampe kelas!" ucap Carla menaiki tangga menuju kelas nya.

"Udah mau nyampe juga." sahut Bian lalu masuk ke dalam kelas dan duduk di bangku nya di ikuti oleh Carla.

Bian dan Carla mereka berdua murid yang di kenal dengan kata 'cupu', hanya berdiam diri di kelas, berkutat dengan buku nya, dan hanya mempunyai satu teman di kelas nya.

Setiap pagi, Bian akan menunggu Carla di depan gerbang lalu masuk ke dalam kelas bersama sama.

Pada saat ulangan kenaikan, Bian tidak mengikuti ulangan selama dua hari membuat Carla bertanya tanya di mana Bian berada.

Namun, pada hari ketiga ulangan kenaikan kelas, kepala sekolah secara tiba tiba mengumumkan bahwa Bian telah meninggal dunia di karena kan kangker otak.

Carla tentu saja terkejut, ia segera menyelesaikan ulangan nya dengan cepat dan setelah pulang sekolah Carla langsung menuju rumah Bian.

Carla tidak bisa mencegah tangis nya saat melihat tubuh Bian yang hanya terdiam kaku di tutupi oleh kain.

Carla menangis sejadi jadi nya, sosok yang selama ini selalu menemani dirinya selama satu tahun terakhir telah pergi untuk selama lama nya.

Setelah kepergian Bian, membuat Carla terpuruk. Setiap datang ke sekolah tidak ada lagi sosok yang menunggu Carla di depan gerbang, tidak ada lagi yang mengingatkan Carla untuk mengerjakan pr, tidak ada lagi yang mengajak Carla untuk ke kantin bersama. Semua nya Carla lakukan sendirian.

Hingga Bila dan Shasya masuk ke sekolah Carla sebagai murid baru, mulai merubah kehidupan Carla hingga sekarang. Carla yang dulu pemalu, cupu, sudah punah di gantikan oleh Carla yang pandai berbaur dan di kenal banyak orang.

"Non kok malah ngelamun!" ucap Bi Inah membuat Carla terkejut.

"Bibi! ngagetin Carla aja." Carla mengerjapkan matanya.

"Lagian si Non bibi tanya gak dijawab, non gak sekolah?" tanya bi Inah.

"Sekolah dong bi."

"Mending non siap siap soalnya ini udah jam enam lewat non!" ucap Bi Inah membuat Carla mengangguk dan menutup kotak bekal yang ia buat.

"Kalau gitu, Carla mau siap siap dulu bi!" ucap Carla lalu berlari menuju kamar nya.

Setelah bersiap siap Carla berpamitan kepada kedua orang tua nya lalu berangkat menuju sekolah di antar oleh Mang Ujang.

"Makasih ya mang!" ucap Carla lalu turun dari mobil dan berjalan menuju kelas Axelo.

Namun saat di koridor Carla melihat sosok Axelo yang sedang memainkan handphone nya sambil berjalan.

Carla tersenyum lalu menghampiri Axelo, "Pagi Ax!" ucap Carla, Axelo hanya menoleh tanpa menjawab sapaan Carla.

"Nah gitu dong Ax, kamu berangkat pagi jadi kamu gak kena hukum terus." ucap Carla.

"Oh iya aku buatin bekal untuk kamu, nih! jangan lupa di makan ya." Carla menyodorkan kotak bekal ke hadapan Axelo.

Axelo mendorong kotak bekal tersebut dengan kasar, "Ogah." sahut Axelo melanjutkan jalan nya.

Carla mengejar Axelo, "Ax! kamu coba dulu dikit aja kalau kamu gak suka aku gak bakalan buatin kamu bekal lagi." ucap Carla, Axelo hanya diam dan mempercepat langkah nya.

"Seenggak nya kamu coba masakan aku Ax." ucap Carla.

"Gue gak minat, stop ganggu gue." ucap Axelo.

"Ax tapi--"

Axelo merebut kotak bekal di tangan Carla dengan kasar lalu membuka kotak bekal tersebut dan membuang nya ke lantai membuat makanan tersebut berserakan.

"Ax kenapa kamu buang?" ucap Carla berjongkok memunguti makanan tersebut.

Axelo tersenyum miring lalu menjatuhkan kotak bekal yang ia pegang, "Lo cocok jadi pengemis." ucap Axelo lalu melenggang pergi.

"AX!" pekik Carla saat melihat Axelo menjauh dari pandangan nya.

Banyak siswa dan siswi memperhatikan Carla yang memungut makan makanan nya, Carla menghela nafas.

"Saya bantu!" ucap seorang laki laki dengan tiba tiba berjongkok membantu Carla memunguti makanan.

Carla menatap laki laki tersebut, laki laki tersebut sangat asing di matanya ia tidak pernah melihat laki laki tersebut di sekolah nya.

"Eh, makasih banyak ya!" ucap Carla bangkit saat selesai memunguti makanan yang tumpah kan oleh Axelo.

Laki laki tersebut ikut bangkit lalu tersenyum menatap Carla, "Sama sama!"

"Yaudah aku ke kelas duluan ya." ucap Carla melangkah pergi namun sebelum itu laki laki tersebut mencekal tangan Carla membuat Carla menoleh.

"Maaf maaf!" laki laki tersebut membersihkan tangan nya di baju lalu menyodorkan tangan nya ke arah Carla.

"Kenalin, saya Bian." ucap laki laki tersebut membuat Carla terkejut.

"Bi-- Bian?" gumam Carla.

Laki laki yang bernama Bian tersebut mengangguk, "Bian! B-I-A-N!" ucap Bian tersenyum lebar.

Carla tersenyum lebar dan menjabat tangan Bian, "Kenalin aku Carla." sahut Carla menatap ke arah Bian.

" sahut Carla menatap ke arah Bian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Uncondinally [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang