Semua terasa asing di penglihatan cayse, ia merasa jika tempat ini bukan tempat yang seharusnya.
Ia memandang ke arah balkon dan terlihat di sana banyak sekali pepohonan rindang yang menjulang tinggi hingga setara dengan balkon mansion ini.
Cayse mengambil kesimpulan jika saat ini ia berada di sebuah mansion tengah hutan karena ia bisa merasakan suasana asing nan sunyi yang tercipta di lingkungan baru nya.
Lagi-lagi ia hanya bisa memandang kosong ke depan karena ia tidak bisa melakukan apapun dan sepertinya jika bisa juga akan mustahil untuk ia lakukan.
Cayse tersentak kaget ketika merasakan sepasang tangan kekar tengah memeluk pinggang miliknya dengan erat dan ia juga merasa bahu miliknya berat akibat menampung kepala yang tengah menumpu dagu pada bahu cayse.
"Sedang apa?" Rakha bertanya dengan nada rendah yang membuat cayse merinding seketika.
"Tidak, hanya sedang memandang pohon-pohon yang terlihat segar." Ucap cayse.
Rakha pun mengangguk lalu dengan cepat ia menarik lengan cayse dan tindakannya membuat cayse terdiam heran.
Rakha menoleh dan ia melihat tatapan penuh tanda tanya yang membuatnya secara refleks tertawa kecil.
"Ayo makan, sayang." Ucapnya dengan nada lembut yang justru terdengar mengerikan di pendengaran cayse.
Cayse mengangguk menuruti perkataan rakha karena ia tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak mengenakan nantinya.
Mereka pun berjalan beriringan menuju ruang makan yang terletak di lantai satu mansion itu. Cayse mengedarkan pandangannya untuk mengamati seisi mansion.
Ia tidak melihat banyak barang, ia kira akan banyak sekali barang karena ia melihat seperti nya mansion ini besar namun ternyata tidak terlalu banyak barang dan sepertinya terlihat sangat bersih.
Rakha menggenggam tangan cayse dan itu membuat cayse seketika tersentak kaget dan menoleh ke arah tangan mungilnya yang di genggam oleh rakha.
Rakha tersenyum tipis lalu ia mengelus rambut milik cayse sembari berkata. "I love you more and more, sweety." Katanya terdengar sangat tulus di pendengaran cayse.
Cayse bingung harus menjawab apa karena ia masih belum memiliki perasaan apapun pada rakha, cayse hanya bisa mengangguk lalu memberikan senyuman terbaiknya.
Rakha yang melihat keraguan di mata cayse pun hanya bisa menghela nafas panjang ia tidak bisa memaksakan untuk cayse mencintainya namun ia yakin seiring berjalannya waktu cayse akan membalas perasaannya.
"Ayo!" Rakha pun menarik lengan cayse.
Sesampainya di ruang makan, cayse melihat meja makan penuh dengan makanan yang terlihat sangat menggiurkan dan jangan lupa ada sesuatu yang membuatnya senang yaitu makanan kesukaan nya.
"Wahh ada tumis kangkung!!" Pekik cayse tanpa sengaja dan itu membuat rakha tersenyum senang.
Rakha pun menarik kursi dan mempersilahkan cayse untuk duduk di kursi tersebut. Cayse tersenyum tipis sembari melihat-lihat ruangan khusus untuk makan ini.
Di sana terdapat 4 maid perempuan dan 1 koki laki-laki yang perkiraan usianya 20 hingga 32 tahun.
Keempat maid tersebut mulai berpergian meninggalkan ruangan karena atmosfer ruangan tersebut terasa sangat dingin.
"Udah ayo makan." Ajak rakha ketika melihat keterdiaman cayse sembari menatap pintu ruang makan tersebut.
Cayse mengangguk dan ia pun mulai mengambil nasi, tumis kangkung dan satu ayam goreng di sertai sambal yang terlihat menggiurkan.
Cayse lebih menyukai makanan sederhana di banding harus makan spaghetti ia akan lebih memilih memakan makanan sederhana seperti tumis kangkung dan yang lainnya.
"Cayse, ntah kenapa dalam satu hari kamu bisa buat aku segila ini. Gila mencintai mu bukan sebuah rencana dalam hidup ku, ntah mengapa kamu bisa membuat seorang rakhayandra menggila hanya karena pertemuan singkat namun terimakasih, terimakasih karena kamu aku jadi bisa merasakan kasih sayang yang tidak bisa aku dapatkan di keluarga." Rakha tiba-tiba berkata seperti itu dan itu membuat cayse menghentikan acara makannya.
Cayse menoleh untuk menatap wajah tampan rakha, ia melihat di netra hitam itu terlihat sekelebat rasa kesepian yang mendalam dan tidak lupa tatapan lembut yang terlihat tajam yang selalu di layangkan oleh netra hitam itu.
Cayse mengangguk sebagai jawaban, ia enggan untuk bersuara karena ia malas untuk berbicara. Ia hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.
Rakha tersenyum tipis lalu dengan gerakan perlahan ia mengelus surai hitam milik cayse sembari menatap sang pujaan hati dengan tatapan lembut.
"Aku tau kamu belum punya perasaan sama aku tapi.. suatu hari kamu bakalan ada perasaan sama aku. Maaf karena udah buat mereka mati tapi aku tidak sengaja melakukannya. Aku minta maaf." Perkataan rakha yang membuat cayse terdiam dengan tubuh bergetar.
Mayat, teriakan dan darah itu lah yang membuat cayse trauma.
Rakha yang merasa jika tubuh cayse bergetar pun mulai mendekapnya, dengan lembut ia mengelus punggung mungil itu dan sesekali ia membisikan kata penenang.
"Rakha." Panggil cayse dengan suara lirih.
"Yes, my love?" Ucap rakha sembari mengelus rambut milik cayse.
"I know you, I know that you killed them because of their mistakes but I beg you to stop being a killer because I hate killers." Ucap cayse dengan suara lirih di samping telinga rakha.
Rakha mengangguk lalu ia menjawab "I promise with that, I won't be a killer but unless someone bothers you and touches you." Ucap rakha dengan tersenyum manis.
Cayse terpesona dengan senyum itu, ia merasa jika bebannya terangkat ketika melihat senyuman cerah rakha.
*
*
*
Part 06 in rakhayandra [finished] ✓
Name : kenandra jendral aditama
Born : 23 juli 2005Note ↓
Maybe I do look like I care, but my concern for you will be far different from my concern for other people.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rakhayandra ✓
Romansa#book 1 [Dark romance series] Mengisahkan tentang perjalanan cayse willosna kinanti yang harus berhadapan dengan seorang berandalan muda bernama rakhayandra aditama. *** • Atas pelanggaran hak cipta dalam Pasal 2 UUHC, pelakon plagiarisme bisa dijer...