DS | 11 •Senja Membawa Sendu•

16.8K 2K 71
                                    

Sore itu Xaula datang ke taman dekat sekolah untuk menepati ucapannya pada Khadafi, siapa sangka ternyata Khadafi datang terlebih dahulu daripada Xaula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu Xaula datang ke taman dekat sekolah untuk menepati ucapannya pada Khadafi, siapa sangka ternyata Khadafi datang terlebih dahulu daripada Xaula. Gadis itu berdiri tepat di hadapan Khadafi yang sedang berzikir sambil memegang tasbih ditangan kanannya.

Lelaki itu mendongak saat sinar matahari sore terhalang oleh bayangan seseorang. Matanya menyipit samar-samar wajah Xaula terlihat barengan dengan hembusan angin yang membawa rambut Xaula ikut terbang.

Gadis itu memundurkan beberapa langkahnya, walau bagaimanapun dia tahu jika dirinya harus memiliki jarak sama yang bukan mahramnya. Namun dia lakukan hanya ke Khadafi, karena Khadafi salah satu orang yang harus Xaula hindari.

"Sudah lama nunggu?" Tanya Xaula berbarengan dengan hembusan angin.

"Tidak, saya baru saja datang," bohong Khadafi agar Xaula tidak merasa bersalah karena datang terlambat.

Lelaki itu tersenyum sambil menundukkan pandangannya, "Sore ini begitu indah, sama seperti kedatanganmu, terlebih lagi akan semakin indah jika kamu menerima lamaran saya, Robia," ujar Khadafi mengeluarkan sebuah kotak cincin dari dalam kantung baju kokonya.

Gadis itu memalingkan wajahnya seakan dia menolak lagi lamaran Khadafi.

"Maaf, lagi dan lagi saya akan menolak lamaran Anda, ustad. Perlu Anda simpan baik-baik ucapan saya, saya ini tidak pantas bersanding dengan Anda, perbedaan kita sangat banyak, mustahil untuk saya yang notabenenya cewek berandal nikah sama lelaki yang paham agama, saya hanya akan menjadi benalu untuk hidup Anda, ustad. Jadi saya mohon lupakan rasa suka Anda pada saya, karena hal itu hanya akan membuat hati anda sakit terus-menerus," ucap Xaula dengan mengepalkan tangannya kuat.

Lelaki itu langsung tertunduk lemah, sekuat mungkin ia menahan tangisannya. Dia mengulum bibirnya melampiaskan rasa sakit hatinya saat lamarannya ditolak ketiga kalinya.

Dia tersenyum manis pada gadis itu, namun Xaula langsung memalingkan wajahnya lagi dan lagi karena dirinya tidak sanggup melihat senyum penuh ketulusan dari lelaki ini. Dia tahu jika Khadafi tidak pernah main-main dengan lamarannya. Dia sangat tulus melamar Xaula hingga membawa keluarganya ke rumah Xaula.

"Saya ingin memantaskan diri agar bisa mendapatkan hati kamu, tolong kasih saya satu kriteria untuk menjadi lelaki idaman kamu," seru Khadafi dalam sendunya senja ini.

Xaula tidak habis pikir dengan jalan pikiran Khadafi. Lelaki ini benar-benar pantang menyerah untuk mendapatkan hati Xaula. Gadis itu bahkan tidak tahu harus jawab apa lagi sekarang, karena semua kriterianya ada pada Khadafi semua.

"Semuanya ada di diri lo, tad. Memuliakan wanita dan menyayanginya dengan tulus," kata Xaula dalam hatinya.

"Carilah wanita lain yang setara dengan Anda, mustahil untuk minyak dan air menjadi satu sama seperti saya dan Anda, mustahil cewek berandal bersatu dengan ustad," balas Xaula menggigit bibirnya menahan rasa sakit yang teramat sakit.

Khadafi bangkit dari duduknya. Dia melihat bahu Xaula yang bergetar, tangannya sudah ingin memegang bahu Xaula, namun ia tarik kembali karena dirinya sudah melampaui batas ingin menyentuh tubuh wanita yang bukan mahramnya.

"Jika Allah sudah berkehendak, Kun Fayakun! Kita bisa apa? Sama halnya dengan minyak dan air yang tidak pernah menyatu, masih ada cara lain untuk menyatukan mereka dengan cara diberi sabun, makan mereka akan menyatu sedemikian rupa," jelas Khadafi, "Robia, di dunia ini tidak ada yang mustahil kamu dan saya pasti akan bersatu pada waktu yang sudah ditetapkan oleh Allah." Sambung Khadafi.

Xaula menatap lelaki itu dengan tatapan polos, "Bisakah? Bagaimana caranya?"

"Nama kamu akan selalu saya agungkan dalam setiap doa saya."

"Percuma Anda berdoa, semesta saja tidak akan merestui kita bersatu."

"Tidak ada yang percuma, Robia. Jika kita sudah mengangkat kedua tangan kita dan meminta sesuatu kepada Allah. Maka permintaan kita akan bersinar di langit dan mungkin namamu sudah sangat bersinar di langit sana," kata Khadafi menyeka air matanya.

Saat hendak menatap Khadafi, gadis itu melihat ke arah belakang Khadafi, ada seorang pria yang memegang pistol ditangan kanannya. Pria itu mengisyaratkan Xaula jika dirinya ingin menembak lelaki yang berada di sisi Xaula.

Xaula langsung menggeleng cepat, emosinya kian berubah. Gadis itu kembali mendapatkan bayangan mengerikan dari penglihatannya.

"Jangan, jangan, jangan!!! Please, mending lo pulang ustad, gue nggak mau lo kenapa-kenapa!" Bentak Xaula mendorong Khadafi agar segera pulang.

"Xaula, kamu tidak apa-apa? Wajah kamu pucat, kita kerumah sakit ya."

"Gue bilang pergi ya pergi!! Pergi sekarang atau gue bakal benci lo selamanya!" Bentak Xaula membuat Khadafi meneguk salivanya kasar.

Lelaki itu menurut dengan perintah yang diberikan Xaula. Dia pergi sesuai ucapan Xaula. Ada rasa khawatir dibenak Khadafi, namun jika dia kekeh tidak pergi pasti Xaula akan semakin marah padanya.

Setelah Khadafi benar-benar pergi, Xaula menghampiri pria tersebut yang hampir ingin menembak Khadafi.

"Gue peringatin sama lo, jangan sekali-kalinya lo nyentuh dia! Sedikit pun lo buat goresan sama dia, gue pastikan nyawa lo tidak selamat detik itu juga!!" Ancam Xaula langsung pergi meninggalkan pria tersebut.

"Jangan mimpi lo bisa nikah sama cowok lain, Xaula!" Teriak pria itu dengan nada meledek.

"Jangan mimpi lo bisa nikah sama cowok lain, Xaula!" Teriak pria itu dengan nada meledek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🥀🥀

Jangan lupa untuk follow, vote dan komen ya prensky, biar Pou seneng 😇

Jangan lupa untuk follow, vote dan komen ya prensky, biar Pou seneng 😇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam hangat dari Pouri Diper ❤️

DISKUSI SEMESTA [TERBIT DI SNOWBALL PUBLISHING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang