Mata Yang Tidak Tertunduk Lagi

14 0 0
                                    

Setahun lalu, mata itu terlihat kosong. Tubuhnya selalu bergetar ketakutan ketika berdiri di tempat yang bahkan tidak terlalu ramai bagiku. Serangan paniknya kambuh. Baginya semua orang saat itu sedang mengejeknya, membicarakan, dan mentertawakannya yang terlihat aneh.

Aku menggenggam tangannya yang terasa dingin, keringat bercucuran di dahinya. Tanganku mengusap dahi yang basah oleh keringat itu dan mengatakan kalimat-kalimat yang aku harap bisa membantunya tenang walau sedikit.

"Ngga apa-apa, aku disini, mereka semua ga bisa lihat kamu kalau kamu pegang tanganku. Jadi pegang yang erat ya!"

Patah-patah dia mengangguk. Kepalan tangannya semakin erat menggenggam tanganku.

"Beneran ngga bisa kan?" Tanyanya ragu-ragu suaranya bergetar.

Aku berdeham yakin. "Ngga bisa. Nanti mereka cuma bisa lihat aku aja. Kamu ga bisa dilihat soalnya udah aku sihir."

Aku tahu dia sama sekali tidak percaya hal semacam itu. Tapi kalau aku yang melakukannya, dia selalu berusaha untuk yakin. Besok, lusa, dan besok lusa dia masih ketakutan seperti itu yang membuat jantungku nyeri ketika melihatnya lemah seperti itu. Cewek yang selalu ingin aku lindungi dengan segenap hati, selamanya.

Hingga suatu insiden terjadi, yang membuat ingatannya perlahan terkikis oleh sel jahat yang menggerogoti otaknya selama ini.

Saat itu dia tidak lagi menunduk ketakutan. Seolah terlahir kembali, punya kehidupan baru dan melupakan kejadian pahit yang membuatnya harus terjebak dalam trauma dalam yang dia derita selama bertahun-tahun.

Namun, bagiku itu sebenarnya bukan kehidupan baru. Dia menghilang, bersama kenangan-kenangan yang tanpa sengaja ia lupakan. Dia menghilang dari pandanganku dan dari sisiku juga.

Aku tersenyum getir ketika tanpa sengaja melihat sosok itu kembali setelah sekian lama. Seseorang yang sedang tersenyum di halte depan sekolah.

Cewek cantik itu memakai masker sebenarnya, namun lengkungan matanya yang khas tidak bisa membuatku tidak berpikir jika ia sedang tersenyum lebar saat itu. Kepalanya terangkat berani, tatapan matanya tajam, tapi tetap kosong seperti terakhir kali aku bertemu dengannya.

Cukup lama aku menatapnya, cewek cantik kesayanganku itu terlihat semakin cantik, rambut hitamnya terurai rapi dengan 2 jepitan biru dan merah muda yang tersampir di sisi kanan. Hadiah yang kuberikan untuk ulang tahunnya saat itu.

Setelah cukup lama memperhatikan sembari mengumpulkan keberanian, aku melangkah mendekatinya hingga gerakan tiba-tiba yang cewek itu lakukan membuat langkahku tertahan.

"Kakak! Lama banget sih, aku nunggu dari tadi."

Kakinya melangkah menjauh dari tempat nya duduk. Orang yang ternyata ia tunggu sedari tadi sudah tiba, Ibu nya.

--

25, desember 2021

Extra MileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang