4. Tidur yang terganggu

35 20 9
                                    

Minamoto Takeda adalah seorang pemimpin klan besar di Jepang, setelah Klan Hojo yang berkuasa, Klan Minamoto juga cukup memiliki peran di beberapa wilayah terutama Kyoto, Jepang. Istana yang dibangun oleh mendiang sang ayah, kini menjadi tempat tinggal yang menyenangkan untuk Takeda dan adiknya yang bernama Asano.

Takeda memiliki sikap tegas dan juga disiplin. Meski wajahnya terlihat menakutkan, sebenarnya Takeda memiliki hati yang lembut jika sudah bertemu dengan orang yang tepat. Hanya sedikit orang yang bisa melihat sikap ini dari Takeda.

Pria yang tidak pernah menyakiti wanita ini selalu dijodohkan dengan beberapa wanita dari anak pejabat dari kekaisaran. Sayang, semua itu selalu mendapatkan penolakan dari pria ini. Bukan karena wajah mereka yang buruk, tetapi karena Takeda tidak begitu pandai meluluhkan hati wanita. Bahkan terkahir kali dia bertemu dengan seorang wanita dari kekaisaran, Takeda membuatnya mengurung diri di dalam kamar selama beberapa minggu. Itu semua karena kata-kata kasar yang selalu dilontarkan tanpa pikir panjang.

Kali ini ... Aya menjadi sasaran utama permainan Takeda. Karena pelayan sebelumnya mengundurkan diri, kali ini ada seorang wanita bernama Hana yang datang dan menawarkan dirinya untuk bisa bekerja sebagai pelayan di dalam istana milik Minamoto.

Tentu hal itu tidak ditolak oleh Takeda, dan membuatnya senang karena tidak perlu repot untuk mencari pengganti. Baru saja Takeda akan membawanya pulang, tubuh wanita bernama Hana itu terkulai lemas di dalam pelukannya. Wajah cantik dari Hana membuat Takeda tidak bisa berkedip beberapa saat. Hingga Paman Kai, seorang penasehat membantunya.

"Tuan, kenapa kau membiarkan seorang wanita terlelap di atas lantai dan di depan pintu kamar seperti ini?" tanya Paman Kai saat melihat Aya di sana.

Takeda membulatkan kedua matanya, dia bahkan menggelengkan kepala dengan cepat menolak perkataan Paman Kai.

"Paman, wanita ini ... aku rasa dia sangat bodoh!"

"Apa maksud anda?"

"Aku menyuruh dia pergi dari kamarku, bukankah dia seharusnya kembali ke dalam kamarnya sendiri? Kenapa dia terlelap di sini?" tanya Takeda.

"Itu karena lorong jalanan ke sana sangat gelap, dan aku takut. Aku bahkan tidak bisa tidur sampai kau mengatai aku dengan gadis gila," sahut Aya yang ternyata tidak bisa tidur semalaman.

"Astaga! Nona ... kau, baik-baik saja?" tanya Paman Kai.

"Paman, tubuhku remuk, rasanya aku ingin sekali berendam di dalam kolam air panas, sepertinya aku akan berbaring seharian di dalam kamar," gerutu Aya dengan berjalan menuju ke kamarnya.

Takeda dan Paman Kai saling menatap, lalu mereka memperhatikan langkah kaki Aya yang semakin menjauh dari kamar Takeda.

"Ini semua kesalahanmu! Dia seorang wanita, kenapa kau mematikan lampu?" tanya Paman Kai.

"Aku –"

"Hah! Sudahlah! Sekarang kau akan kehilangan pelayan pribadi lagi! Dan jangan harap aku akan mencarikan gadis lain untuk melayani dirimu!" omel Paman Kai.

"Paman, kenapa kau jadi sangat banyak bicara akhir-akhir ini? Apa istrimu sedang marah?" tanya Takeda.

"Hah ... entah lah. Cepat mandi! Kita akan melakukan pertemuan dengan Tuan Kojiro, dan juga Tuan Sai."

"Baiklah, aku akan segera membersihkan diri."

Takeda kembali masuk ke dalam kamar dan mulai membersihkan dirinya. Pakaian yang akan dia kenakan masih belum tersedia di atas ranjang, itu karena Aya masih terlelap di dalam kamarnya sendiri. Takeda beberapa kali menghela napas, terlihat sangat bingung dengan kimono yang sesuai pada pertemuan kali ini.

"Apa yang kau lihat? Semua kimono milikmu itu berwarna hitam! Apa kau sekarang perlu membedakan mana yang akan dikenakan?" Lagi-lagi Paman Kai mengomel mengenai pakaian Takeda.

"Paman benar."

Takeda mengambil satu kimono dan mengenakannya dengan segera. Mereka berjalan keluar dari istana dan menuju ke tempat pertemuan yang sudah direncanakan sebelumnya.

Sementara di dalam kamar ...

Aya sedang mendengkur keras, di sana sudah ada yang berdiri dan menunggu dia untuk terbangun. Sayangnya, Aya tidak kunjung membuka mata.

"Nona, bangunlah! Tuan akan segera kembali, jika dia melihat dirimu seperti ini, kami bisa saja terkena amukan dari Tuan Takeda" ujar seorang pelayan wanita.

"Uhm ... kenapa kalian sangat berisik? Aku baru saja terlelap, aku tidak bisa tidur di atas lantai yang dingin dan juga lorong gelap seperti semalam."

"Maaf, Nona. Kami tidak tahu, tetapi ... sebentar lagi Tuan akan datang, dan jika kau tidak segera bangun, dia bisa saja mengusirmu dari Istana ini," jelas pelayan itu dan membuat tubuh Aya terbangun.

"Apa? Diusir?"

"Iya."

"Apa pekerjaanku sebenarnya?"

"Saat Tuan pulang dari pekerjaannya, kau harus membersihkan kamar, dan menyiapkan makan malam, lalu ... menyiapkan pakaiannya juga," jelas pelayan itu.

Aya menelan ludahnya dengan kasar, dia pun berlari untuk masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya cepat-cepat. Setelah itu, Aya mengenakan pakaian pelayan, dan berjalan cepat menuju ke kamar Takeda.

"Jika aku tahu bagaimana caranya untuk kembali, aku tidak akan melakukan hal ini. Akira ... apa dia akan khawatir? Astaga! Pekerjaanku juga harusnya ada pembuatan proposal, semua menjadi kacau karena ruangan itu. Sial!" gerutu Aya sembari membersihkan kamar Takeda.

Selesai dengan kamar, kini Aya berlari menuju ke dapur Istana. Dia melihat di sana ada seorang pria dengan pakaian seperti tukang masak pada abad ke-13. Terlihat sama seperti artikel yang pernah Aya baca sebelumnya.

"Maaf, di mana aku harus memasak untuk Tuan ... astaga, kenapa aku tidak tahu siapa namanya?" ujar Aya dengan suara lirih.

"Kau ... pelayan baru Tuan Minamoto?" tanya pria itu.

"I-iya ... aku pelayan baru."

"Seharusnya kau memasak di sana, dan itu bahan makanan untuk Tuan Minamoto."

"Baik, terima kasih."

Aya terlihat dengan cepat mengambil bahan makanan dan juga bumbu untuk digunakan dalam memasak. Aya seperti seorang ahli yang memainkan alat masak, bahkan orang-orang yang ada di sana cukup terkejut dengan aksi Aya saat ini.

"Nah, seperti ini ... lalu ini, dan ini. Baiklah, dia harus memakannya."

Semua orang terlihat ramai sekali, membuat Aya penasaran dengan apa yang terjadi saat ini.

"Ada apa?" tanya Aya.

"Sepertinya ada mata-mata, orang itu akan mendapatkan hukuman yang sangat kejam dari Tuan Kai."

"Paman Kai? Apa yang bisa dilakukan orang yang ramah seperti dia?" tanya Aya ingin tahu.

"Kau akan melihatnya nanti, untuk saat ini ... sepertinya Tuan Kai sedang sibuk, sehingga orang itu masih bisa melihat matahari dan bulan hari ini."

Aya tidak tahu apa yang terjadi, dan siapa orang yang akan mendapatkan hukuman. Tetapi, Aya hanya berharap bisa kembali ke dunia nyata.

"Hoams ... aku sangat mengantuk, sampai kapan aku harus menunggu dia untuk pulang? Sepertinya mereka sungguh mempermainkan aku sebagai orang baru di sini," gerutu Aya.

Saat ini, Aya sedang berada di dalam kamar Takeda, dan lagi-lagi dia tertidur di sana dengan posisi di atas kursi empuk dan nyaman yang ada di sudut kamar.

To be continue ... 


Author Note :

Hallo, pembaca princess monarch.

Untuk kalian yang sudah membaca cerita ini sampai di bab 4, jangan lupa tinggalkan jejak kalian di bagian kolom komentar ya! Dan berikan satu klik pada bintang yang tersedia untuk membuat aku semakin bersemangat melanjutkan cerita ini.

Akan selalu update setiap hari yes!

Princess Monarch [Terbit Buku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang