𝐏𝐫𝐨𝐥𝐨𝐠

636 87 60
                                    

"Setiap manusia tumbuh dan berkembang dengan monster yang hidup di dalam diri mereka masing-masing."

***

Manusia tak ayal dari hewan berakal, pada dasarnya kita terlahir liar seperti animalia lainnya. Otak reptil sebagai pertahanan diri para Sapiens dan leluhurnya dari berbagai ancaman kepunahan di sepanjang peradaban, nyatanya tanpa sadar menciptakan monster tersembunyi yang suatu saat akan berontak. Kemudian menjadi destruktif dan membinasakan inangnya sendiri.

Dan sekarang, sudah saatnya umat manusia menghitung waktu mundur untuk kehancurannya sendiri. Sebab sesosok entitas berwujud seperti manusia pada umumnya, telah memijaki bumi dan mengaku menjadi wajah perwakilan murka dari sang Arsitek semesta ini. 

Berucap membawa berkat dari sang Arsitek, ia akan mendeklarasikan sebuah operasi sebagai solusi akhir dari manusia yang dinilainya tidak layak lagi mengemban tanggung jawab atas akal dan kecerdasan yang dimiliki. 

Tragedi pun dimulai sebagai awal pembukaan dari operasi. Manusia yang kini telah mencapai puncak dari sisi terliar pikirannya, dihadapkan oleh musibah dan teror mitos baru yang memvisualisasikan lonjakan kasus bunuh diri yang belakangan ini menjamur di berbagai tempat. 

Mitos itu bercerita tentang seorang gadis bernama Hara yang putus asa menghadapi malangnya kehidupan. Ia berujung memilih untuk mengakhiri hidupnya dan menukarkan sepaket nyawa beserta penderitaannya untuk rencana pembalasan dendam yang ditawarkan oleh iblis.

Hara yang menyadari hidupnya disalin dalam sebuah mitos, kala kekosongan hidupnya dan pola pikir sesatnya yang tak terkendali itu melanda, menangkap seolah mitos tersebar itu adalah sebuah penglihatan akan takdir masa depan yang tak terbantahkan. Obsesinya terhadap kematian semakin menggebu diperparah munculnya suara-suara yang semakin sering merecoki dirinya.

"Ra, dari sekian banyak makhluk di dunia ini, cuma aku. Cuma aku yang benar-benar mengertimu persis. Tidak ada yang lain, cuma aku yang mampu membebaskanmu dari rantai menyedihkan itu."

Berhasil diperdaya bisikan yang terus menghantuinya juga didominasi rasa sakitnya, ia berakhir menghabisi hidupnya sendiri dengan melompat dari atap gedung.

Di tengah sekarat berkepanjangan, Hara memandangi langit kelam tanpa adanya satu pun bintang. Malaikat maut tak kunjung datang menjemputnya. Ia masih menolak percaya bahwa pada orang-orang yang berakhir mengakhiri hidupnya sendiri, malaikat maut akan datang terlambat karena kematian yang tidak sesuai rencana awal. Keterlambatan ini akan dimanfaatkan iblis untuk memberikan penawaran, sebuah rencana balas dendam dengan tubuh korban sebagai media pelaksana rencananya sementara bayarannya adalah nyawa korban dan target balas dendam akan terseret masuk neraka terdalam.

Hara yang berada di titik disorientasi, menerima kontrak tersebut dan berakhir tragis layaknya akhir cerita mitos tersebut.

Repositori Arsitek: Visualisasi MitosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang