12

104 11 1
                                    

Disebuah ruangan di dalam istana, tepatnya disalah satu kamar. Kini tengah terbaring seorang gadis yang tak kunjung membuka matanya.

Gadis itu adalah Gladys Felicia Adara. Yap, gadis itu adalah ara.

***


Waktu terus berjalan, detik berganti menit, menit berganti jam, dan jam berganti hari. Tak terasa pagi kembali menyapa.

Gadis yang menutup matanya dari semalam, kini dengan perlahan-lahan membuka matanya.

Setelah kesadarannya kembali sepenuhnya, ia melihat sekitar ruangan seperti ruangan dengan artistik kuno.

Persis seperti rumah orang-orang Sasak jaman dulu.

Ara pikir dirinya sudah mati dan berada di surga. Lalu tak lama dari itu ara menyadari sesuatu, ia mengenakan pakaian adat Sasak.

 Lalu tak lama dari itu ara menyadari sesuatu, ia mengenakan pakaian adat Sasak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara merasa sangat terkejut dan berlari melihat dirinya dari pantulan cermin.

Disaat tengah fokus meneliti penampilannya di cermin, datanglah seorang dayang.

Sang dayang terlihat sangat gembira mengetahui sang putri yang tak lain adalah Ara telah sadar.

" Akhirnya Yang Mulia telah bangun. Hamba selalu yakin bahwa Yang Mulia pasti akan akan terbangun. Terimakasih  hamba sangat bersyukur."

Cerocosnya tanpa henti yang dibalas tatapan bingung oleh Ara.

Arapun melangkah mundur, masih dengan wajah bingungnya. Namun langkahnya terhenti karena kaget dengan seruan sang dayang.

"Mohon jangan bergerak ?!"

"Hah ? Kenapa ? Ada apa ?! " Teriak Ara kaget.

"Tubuh Yang Mulia masih belum benar-benar sehat. Jadi, biar hamba yang menyiapkan keperluan yang mulia."

Setelah berkata seperti itu, dayang itu menarik Ara untuk kembali duduk di tempat tidurnya.

Ara yang dasarnya memang Lola alias loading lama, hanya menurut saja ketika di baringkan oleh dayang itu.

Sang dayang mengambil nampan yang ia bawa tadi, lalu menaruhnya di samping tempat tidur.

Ia mengambil gelas yang berisi air, ntah itu air apa Ara tak tahu. Dayang itupun meminumkan nya pada Ara.

Tapi baru saja menyentuh lidahnya, air itu sudah dimuntahkan kembali oleh Ara.

"Apa itu ? Kenapa rasanya sangat tidak enak ?"

"Oh astaga, apakah segitu tidak enaknya ?" Tanya dayang itu terlihat kaget dan khawatir.

Ingin rasanya Ara menjawab 'nanya lagi lo. Kenapa kagak lu sendiri yang coba ?! Ngapa mesti lu cekokin kek gw ?!' tapi sayangnya ia masih dalam mode kalem karena belum loading dengan situasi.

'kalau ini mimpi, kenapa rasanya rasanya kek nyata banget ? Trus itu tadi airnya kenapa berasa banget pas di lidah gw ? Bukannya kalau mimpi itu nggak bakal berasa ya ?' batin Ara.

Monmaap buat para readers, diharapkan kesabaran kalian harus lebih di upgrade sebelum membaca cerita ini. Dikarenakan cerita ini mengandung undangan untuk menghujat. -Author

Dayang itu mencoba meminum ramuan yang ia bawa karena penasaran setidak enak apa rasanya ?

Sudah author bilang. Nggk ada yang waras di cerita ini 😭

"Oh astaga, Hamba akan membawakan yang baru dengan tambahan kayu manis."

Ucapnya sebelum pergi seraya terbatuk-batuk karena rasa dari ramuan yang ia bawa sendiri.

"Tunggu, jadi ini bukan mimpi ?" Ucap Ara bermonolog. "Apa yang sebenarnya terjadi ?" Lanjutnya.

Ucapan Ara itu masih bisa di dengar oleh dayang itu.

Dayang itupun berbalik dan langsung bersimpuh di depan Ara yang tengah berdiri.

"Maaf Yang Mulia ini semua salah hamba." Jawab dayang tadi. Ia terus meminta maaf.

Menyadari ada yang aneh, dayang itupun mengangkat kepalanya dan mendapati keadaan kamar itu benar-benar kosong.

Rupanya Ara memanfaatkan kelengahan dayang itu untuk melarikan diri.

Ia segera berdiri dan langsung bergegas keluar mencari sang putri.

***
Assalamualaikum

Haihaihai epribadeeeehhhh
Lipia kambeekkk

Gimana nih tahun baru kalian ? Seru nggk ?

Kalau lipia sih, B aja soalnya nggak kemana-mana pas malem pergantian tahun sampai sekarang. Bahkan dari sebelum tahun baru pun lipia cuman diem dirumah hiksrot 😭

Eh napa malah jadi curhat ya ?

Dahlah gaje emang.

Setelah sekian lama lipia nggak up karena kehabisan ide. Jg karena males nulis atau bisa dibilang kehilangan motivasi. (Maklum guys kemaren nilai lipia down jadi yaah gtu deh. Nyesek banget woi 😭).

Menurut kalian, kalau misalkan dialognya lipia pakek bahasa Sasak gimana ?

Sebenarnya lipia sempet ngetik dialognya pakek bahasa Sasak. Trus di bawahnya ada translate nya.

Tapi yang ada malah lipia ngakak duluan kan nggak seru 😭

Jadi ya terpaksa lipia ganti lagi hiks.

Udhlah segitu dulu bacotan dari lipia

Salam sayang lipia
Bubaaayyyy 🤸‍♀️💛

The PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang