6

94 14 0
                                    

Wayne mengajak Joker keluar ia memgajaknya liburan tepatnya keluar kota Gotham sesuatu yang Joker tidak pernah pikirkan sebelumnya, ia diam sepanjang perjalanan ia memikirkan anak dajjal Robin ia mulai terbiasa dengan gangguan anak itu bahkan anak itu tidak marah saat dipanggil anak dajjal.

"Aku membawamu jauh dari rumah bukan untuk melamun dan memikirkan hal kekanakan dan tidak masuk akal, Joker"

"Wayne, ayo kembali pulang kita ajak juga Robin"

"Tidak"

Wayne terus menyetir entah Joker tidak tahu hingga matanya memandang pantai begitu sampai ia tercenung matanya tidak berkedip.

"Bagaimana masih mau pulang?"

Joker menggeleng ia tersenyum ini pertama kalinya ketempat seindah dan tidak sesuram Gotham yang memang sangat jauh dari pantai dan tidak ada tempat untuk liburan bahkan keamanan itu tidak berlaku bagi Gotham entah apa alasannya.

                            ♤♡◇♧

"Perutmu sakit lagi?"

Joker mengangguk ia duduk di kursi malas memandang pantai Wayne duduk memghadapnya

"Kau sedang tertekan kata dokter kau akan kram santai saja sekarang kita hanya berdua tidak ada yang mengganggu atau menyakitimu"

Joker tersenyum

"Aku tidak pernah memikirkan akan menjadi orang tua Wayne"

"Ayo menikah?"

Joker menegakkan badannya memandang Wayne lalu tertawa sambil memegangi perutnya ia pikir Wayne sedang bercanda, tawanya terhenti melihat wajah serius Wayne.

"Kau serius"

Wayne mengangguk dan Joker ia tidak pernah terpikir atau berencana menikah apalagi dengan Bruce Wayne.

"Bagaimana, aku akan mencari gereja dan pendeta menikahkan kita"

"Wayne kau sudah gila"

"Kau membuatku gila Joker"

"Aku bukan siapa siapa dan jika orang tahu siapa aku bukankah....."

"Cukup kita memegang rahasia satu sama lain, kau tahu aku dan aku tahu siapa kau. Jadi masih memikirkan hal ini"

"Ya, ayo menikah Wayne"

Wayne bangit ia menggendong Joker spontan membuatnya hampir berteriak.

                          ♤♡◇♧

Mereka senang meskipun hanya orang asing pengunjung yang kebetulan sedang di gereja mereka ikut senang dengan pernikahan keduanya meskipun awalnya mereka heran kenapa namanya Joker mereka sedikit mengarang cerita beruntung mereka percaya.

"Aku lapar, Wayne"

"Kita mampir ditempat makan terdekat aku sempat lihat tadi"

"Syukurlah"

Mereka mampir bukan restoran mewah namun sepertinya favorit pengunjung nya rame Wayne meskipun kadang mual karena ngidam namun selera makan tidak ngaruh pada Joker dasar somplak juga ya ia mesan jumlah cukup banyak.

"Aku kekamar mandi sebentar"

"Mau aku temani?"

"Nggak usah kau hanya membuatku nggak bisa buang air melihat wajahmu"

Wayne hampir tertawa ngakak ia nggak enak sama yang lain kalau ngakak, Joker bangkit langsung ngacir kekamar mandi ada seseorang memperhatikannya Joker cuek saja ia hendak keluar namun pintunya ditahan oleh pria itu.

"Kau mau apa, lepaskan tanganmu"

"Kalau tidak kenapa?"

Joker berbalik dan menendang tepat di selangkangan.

"Kau akan kehilangan masa depanmu"

Joker berbalik dan keluar ia berjalan santai seolah tidak terjadi sesuatu.

"Kenapa lama?"

"Ada sedikit masalah, tapi sudah aku bereskan kok"

Wayne lihat seseorang keluar dari toilet menahan sakit jalannya juga aneh lalu memandang Joker yang mulai menikmati makanan didepannya.

"Kau apakan dia?"

"Memutus mata rantai masa depannya"

Sungguh Wayne mau tertawa tapi tidak bisa perut nya sakit dari tadi menahan tawa ia beruntung memiliki Joker sebagai suami kadang ia mikir kalau Joker punya banyak kepribadian.

                           ♤♡◇♧

Keduanya meringkuk dalam selimut tangan Wayne diperut Joker ia harap mereka tidak perlu kembali keduanya naked Joker berbalik menghadap Wayne terlelap tidur tidak dengan Wayne yang masih terjaga, wajah yang dulu ditutup hiasan seorang badut selalu tertaw dan bikin rusuh sekarang seperti anak kelinci yang manis.

"Kau belum tidur?"

"Aku belum merasa lelah, Joker"

"Hmmmm Wayne bagaimana jika aku .... apa kau akan merindukan ku memikirkan ku karena aku sangat mencintaimu Wayne"

"Aku tidak pernah berpikir atau membayangkan, berjanjilah kita akan membesarkan anak ini bersama Joker"

"Aku takut akan kembali tersesat Wayne"

Joker menangkup wajahnya dan mencium wajah Wayne beberapa kali dan memandang ke iris hitam milik Wayne, Wayne mencium bibirnya dan semakin dalam Joker sudah duduk diatas tubuhnya.

"Aku akan membuatmu lelah dan tertidur bersamaku"

Ia mendesah merasakan holenya yang penuh oleh milik Wayne ia mulai bergerak hati hati ia tidak mau menyakiti anak ini Wayne memegang pinggangnya keduanya mendesah hampir sepanjang malam, hingga entah beberapa kali keduanya tanpa sadar lelah dan tertidur dengan Joker diatas tubuh Wayne.

Tbc

Third Person Matter (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang