4

103 16 0
                                    

Mata Robin memandang tajam setajam silet membuat Wayne dan Joker saling pandang.

"Kenapa memandang kami seperti itu?"

"Itu dileher bekas apaan?"

Wayne nyesal bertanya ia memandang Joker yang cuek cuek aja nggak ada reaksi apapun sibuk dengan sarapannya laper habis olah raga malam ia bahkan berencana  mau kembali tidur masih ngantuk.

"Pssstt Joker"

Wayne berbisik ia menyenggol lengan Joker hampir saja telurnya kabur.

"Nyamuk"

Sahutnya tanpa noleh

"Masa sih kak?"

"Anak dajjal jangan cerewet, tadi malam lupa nutup jendela tidur duluan tanpa menutup jendela"

"Ingat kak Joker milik aku"

"Aku bukan barang anak dajjal"

"Namaku Robin .... Robin, bukan anak dajjal"

Robin udah mewek Joker cuek.

"Albert, sarapannya enak Wayne aku mau tidur lagi masih ngantuk"

Wayne mau ngakak Robin udah merah matanya dan beruntung Joker cuek nggak mempermasalahkan apa yang terjadi tadi malam seolah tidak terjadi sesuatu.

                          ♤♡◇♧

Iris birunya memandang lebatnya hutan ia heran kenapa Bruce Wayne betah tinggal di rumah pinggir hutan dan cukup jauh dari kota ini, Joker berjalan langkahnya terhenti ada sebuah sumur namun kosong ia segera berbalik ia bergidik saat tangan menyentuh bahunya hampir saja ia mau modar.

"Dasar brengsek anak dajjal apa yang kau lakukan kau menguntit ku ya?"

Robin terkekeh manggut manggut

"Iya donk, aku nggak mau kak Joker kabur lagi"

Joker memutar matanya malas

"Siapa juga yang mau kabur, rugi kabur"

Robin merasa lega mendengarnya dan ia langsung mendekat mau nyosor bibir Joker.

"Eeeeh mau apaan?"

"Sun dong, sekali aja"

"Nggak sudi cium anak dajjal sana gih"

Joker termundur ia lupa dengan sumur tadi Robin juga nggak lihat udah bucin dan bibirnya sudah kayak bebek hingga Joker terkejut ia jatuh kedalam sumur Robin tetkejut ia mengintip kedalam sumur ia melihat Joker menatap kosong sebelum terpejam.

Ia mengutuk diri nya dan ia juga menyalahkan dirinya Wayne sangat marah padanya Joker dibawa kembali kedalam rumah karena Wayne turun kedalam sumur dibantu Alfred dan Robin tentunya, Joker tidak sadarkan diri di gendongan Wayne.

                         ♤♡◇♧

Joker memegang kepalanya terasa sakit dan mau pecah ia juga merasa mual mungkin akibat luka nya Wayne menghampirinya dan memegang tangannya.

"Ini gara gara Robin ia itu kali ini sudah kelewatan"

"Aku juga salah.....aku lupa dibelakangku ada sumur"

"Aku juga pernah jatuh namun aku lebih beruntung karena saat itu musim gugur daun yang betumpuk menyelamatkanku"

"Sebainya kau tutup Wayne, aku takut ada yang jatuh atau hewan jatuh kedalam sumur"

"Aku akan mengurusnya nanti, bagaimana perasaanmu"

"Pusing, seluruh badanku sakit dan mual"

"Itu karena kau mengalami gegar otak Joker, sekarang istirahatlah sudah lewat tengah malam"

"Kau tidak akan tidur bersamaku?"

Wayne tersenyum ia menggeleng lalu mencium luka Joker yang diperban.

"Aku tidak mau khilaf disaat yang tidak tepat"

"Wayne mesum"

Wayne tertawa pelan ia meninggalkan Joker yang sudah memejamkan matanya melanjutkan tidurnya.

                        ♤♡◇♧

"Maaf kak, karena aku kakak jadi jatuh"

"Anak dajjal, jangan mengatakan itu lagi membuatku mual tidak perlu minta maaf"

Robin mengangguk angguk bibirnya di majukan.

"Jangan sok imut, kau itu tidak ada imut imutnya"

Wajah Robin langsung di tekuk Joker membuatnya semakin kesal dan ngamuk ngamuk ia pergi sambil menghentakkan kakinya yang Robin tidak tahu Joker tersenyum melihat tingkahnya, Wayne yang berpapasan dengan Robin heran dengan  tingkah anak itu.

"Kenapa tuh?"

"Tidak ada apa apa"

"Mau ikut denganku nanti malam?"

"Kemana, apa kau tidak lihat kepala ini ditambal"

Wayne tertawa pelan

"Aku butuh partner, aku tidak peduli itu kepala ditambal atau bolong"

"Bolong? Mati dong, kan tuan Bruce Wayne seorang playboy masa yang dibawa modelnya kayak gini? Nggak malu"

"Malu, aku justru bangga.....oh ya sebenarnya siapa namamu?"

Joker bangkit dari tempat tidur tidak menyahut ia pergi kekamar mandi dan menguncinya Wayne merasa menyesal bertanya karena itu terlihat membuat Joker sedih.

Joker tertawa pelan ia sendiri sudah tidak mengingat namanya sejak keci ia dipanggil Joker karena dianggap kocak ia juga tidak menyelesaikan sekolahnya hidupnya sejak awal sudah kacau seolah tidak bisa di perbaiki lagi.

Tbc

Third Person Matter (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang