5

103 18 2
                                        

Joker nempel ke lengan Wayne ia risih orang orang begitu ramai dan kamera serta pertanyaan pertanyaan Wayne terus menghindar mereka penasaran siapa yang digandeng Wayne, sesampai didalam Joker bernaas lega namun canggung semua formal dan cantik serta mereka berkelas.

"Aku ingat dulu aku pernah mengacau kan pestamu"

Bisik Joker ia terkekeh dan Wayne ikut tertawa rangkulannya terlepas ia berjalan menuju meja prasmanan air liurnya serasa menetes.

"Semuanya enak, aku mau makan sekarang apa boleh?"

Wayne mengambil apel dan menyerahkannya pada Joker membuat Joker bingung.

"Nanti, ini buat mengganjal perut"

"Aku lapar, Wayne"

"Setelah dipersilahkan"

Wayne menggenggam tangannya dan menariknya ketempat duduk VVIP yang sudah disediakan panitia, Joker matanya jelalatan ia sedikit meringkuk takut ada yang mengenali mulutnya masih mengunyah apel sial ia benci acara ini.

                       ♤♡◇♧

Wayne menahan tawa kedua tangan Joker memegang piring ia tertawa senang namun seseorang menyenggolnya hingga piring nya jatuh dan tumpah rahang Joker mengeras ingin ia memukul orang itu bukannya minat maaf malah menggodanya dengan lancang bahkan mau meremas bokongnya, Wayne menangkap tangannya Joker langsung sembunyi dibelakang.

"Jangan coba coba menggoda pacarku, dia milikku"

"Ya aku tahu, aku heran kau selalu mendapatkan barang bagus"

"Aku bukan barang"

Joker nyeletuk dibelakang Wayne ia sempat sempatnya menoyor orang itu membuat Wayne menoleh ia tertawa

"Wayne ayo pulang"

Bisiknya ia memeluk Wayne dan menariknya menjauhi orang itu Joker tidak mau ada keributan.

                           ♤♡◇♧

"Enak?"

Joker mengangguk dengan mulut penuh ia akhirnya bisa makan dengan tenang mereka singgah di restoran langganan Wayne karena Joker baru ingat ia lapar.

"Sudah lama nggak makan seafood"

"Iya ya kau sudah beberapa bulan tinggal bersamaku dan Robin serta Alfred"

"Mmmm iya anu Wayne boleh aku pesan dessert?"

Wayne tersedak kenapa nafsu makan Joker gini amat kayak orang nggak makan beberapa hari, Wayne tercengang sendiri memandang Joker makan pie apple dan eskrim sebagai pencuci mulut yang makan siapa yang kenyang dan begah siapa.

"Ah puas sekali"

Joker bersandar ia kekenyangan

"Kau tidak berdoa dulu sebelum makan ya nggak biasanya selera makan mu gini amat"

"Aku bosan dengan masakan Alfred sudah lama sekali nggak makan enak diluar kau mengurungku terus"

Wayne tertawa ia membayar semua makanan dan mengajaknya pulang, Wayne lihat Joker tertidur disebelahnya sesampainya Joker lagi ia minta gendong Wayne mengerutkan dahinya namun ia tidak keberatan sih.

                       ♤♡◇♧

Robin panik waktu masuk kekamar milik Joker bercampur khawatir Joker terus memuntahkan cairan ia mengusap punggung Joker.

"Kakak kenapa sih, perasaan kemarin baik baik saja deh"

"Aku....aku tidak tahu, tinggalkan aku sendiri anak dajjal aku jadi risih"

"Aku tidak mau, kakak kau sangat lemas dan pucat begitu gimana mau aku tinggal aku akan panggil paman Alfred"

Robin berlari tergopoh gopoh ke arah dapur ia menabrak Wayne dia yang jatuh terduduk bukan Wayne.

"Ada apa, mengapa kau panik?"

Robin bangkit dan berlari tanpa mengatakan apa apa Wayne menggedikkan bahunya ia pergi kekamar Joker ia punya sesuatu untuk Joker, namun kamarnya kosong tetapi lampu kamar mandi menyala Wayne meletakkan kotak berlapis beludru itu ke meja dan masuk kekamar mandi mata Wayne kaget Joker terduduk dilantai kamar mandi.

Wayne menggendong dan membawanya ke tempat tidur Robin datang dengan Alfred wajahnya berubah kesal melihat Wayne.

"Alfred panggil dokter"

Wayne duduk dipinggir tempat tidur mengusap rambut Joker namun Robin menepis tangan Wayne mereka saling tepis.

"Maaf ini dokter sudah datang, kalau mau berkelahi diluar saja"

Dokter sweatdrop nyesal datang.

                         ♤♡◇♧

Robin ngamuk dan Wayne tersenyum penuh kemenangan ia terus mengomel saat tahu Joker hamil ya nggak mungkinlah anak dia pasti anak Wayne, Joker mendengar suara ribut diluar ia merasa terganggu.

Perlahan dan hati hati ia berjalan dan membuka pintu.

"Kalian ribut sekali"

"Joker kenapa kau bangun ayo kembali istirahat"

Wayne menghampiri Joker dan memegangi nya.

"Kau kenapa anak dajjal?"

Robin menoleh ia memandang Joker marah.

"Aku membencimu, benar kata paman Alfred aku mencari orang yang baik bukan seperti kakak Joker"

Alfred kicep Wayne memamdang mereka berdua marah ia tidak menyangka Alfred mengatakan hal yang buruk setahunya Alfred meski sarkas ia orang yang bijaksana.

"Jangan dipikirkan, ayo kau istirahat saja jangan dipikirkan"

Joker mengangguk.

Tbc

Third Person Matter (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang