"Alu tidak mau pulang, aku mau melahirkan dan membesarkan anak disini Gotham bukan kota yang baik untuk membesarkan anak"
Wajah Joker ditekuk ia merajuk ia mau lebih lama namun Wayne harus kekantor
"Joker, aku akan membeli bungalow disini untuk kita jika kau senang disini"
"Ya ya aku mau ummm Wayne aku mau duduk dipangkuanmu sepanjang jalan"
Wayne membantu Joker pindah kepangkuannya ia memeluk leher Wayne erat mencium aroma maskulin milik Wayne sangat nyaman rasa mualnya hilang tanpa sadar ia tertidur sepanjang perjalanan.
Sesampainya Alfred sibuk dengan tas tas keduanya dan Wayne menggendong Joker yang tidur ala koala langsung berjalan kekamarnya mengingat ia dan Joker sudah menikah.
"Pindahkan semu barang Joker kekamarku kami sudah menikah, dimana Robin"
Alfred tidak terkejut ia yakin itu akan terjadi.
"Dikamarnya tuan"
Wayne kembali kekamar nya melihat Joker meringkuk ditempat tidur king size miliknya.
♤♡◇♧
"Hei anak dajjal, ayo aku ramal pakai kartu aku bisa meramal walau tidak akurat"
Joker terkekeh ia bosan dan ia rindu keusilan Robin namun Robin diam saja dan menghindar darinya apalagi saat tahu Joker sudah menikah dengan Wayne ia bersikap dingin dan bicaa dengan ketus padanya, Robin mengambil kartu ditangannya dan melemparnya ke perapian.
"Apa yang kau lakukan kartu itu sudah lama aku miliki"
"Aku tidak peduli dan aku tidak percaya ramalan, seharusnya aku tidak membuat tuan Wayne melihatmu agar kau menjadi milikku dan mengandung penerusku, aku lupa kau murahan seperti wanita wanita yang berdiri dipinggir jalan menjajakan diri atau ibu...."
Sebuah tamparan mendarat di wajah Robin dan Joker langsung pergi berlalu pergi ia menangis dan melewati Alfred yang hendak mengantar teh padanya.
"Aku bukan murahan dan ibuku hanya orang miskin, namun ia tidak menjual diri untuk membesarkanku"
Alfred terdiam mematung ia menghampiri Joker yang membelakanginya ia merasa terhina bukan kata kata tapi siapa yang mengatakan itu masalahnya.
"Maafkan paman, paman akan bicara dengan Robin maafkan dia karena dia hanya anak anak"
Joker mengangguk ia bergegas menyeka air matanya mendengar mobil Wayne mendekat ia segera pergi menyambutnya dan senyum jangan lupa itu hukum wajib.
♤♡◇♧
Alfred masuk ke ruang kerja Wayne membuat Wayne mendongak memandangnya saat Alfred menutup pintu dan menguncinya, Alfred menceritakan semua apa yang terjadi hari ini rahang Wayne mengeras Robin sudah keterlaluan habis sudah kesabarannya.
"Dasar anak kurang ajar"
Wayne memukul meja ruang kerja nya kedap suara.
"Tuan ia hanya anak anak, biar saya yang mengurusnya "
"Sebaiknya begitu aku sudah tidak punya kesabaran menghadapinya sekarang"
Wayne bangkit dan Alfred membuka pintu Wayne langsung keluar berjalan menuju kamar tidurnya tampak Joker sedang tertawa tawa menonton tv rupanya ada stand up komedi kesukaannya, Wayne memeluknya membuat Joker bingung ada apa dengan Wayne.
"Wayne ada apa, kau mendapat masalah dikantor?"
"Joker maafkan aku maafkan Robin maafkan Alfred, kau merasa terhina aku tahu kau berharga tidak ternilai bagiku, aku mencintaimu Joker"
Joker terdiam dipelukan Wayne ia tidak mengatakan apa apa ia tahu Alfred yang bercerita.
♤♡◇♧
"Kami hidup miskin makan belum tentu ibu membesarkanku dengan susah payah hingga ia sakit aku mengurusnya, kami pantang menjual diri demik sepotong roti Wayne. Aku bekerja di perusahaan badut kecil hingga ada yang hendak melecehkan ku dan aku difitnah aku dikeluarkan"
Wayne mengusap perut Joker yang mulai terlihat
"Hingga ibu meninggal karena sakit aku hancur hingga aku berkumpul dengan orang orang yang menerimaku dan mengkoordinir mereka, Wayne kami hanya orang orang lapar hingga ada penyusup merusak semuanya"
"Joker cukup jangan diungkit lagi itu hanya masa lalu sekarang, apapun yang mereka katakan itu hanya mereka lihat dari luar"
"um Wayne aku lapar"
"Ini sudah tengah malam Joker"
Joker berbalik memasang wajah memelas.
"Kau tidak menyayangi kami ya?"
"Ya ya baiklah, kau mau makan apa?"
"Apa saja deh, yang penting aku mau makan"
"Kau tunggu, aku akan keluar
Wayne bangkit namun ujung piyamanya ditarik Joker dengan wajah andalan alias melas.
"Ikut"
"Hah, jangan ini sudah terlalu larut kau sedang hamil tunggu dirumah saja"
"Pleaaaaaaase"
"Ya ya baiklah, pakai jaketmu"
Joker bersemangat ia langsung bangkit mengenakan jaketnya dan pergi ke mobil.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Third Person Matter (End)
Randomketika Robin juga menginginkan Joker menjadi suaminya membuat Wayne pusing