"Udah selesai ngebalikin handphone tadi?" tanya Renjun saat melihat sang kakak menghampiri dirinya dengan napasnya yang tidak beraturan.
Tapi bukannya menjawab pertanyaan Renjun, malahan Clara berbalik bertanya kepada adiknya, "Kamu ngga apa-apa'kan?" tanyanya.
"Kenapa sih, kak? Nanya keadaan Renjun, terus. Renjun baik-baik aja, kak."
Clara menepuk pelan kedua bahu Renjun, "Jujur sama kakak. Tadi pas kakak keluar, ada orang asing gak yang masuk ke ruangan Ini?" tanya Clara lagi.
Renjun menggelengkan kepalanya, "Ngga ada, tuh. Emangnya kenapa sih, kak?"
Clara menghela napas lega, untungnya keadaan adiknya baik-baik aja.
"Ngga apa-apa, Njun. Kakak cuma khawatir aja sama kamu," bohong Clara.
Clara terpaksa harus merahasiakan ini semua ke Renjun. Dirinya terpaksa berbohong kepada Renjun, tentang masalah handphone tersebut. Clara tidak mau membuat sang adik jadi cemas dan takut.
"Yaelah, kak. Khawatirnya jangan berlebihan gitu kak," ujar Renjun.
"Kakak begini karena sayang sama kamu, Renjun."
"Kakak mau telepon Paman Suho dulu," lanjutnya.
Clara keluar dari ruangan Renjun untuk menelepon sang paman, dirinya sengaja menelepon sang paman di luar karena takut adiknya akan mendengar pembicaraan dirinya dengan Suho, karena yang akan Clara bahas dengan Suho adalah handphone milik laki-laki tersebut.
'Kak Clara telepon Paman Suho kenapa sampai keluar ruangan? Emangnya gak bisa di dalam?' batin Renjun saat melihat sang kakak keluar dari ruangannya.
Clara memencet salah satu nomor yang berada di aplikasi kontak, lalu mendekatkan handphonenya ke telinga kanan Clara.
'Halo paman.'
'Halo, kenapa Clara?'
'Paman masih di sekolahannya Renjun?'
'Ini paman udah mau pulang sama Alvaro, kita berdua mau otw ke sana. Kenapa emangnya?'
'Jadi Clara nemu handphone milik laki-laki gak aku kenal, terus gak sengaja ada pesan masuk di handphone milik laki-laki itu. Aku gak sengaja baca isi pesan masuknya, isinya itu kalau laki-laki ini kerja sama dengan seseorang buat culik Renjun.'
'Hah? kamu seriusan, Clara?! Terus keadaan Renjun sekarang gimana?'
'Renjun baik-baik aja, ini sekarang aku lagi berada di depan ruangan Renjun.'
'Btw nanti paman jangan ngomongin soal ini ke Renjun, ya. Aku takut nanti Renjun cemas kalau sampai tau tentang masalah ini, biarkan kita saja yang tau soal ini.'
'Syukurlah kalau baik-baik saja. Oke, paman akan merahasiakan masalah ini ke Renjun.'
'Oh iya, handphone milik laki-laki itu di jaga baik-baik karena siapa satu dari handphone tersebut, kita jadi bisa menangkap orang yang akan berbuat jahat dengan Renjun. Nanti handphonenya, biar paman saja yang mengecek handphonenya dan kamu jangan buka handphone milik laki-laki itu sebelum paman datang.'
'Baiklah, kalau gitu kalian hati-hati di jalan.'
'Iya.'
Clara mematikan handphone miliknya seraya menghela napas lega. Semoga dengan adanya handphone milik laki-laki tersebut, bisa ada petunjuk di balik dalang yang bertujuan berbuat jahat dengan adiknya.
Setelah selesai bertelepon dengan Suho, Clara masuk ke dalam ruangan Renjun untuk menunggu Suho.
"Nelpon Paman Suho lama banget, ngomongin apaan sih?" tanya Renjun saat melihat kakaknya baru saja masuk ke ruangannya
"Kepo."
Clara berjalan menuju sofa yang berada di ruangan tersebut, dirinya tidak peduli dengan umpatan sang adik yang kesal dengannya.
💜💜💜💜
"Kalian darimana aja? Lama banget ke sekolahan doang," tutur Renjun saat melihat Suho dan juga Alvaro yang baru saja sampai di ruangannya.
"Renjun, kamu harus tau satu hal."
Renjun menaikan alisnya sebelah, "Maksud paman apa?" tanyanya
"Pak Jhope yang jaga CCTV di sekolahan kamu udah meninggal karena di bunuh," jawab Suho kepada Renjun.
Renjun sontak melotot matanya kaget, "M-MENINGGAL?! DI BUNUH?!" pekik Renjun tak percaya
Suho menganggukkan kepalanya pelan, "Iya."
"Kok bisa? Meninggalnya kapan? Paman tau darimana?" tanya Renjun bertubi-tubi
"Meninggalnya hari ini dan Alvaro yang menemukan jenazah Pak Jhope di gudang sekolahan kamu dengan keadaan yang mengenaskan," tutur Suho.
"Tadi gue juga nemu kertas di kantong hoodie hitam di toilet laki-laki, di kertasnya ada tulisan mobil dan 20 maret," timpal Alvaro.
"Mobil dan 20 maret?" beo Clara sambil menyengitkan dahinya bingung
"Jadi menurut kalian, pembunuhan Pak Jhope ini ada hubungannya dengan insiden pentas lomba dance?" tanya Renjun
"Menurut paman sih, iya. Bisa jadi tujuan sih pembunuh Ini, ingin menghapus rekaman cctv pas kejadian lomba dance kemarin. Karena Pak Jhope adalah penjaga cctv, mungkin sih pembunuh agak susah buat ke ruangan cctv, karena ada penjaganya. Mungkin disitulah, Pak Jhope di bunuh."
"Menurut gue juga, iya."
"Kalau menurut kakak gimana?" tanya Renjun sambil menatap sang kakak yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu
Clara menggelengkan kepalanya. "Bisa saja, ini semua rencana orang misterius itu. Orang yang selama ini neror kita di busan," ujar Clara sambil menatap Renjun.
"Itu kejadian udah lama banget, kak. Ngga mungkin kalau orang yang sama, lagian semenjak kita di Seoul. Kita gak pernah di teror lagi sama orang misterius itu," balas Renjun.
"Iya juga sih," gumam Clara sambil menghela napas berat.
"Kasus pembunuhan Pak Jhope gimana, paman? Apa udah tau siapa dalang yang membunuh Pak Jhope?" tanya Renjun
Suho menggelengkan kepalanya seraya menghela napas kasar. "Belum, bahkan polisi pun tidak bisa menemukan dan melacak jejak pembunuh Pak Jhope."
"Berarti memang sudah di rencanakan sama pembunuhnya," sahut Clara.
Bersambung....
Hei para readersku, apa kabar nih? aku harap semuanya baik-baik yya.
udah lama aku gak update, hari ini aku update yey 😍🙌
gimana nih dengan part kali ini? dibuat penasaran gak? yang pasti di buat penasaran dong ya, ya kali ngga penasaran 😝
jangan lupa untuk memberikan vote cerita author ini dan komen juga yya, biar author makin semangat lagi untuk update 😍👍
KAMU SEDANG MEMBACA
How to love you ? || Lizkook [ SEGERA TERBIT ]
Romance[ ON GOING / SLOW UPDATE ] [ BELUM REVISI ] Clara Violla Alvika. Cewek yang dulunya ceria dan selalu tersenyum. Berubah jadi cewek yang dingin, cuek, dan penyendiri. Karena memiliki trauma berat pada masa lalunya. Lalu laki laki bernama Alvaro Rev...