How to love you || • part 27

28 2 0
                                    

Setelah Renjun di pastikan sudah tidur. Suho dan Clara berada di taman belakang rumah sakit, Clara memberikan ponsel yang ditemukannya kepada Suho. Sedangkan Alvaro, dirinya masih di ruangan inap Renjun buat jagain Renjun yang lagi tidur.

"Kamu melihat muka orangnya?" tanya Suho sembari menatap handphone tersebut

Gadis itu menggelengkan kepalanya pelan, "Ngga lihat, paman. Soalnya ketutupan hoodie hitamnya," balas Clara.

"Oke! Untuk sementara, paman bawa dulu handphonenya. Dan mulai sekarang, paman bakal suruh Alvaro buat jagain Renjun," putus Suho.

Clara menyerngitkan dahinya bingung, "Kenapa Alvaro? Kan Clara juga bisa jagain Renjun," protes Clara tidak terima.

"Kamu itu perempuan, Clara. Kalau nanti terjadi sesuatu yang buruk gimana? Kamu gak akan bisa ngelawan orang jahat itu, malahan kamu juga harus di jagain. Makanya paman minta Alvaro buat jagain Renjun sekaligus jagain kamu juga," tutur Suho.

Flashback On.

Setelah bertelepon dengan Clara. Suho maupun Alvaro masuk ke mobil, mereka berdua pergi ke Rumah sakit yang Renjun di rawat. Sesampainya di dalam mobil, Suho tiba-tiba ingin berbicara serius dengan pemuda itu.

"Alvaro," panggil Suho.

"Kenapa, paman?" tanya Alvaro

"Paman mau ngomong sesuatu sama Alvaro," tuturnya.

Alvaro menyerngitkan dahinya bingung, "Mau ngomongin apa ya, paman?"

"Jadi tadi Clara telepon saya. Katanya dia menemukan handphone milik laki-laki, terus ada pesan masuk di handphone tersebut. Nah, Clara gak sengaja baca isi pesan itu. Isinya itu kalau laki-laki pemilik handphone ini lagi kerja sama dengan seseorang buat culik Renjun."

Alvaro melotot matanya kaget, "HAH! SERIUS, PAMAN?!" Pekiknya.

Suho menganggukkan kepalanya, "Iya, serius. Makanya paman mau minta tolong sama Alvaro," ucap Suho.

"Mau minta tolong apa, paman?"

"Mulai sekarang. Paman minta tolong ke kamu, buat jagain kedua ponakan saya. Kamu tidak keberatan'kan, Al?"

"Dengan senang hati, paman. Alvaro akan jagain kedua ponakan paman, dan Alvaro gak keberatan sama sekali."

"Terima kasih banyak, Alvaro. Walaupun kita baru beberapa hari ketemu, tapi paman percaya sama kamu."

"Sama-sama, paman. Dan terima kasih juga, udah menaruh kepercayaan kepada saya."

Suho menggangukan kepalanya seraya tersenyum tipis.

Flashback Off.

Di sisi lain, dua orang pria saling berhadapan satu sama lain dalam sebuah ruangan berwarna cokelat. Sosok pria paruh baya itu menampakkan sorot mata yang tajam. Tampaknya, ia murka kepada lelaki yang jauh lebih muda darinya, yang sedang berdiri tepat di depannya.

"Kenapa bisa, handphone itu hilang?!" Pria paruh baya itu membentak dengan penuh amarah.

"M-maaf, pah. Waktu saya berada di ruangan Renjun, handphone itu sudah hilang."

"Kamu udah nyari dengan benar, belum?!"

"Udah cari dengan benar, bahkan saya sudah menanyakan kepada resepsionis. Tetapi kata orang resepsionisnya, gak ada."

"AKH! KAMU BENAR-BENAR BODOH!" Pria paruh baya itu menarik kerah baju anaknya dengan penuh amarah.

"KAMU TAU SENDIRI KAN KALAU HANDPHONE ITU SANGAT RAHASIA, KENAPA BISA SAMPAI HILANG HAH?! KAMU SANGAT CEROBOH!"

"Saya minta maaf, saya beneran gak sengaja, pah."

"APA MAAF MU BISA MENEMUKAN HANDPHONE ITU?! GAK KAN?!"

laki-laki remaja itu menggelengkan kepalanya pelan.

Plak

Plak

Pria paruh baya itu menampar pipi kiri dan juga pipi kanan anaknya dengan kasar.

"KARENA KAMU TELAH BUAT KESALAHAN YANG FATAL, SAYA KASIH HUKUMAN BUAT KAMU."

"H-hukuman apa?"

Pria paruh baya itu menghela napas kasar, sepertinya dirinya sedang mengontrol emosinya. "Hukumannya, kamu harus mata-matain Clara saat berada di sekolah maupun di luar sekolah," tutur pria paruh baya tersebut.

"Gak jadi culik Renjun?"

"Untuk sekarang, kita harus menghindar dulu dari mereka."

"Kenapa emangnya?"

"Itu semua karena ulah kamu! Coba seandainya handphone itu gak hilang, mungkin sekarang rencana kita sudah berhasil."

"Saya punya feeling kalau handphone itu, udah di temukan sama orang. Makanya kita menghindar dulu dari mereka. Dan untuk sekarang kita pantau aja mereka dari jauh," lanjut pria paruh baya itu.

"Baiklah, saya akan pantau Clara."

'Kalau bukan karena niatan balas dendam saya ke keluarga Clara. Sekarang juga, saya benar-benar membunuh anak ini karena udah ceroboh. Tapi karena saya masih membutuhkan anak ini untuk balas dendam, saya harus mengontrol emosi saya,' batin pria paruh baya itu seraya menatap tajam kepada pemuda yang berada di hadapannya.

see you in the novel version 😉👋🏻

hello, sekian abad aku gak update, akhirnya aku bisa update lagi yuhuuu.
anw kalian apa kabar nieh para readers?
ku harap, semoga baik-baik aja yya! dan jangan lupa jaga kesehatan juga.
gimana dengan part ini?
makin penasaran gak?
kira-kira itu siapa yya? 🌚
ada yang bisa nebak?
anw, aku update kali ini akan menjadi yang terakhir, sekaligus mau kasih kabar baik nih! Kalau cerita ini alias how to love you akan segera di terbitkan, yeyyy!
jadi jangan lupa siapkan tabungan kalian dari sekarang yya biar bisa meluk how to love you versi novel!😉
pasti penasaran kan gimana dengan kelanjutan cerita ini? cerita lebih lengkapnya akan ada di novel! jadi aku berharap banget, kalian bisa membeli novel how to love you karena semuanya akan di kupas tuntas di novelnya. Dan sekarang, aku lagi naskahan buat novel ini. Doain aja yang terbaik ya, semoga semua berjalan dengan lancar! Aminnn!

untuk info lebih lanjutnya atau info tentang novel how to love you, akan aku infokan segera yya!

say goodbye to cast how to love you and see you in the novel version
😉👋🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How to love you ? || Lizkook [ SEGERA TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang