Setalah keluar dari kamar mandi, Junkyu mendapati Haruto yang tengah asik meminum birnya. Tunggu bir? Dia melakukan itu di depan anak di bawah umur? wah-wah sungguh kakak yang teladan batin Junkyu menggerutu.
"Sudah selesai?"
"Emm..."
"Tidurlah"
Junkyu memandang bergantian antara tempat tidur dan Haruto, dia bimbang maksudnya dia akan satu tempat tidur dengan kakaknya begitu? Mengingat di ruangan ini hanya ada satu sofa yang tidak terlalu besar. Bisa saja Junkyu tidur di situ tapi badannya pasti akan sakit semua jika ia bangun nanti, masa iya dia menyuruh Haruto untuk tidur di sofa? Padahal dia pemilik kamar ini.
"Aku tidur di sini?"
Ucap Junkyu dengan telunjuk yang di arahkan ke tempat tidur. Bukan maksud bagaimana mereka inikan baru saling mengenal, tidak dia sudah mengenal Haruto selama satu tahun.. ahh maksudnya mereka kan baru saling berbicara sacara panjang saat ini, jadi jika langsung tidur bersama itu akan terlihat aneh kan? Walaupun status mereka adalah saudara sekarang, itu akan sangat kaku dan canggung bagi mereka.Haruto berjalan mendekat ke arah Junkyu, hingga keduanya hanya berjarak satu jengkal saja. Posisi mereka terlalu dekat.
"Memang kau pikir akan tidur di mana selain tempat tidur ini?"
Ucap Haruto pelan namun malah terkesan mengintimidasi, Junkyu mengernyit tak suka ketika hidungnya mencium bau alkohol yang di minum Haruto saking dekatnya posisi mereka."Apa kau tidak masalah? Maksudku—"
"Kau takut padaku?"
Haruto menyela."T-tidak, bukan! aku hanya tidak ingin kau merasa terganggu dengan kehadiranku"
Junkyu menunduk tidak berani menatap lawan bicaranya."Lihat aku jika kita sedang berbicara Junkyu, aku tidak suka diabaikan. Dengan kau menunduk dan tak mau melihatku itu sama saja kau tak menghargaiku"
Haruto yang geram dengan kasar mengangkat dagu Junkyu dengan jemarinya. Tanpa sadar ia sedikit meremas dagu Junkyu hingga sang empu meringis kesakitan."Awh—Ma-af kak, aku tidak akan begitu lagi"
Entahlah setan mana yang merasukinya, bukannya dia melepaskan dagu Junkyu dia malah semakin mengangkatnya dan menuntun kepalanya ke bawah. Hei Haruto kau mau apa?
Hanya satu senti saja, kedua bilah bibir itu akan bersentuhan. Jika Haruto tidak tersadar apa yang ia lakukan saat ini. Dengan gerakan kasar ia melepaskan cengkramannya dan beranjak naik ke tempat tidur.
FUCK!
Junkyu? Pemuda itu cengo masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Oke dia mulai takut dengan kakaknya, bukankah jika kakaknya sampai seperti itu berarti dia memiliki ketertarikan menyimpang? Atau apakah dia tertarik dengan dirinya?
Membayangkan saja sudah membuatnya bergidik ngeri, merinding man.Dengan perlahan Junkyu menaiki tempat tidur, dan mencari posisi ternyaman, sebisa mungkin untuk menjaga jarak dengan Haruto.
Karena sudah terlalu lelah, akhirnya Junkyu terlelap begitu cepat, tanpa tahu bahaya yang mengintainya.
Haruto terpejam bukan berarti dia tidur, namun menunggu momen yang pas. Setalah memastikan Junkyu benar-benar tertidur, pelan namun pasti ia bergerak mendekat ke arah Junkyu. Memandangi pahatan sempurna di hadapannya, dia berpikir dengan paras manis kulit seputih susu, bibir semerah ceri yang ia yakin pasti sangat manis, serta bulu mata lentik, mata yang indah, hidung bangir dan pipi chubby dengan semburat pink itu adalah seorang lelaki? Bukan main, apakah dia awalnya diciptakan sebagai seorang perempuan? Tiba-tiba dia teringat dengan tingkahnya tadi, yang hampir mencium adiknya sendiri. Dia tak habis pikir kenapa dia bisa gegabah seperti itu, bisa-bisa Junkyu lari ketakutan jika ia terus begini.
Namun...
Dia tidak tahu sejak kapan dia menyimpang, mungkinkah saat ia bertemu dengan pemuda manis ini? Pertemuan pertama mereka satu tahun yang lalu membuatnya menyimpang begini?
Haruto menghela nafas berat, cobaannya akan bertambah lagi. Menahan sesuatu setiap harinya, mengapa? Karena ia tahu Junkyu akan setiap hari bersamanya hanya Junkyu tidak yang lain. Karena Papanya sendiri yang memerintahkan untuk tinggal berdua dengan Junkyu di apertemennya. Bermaksud untuk membuat mereka dekat dan tidak canggung lagi. Sebenarnya ini sangat menguntungkan baginya, Well Papanya memang sangat mengerti dirinya.
Tapi untuk Junkyu, pasti pemuda itu akan mempunyai beribu alasan untuk menolaknya."Cepat atau lambat aku pasti akan mendapatkan mu Junkyu, suka maupun tidak kau akan tetap menjadi milikku. Tidak ada yang bisa menghalangiku bahkan orang tua kita sekalipun"
Junkyu yang seakan mendengar ancaman di tidurnya menggeliat tak nyaman, seolah dia tahu apa yang akan terjadi pada dirinya kelak.
Semua itu tak luput dari mata tajam Haruto, dia mengulas senyuman manis sebelum detik berikutnya berganti dengan seringaian jahat di bibirnya.
Dan tanpa permisi, mencium pelan bibir semerah ceri itu dengan khitmad.
Haruto sudah gila, mencuri ciuman pertama dari seorang lelaki yang notabenya adalah adiknya sendiri. Camkan itu "Adiknya" dan "Seorang lelaki!"
Yahh.. benar dia sudah gila...
Dia tak mau munafik dia suka dengan rasa manis yang diberikan dari kedua bilah bibir merekah adiknya itu.
Damn Junkyu kau membuatku tidak waras!
Ngeng----
Vote n Komen
🌙🌠🦋🌻Te ri ma ka si h
💙💙💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother [Harukyu]
Фанфик"Sekarang aku mulai takut..." "Oh tidak, seseorang tolong aku" -Junkyu "Wanna play with me, baby boy?" "Sungguh sayang untuk dilewatkan" -Haruto