Six

4.7K 263 29
                                    

Malam telah tiba namun pemuda manis yang tengah berbaring di tempat tidurnya itu menatap suasana dengan pandangan kosong, ia tak beranjak atau bahkan bergerak sedikitpun dari tempat tidur sejak satu jam yang lalu atau bahkan dua jam? Hati dan tubuhnya terlalu sakit untuk sekedar bergerak atau bahkan berjalan, lagi-lagi ia menangis mengingat kejadian yang baru ia alami. Ia begitu frustasi bayangan-bayangan itu seakan selalu menghantuinya tak mau hilang dari pikirannya.

Kapan Bunda pulang? Kyu takut
Begitu batinnya berucap

Kalimat maaf pun ia lontarkan kepada Bundanya berulangkali, sarat akan penuh penyesalan walau bahkan ia di sini adalah korban, tapi ia begitu merasa bersalah sekaligus takut, takut akan rasa kecewa dari Bundanya ia tak sanggup membayangkan raut wajah Bundanya saat mengetahui semua rahasia ini. Junkyu menggeleng bersamaan dengan air mata yang terus menetes, tersenyum getir.. Kenapa takdirnya begitu kejam? Seharusnya ia bahagia kan mendapatkan keluarga baru yang lengkap? Seperti orang-orang atau keluarganya yang dahulu? Tapi kenapa Tuhan tidak adil kepadanya?

Matanya terasa berat ia ingin tidur tapi bayangan itu selalu muncul saat ia memejamkan mata, sungguh ia benar-benar lelah.
Ia sangat takut jika si "brengsek" Itu tiba-tiba mendobrak pintu kamarnya dan memaksanya kembali untuk melakukan itu.

Namun akhirnya Junkyu menyerah tanpa sadar ia terlelap begitu saja, pikiran dan tubuhnya benar-benar lelah.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat ini Haruto masih berada di kantornya, rasanya ia ingin buru-buru pulang dan menemui kesayangannya atau mungkin "mainannya"?
Senyum miring tercipta pada wajah tampannya.
Dalam hati berdoa agar dua orang itu belum kembali dari acara "berliburnya".
Segera ia bergegas merapikan berkas-berkas dan melenggang keluar menuju mobilnya.

Tidak pernah ia merasakan eforia seperti ini, tidak pernah ia sebegitu bersemangatnya seperti saat ini.

Mobilnya memasuki pekarangan rumah, ia keluar sebentar untuk membuka gerbang besi, kalau
kalian heran mengapa di kediaman Watanabe tidak ada satupun yang memperkerjakan Asisten Rumah Tangga jawabannya adalah karena si tuan rumah, Watanabe Hanbin sangat suka kemandirian bahkan sejak dulu pun memang seperti itu dia melakukan semua pekerjaan sendiri dan tentu saja itu semua menurun pada anaknya Watanabe Haruto. 

Haruto berjalan ke atas menuju kamarnya, sungguh jantungnya berdebar kencang entah karena apa. Karena Junkyu mungkin? Dalam hatinya ia tak ingin menyangkal bahwa benar ia sudah jatuh ke dalam pesona adiknya itu.

Dengan gerakan perlahan Haruto membuka pintu kamarnya dan terpampanglah kondisi adiknya yang tertidur pulas segera ia menghampiri adiknya dan berjongkok menyamakan tingginya dengan Junkyu yang tengah berbaring.

Ia mengusap pelan pipi selembut sutra itu,

Sangat cantik..
Junkyu benar-benar sangat cantik...

Bahkan saat sebuah luka menghiasi bibirnya dan kondisi mata yang sembam tetap tidak mengurangi kecantikannya? Dan bagi Haruto sendiri itu malah menambah kadar keseksiannya.

(Hei Haruto pikiranmu-_-)

Tiba-tiba ia teringat sesuatu, apakah Junkyu sudah makan? Bodoh! Dia kan sulit berjalan jadi untuk mengambil makanan tentu saja tidak bisa Haruto! Apa yang kau lakukan, kalau Junkyu sakit itu juga sangat merugikan dirimu sendiri.

Dengan spontan Haruto berjalan menuju ke dapur membuat makanan ala kadarnya yang mampu ia buat, ia berpikir sebuah bubur mungkin ide yang bagus.

Dengan tekun ia mulai memasak makanannya, walaupun tidak jago memasak tapi setidaknya dia bisalah sedikit memasak sesuatu yang simpel.

Step Brother [Harukyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang