Tanpa Judul

1 1 1
                                    

Happy Reading🌸


Seorang pemuda sedang berjalan dikoridor yang lumayan sepi sambil bersenandung ria. Nampaknya, dia sedang mencari teman-temannya yang tidak terlihat hidung batangnya sejak tadi.

"Ihhh... pada dimana, sih. Eyo cape kalo nyari-nyari terus," keluh Aero ketika dia belum juga menemukan anggota geng nya.

Berpikir jika sahabat-sahabat nya berada di lapangan, dia pun meneruskan langkahnya. Namun hasilnya nihil, bisa dilihat oleh Aero hanya ada beberapa siswa saja yang berada di lapangan dan diantara itu pun tidak terlihat sama sekali Raden dan yang lainnya.

"Astagfirullahaladzim, ini pada kemana sih para dedemit. Kalo butuh baru pada darateng, kalo gak butuh ditinggalin, ditinggali lagi. Heran sama para dedemit lima itu, gak ada gituh yang merasa kehilangan karena eyo gak ada?"

Tanpa disadari aero, sedari tadi ia menggerutu Raden dan lainnya mendengus kesal mendengar omongan unfaedah dari Aero.

Toni yang sudah greget kepada Aero pun segera menoyor kepala Aero dari belakang. Aero yang kaget pun langsung terpekik kesal.

"SIAL-- eh, hhe kalian. Kalian darimana aja, sih? Eyo cari-cari dari tadi juga, tapi kalian menghilang bak ditelan bumi,"

"Elo yang darimana aja, bayi. Ke toilet aja sampe seabad. Kesel nungguin Lo, jadi ya kita-kita ke rooftoop aja," jelas Sony.

"Ishh, cuma lama sedikit juga. Tadi tuh ada kendala tau, kenapa sih gak nunggu aja sebentar lagi, gak setia kawan banget, sih. Mana cape harus keliling sekolah cari kalian. Gak mau tau ah, pulang sekolah kalian harus trak--"

"Berisik! Kenapa gak telepon aja?"

Nah, kan. Kicep juga Aero kalo udah Jeffry yang keluar suara, mah.

Jengah mendengar perdebatan para sahabatnya, Raden memutuskan pergi dari sana. Lebih baik dia pulang saja meskipun waktu KBM belum selesai.

*****

Menyusuri jalanan yang cukup lenggang, akhirnya Raden pun sampai di kediamannya.

Sepi.

Satu kata itu cukup mewakilkan keadaan rumah Raden sekarang. Orangtua Raden masih berada di kantornya, sedangkan ART nya kemungkinan sedang berada di taman belakang.

'Drrt drrt drrt'

Tak lama setelah melihat siapa yang menelponnya, Raden pun mengangkat panggilan yang berupa video call tersebut. Senyumnya mengembang kala melihat wajah cantik kekasihnya yang berada dalam layar teleponnya itu.

Saking asiknya vidcallan, Raden tak sadar bahwa rumahnya, tepatnya dilantai 1, sudah seperti kapal pecah saja. Siapa lagi pelakunya kalo bukan para titisan dedemit yang sayangnya harus diakui Raden adalah para sahabatnya lucknutnya.

Bisa dilihat, Aero yang sedang mengemil dengan sampah snack disekitarnya, Sony dan Raka yang asik dengan PS nya, Jeffry dengan bukunya, sedangkan Toni sibuk dengan mobil legend nya.

"Anjirrr Sony kampret! Curang Lo! harusnya lo ngikutin jalurnya, bukan malah belok jalur tikus," kesal Raka.

"Ah, elah. Biar cepet Rak, gue mau ikut log in, sama si Toni,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Cogan's [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang