4

28.4K 2.6K 51
                                    

Happy Reading!!!
.
.
.
.

🍿🍿🍿🍿🍿

Sina tampil memukau malam hari ini. Dengan balutan dress merah selutut yang memamerkan bahu, dan mencetak pas lekuk tubuhnya. Disatukan dengan heels senada, serta sepasang perhiasan permata yang dikirimkan oleh neneknya tadi sore.

Kali ini, Sina telah memutuskan untuk datang. Tetapi tidak dengan ibunya, dia pergi sendirian. Tujuannya membuat kekacauan malam ini.

Dia tidak akan membiarkan dirinya kembali terjebak di dalam kandang domba penuh dengan ular ini untuk yang ke-dua kalinya. Kenangan pertama cukup sulit, lalu jika kembali terjadi. Tidak ada yang menjamin jika dirinya akan selamat dari patukan ular-ular berbisa yang tidak tahu diri.

Seperti adik tiri, dan mantan kekasih Sania mungkin. Jika diingat-ingat, sepertinya di masa lalu mereka juga memamerkan kemesraan mereka di depan Sina dan keluarga lainnya.

Bagaimana mungkin, Sina sangat bodoh sehingga tidak menyadari kejanggalan itu.

Tak ... Tak ... Tak ... Suara heels yang beradu dengan marmer granit terbaik menggema di lorong-lorong sunyi. Keadaan mansion sangat sepi. Mungkin karena para pelayan tengah berada di ruang makan untuk melayani para tamu dari neneknya.

Dengar-dengar hari ini, neneknya juga memiliki pengumuman penting untuk semua orang. Apapun itu, Sina tidak peduli.

Tujuannya datang hanya sebagai formalitas dan mengacau. Bahkan saat ini dia dengan sengaja datang dengan sedikit terlambat untuk membuat orang-orang itu murka, lalu mengusirnya dari mansion ini.

"Selamat datang, Nona."

Sina hanya mengangguk menanggapi pelayan yang menjaga pintu masuk ruang makan. Yah, benar-benar orang kaya. Bahkan pintu ruang makannya saja harus menjulang tinggi berlapis baja.

Dipikir-pikir, dulu waktu membangun mansion ini kakek buyutnya mempunyai inspirasi apa yah? Jadi sedikit penasaran.

"Sina, kau sudah datang, cucuku." Sambut Oma Cristal dengan hangat. Sina menyambut pelukan dari neneknya sesaat, kemudian mengurai pelukan itu dengan sedikit senyuman rindu yang tertahan.

Tidak boleh. Dia tidak boleh merasa kasihan pada neneknya sekarang. Ingat, nyawanya lebih penting okay. Ia tidak ingin mengulang kembali masa lalu dengan menyia-nyiakan hidupnya untuk berbuat baik yang tidak perlu.

"Kemarilah, sapa kakak-kakak sepupumu yang juga baru kembali dari luar negeri." Titah Oma Cristal mengarahkan Sina untuk memberi salam pada semua anggota tiga keluarga besar.

Sina hanya mengangguk sedikit sebagai formalitas. Ia tidak berminat untuk menyebutkan namanya lagi, untuk sekedar memperkenalkan diri. Kalo tidak kenal, toh salahkan mereka karena tidak update.

"Sina, ayah senang karena akhirnya kamu mau datang juga untuk bertemu dengan kami!" tutur Lingga kepada Sina dengan senyum hangat.

O--oh, untuk kali ini, Sina tidak akan tertipu. Lebih baik simpan saja senyum palsu itu rapat-rapat, dan biarkan dia melewati makan malam ini dengan tenang.

Melihat Sina yang tidak berniat menanggapi. Oma Cristal mempersilahkan Sina duduk di sebelahnya. Kemudian para pelayan mulai menghidangkan makanan di hadapan mereka.

Ragasina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang