10. I Will Be Responsible

408 29 0
                                    

Malam pun tiba. Saat ini, Taeyong dan Jaehyun, Ten dan Johnny, serta Winwin dan Yuta, sudah berkumpul di salah satu club terbesar di Korea Selatan.

"Karena ini hari kita berkumpul setelah sibuk kuliah. Bagaimana kalau kita cheers?" Seru Ten, meramaikan suasana yang sudah ramai.

Mereka semua pun ber-cheers bersama. Lalu minum segelas minuman keras berupa Wine dalam sekali teguk.

"Sshhh." Ringisan yang keluar dari mulut Taeyong, begitu ia meneguk habis satu gelas wine.

Gelayar panas langsung merasuki tubuh Taeyong.

Taeyong itu memang tidak kuat minum. Ia mempunyai kadar alkohol terendah di antara mereka. Berbeda dengan pasangan roullate-nya Jaehyun, yang memang mempunyai kadar alkohol tinggi.

"Dan satu cheers lagi, karena sebentar lagi kita lulus!" Ucap Ten yang sudah menuang gelas ke masing-masing temannya.

Baru saja Taeyong ingin cheers, gelas-nya sudah di ambil oleh Jaehyun.

"Kalau tidak kuat minum? Jangan di paksakan. Biar aku yang menggantikan kamu minum." Ucap Jaehyun, menatap Taeyong dengan tatapan khawatir.

Walaupun pencahayaan di sini gelap, Jaehyun dapat melihat raut wajah Taeyong yang sudah memerah karena segelas Wine.

"Tidak usah. Aku masih kuat kok." Ucap Taeyong, yang langsung mengambil gelas-nya yang ada di tangan Jaehyun, lalu ikut cheers bersama, dan meminum segelas Wine dalam satu kalu tegak lagi.

Setelah dua kali tegakan, mereka mulai minum sesuai yang mereka inginkan.

Bahkan Ten dan Johnny mulai saling membelit lidah mereka masing-masing, di hadapan pasangan mereka. Namun, seperti-nya pasangan mereka acuh akan ciuman itu. Mungkin karena efek mabuk, atau memang tidak perduli.

"Tae, hentikan. Kau sudah melebihi batas." Peringat Jaehyun, yang mulai mengambil gelas di tangan Taeyong.

"Jae, aku tidak mabuk! Aku masih kuat! Ayolah! Kau payah sekali!" Racau Taeyong.

Padahal Taeyong baru meminum 3 gelas Wine, tapi sudah mabuk saja. Benar-benar rendah kadar alkohol Taeyong.

Berbeda dengan Jaehyun yang masih 100 persen sadar, walaupun sudah meminum 5 gelas wine.

"Yak! Kau mau ke mana?" Tanya Jaehyun, kepada Taeyong yang tiba-tiba beranjak dari kursi-nya.

Untung saja Jaehyun tidak nge-bug dan cepat tanggap. Jadi, ia langsung menghentikan Taeyong, dengan memegang pergelangan tangan-nya.

"Aku ingin pergi ke kamar mandi! Ingin pipis sekaligus melihatnikan cupang-ku di sana." Ucap Taeyong, yang setengah-nya ngawur.

Taeyong langsung menyentakkan tangan-nya Jaehyun, dan pergi dari sana.

Tentu saja Jaehyun tidak tinggal diam. Ia segera menghampiri Taeyong yang sudah lebih dulu jalan. Bisa bahaya Taeyong kalau di tinggal sendirian!

Tapi tetap saja Jaehyun menunggu di luar toilet, sedangkan Taeyong masuk ke dalam sana.

Di dalam toilet, Taeyong langsung buang segela keperluan-nya. Setelah selesai, ia langsung keluar dari bilik toilet, menuju washtafel.

"Uwek!" Muntahan keluar dari mulut Taeyong, begitu ia tiba di depan washtafel.

Air mengalir dari keran begitu keras, setelah Taeyong menyalakan kran washtafel.

"Ini untuk-mu." Ucap seorang wanita yang tidak di kenal, memberikan Taeyong segelas air.

Taeyong yang kesadaran-nya sudah entah ke mana pun, langsung mengambil minum-nya. Menegak-nya sampai habis tak ada sisa, tanpa curiga sedikit pun.

Setelah selesai dengan keperluan-nya, Taeyong pun jalan keluar kamar mandi dengan sempoyongan.

Di luar, Jaehyun langsung menangkap Taeyong, memegang tangan Taeyong yang mulai menabrak orang lain.

Tak lupa Jaehyun meminta maaf atas kesalahan Taeyong, yang menabrak mereka. 

Sampai di meja mereka, Taeyong langsung duduk kembali ke atas kursi.

"Yak yak yak! Sudahi acara minum-mu sayang. Kau sudah sangat mabuk!" Ujar Jaehyun, yang langsung merebut gelas Taeyong.

"Jae, aku ingin lagi! Aku sudah besar tau! Kau tidak bisa melarang-ku!" Rengek Taeyong.

"Seperti-nya aku harus membawa-mu pulang." Ucap Jaehyun, yang langsung menggendong Taeyong ala bridal style.

Meninggalkan club ini, tanpa pamit kepada teman-temannya.

Sepertinya pamit pun percuma, karena Jaehyun tidak menemukan keberadaan mereka tadi, setelah kembali menemani Taeyong dari toilet.

Memasukkan Taeyong ke dalam mobil begitu sampai di parkiran, di susul diri-nya yang juga ikut masuk setelah-nya. Lalu menjalankan mobil-nya pergi.

Di sepanjang jalan, Taeyong terus meracau. Berbagai banyak ocehan yang di leluarkan Taeyong.

Terkadang Taeyong berbicara, lalu menangis, tersenyum, dan bahkan tertawa terbahak-bahak.

Jaehyun hanya bisa terkekeh gemas ketika mendengar racauan yang keluar dari mulut Taeyong.

Sampai akhir-nya mereka tiba di depan gedung pencakar langit.

Tidak! Jaehyun tidak membawa Taeyong kembali ke rumah-nya. Bisa gawat nanti kalau Jaehyun membawa Taeyong pulang ke rumah, dengan keadaan Taeyong yang mabuk parah seperti ini.

"Jae, panas." Rintih Taeyong, ketika merasakan geliyar panas di tubuh-nya.

Jaehyun yang hendak keluar, setelah melepaskan kedua seatbelt milik-nya dan Taeyong, langsung menghentikan niat-nya.

"Panas?" Tanya Jaehyun.

"Iya! Panas sekali! Apakah ac mobil-mu sedang rusak?" Jawab Taeyong, lalu bertanya kembali kepada Jaehyun.

"Kau habis meminum sesuatu dari orang yang tidak di kenal?" Tanya Jaehyun.

"Eum, aku tid--ashhh panas Jae!" Ringisan Taeyong yang keluar dari mulut-nya, seraya meraba seluruh tubuh-nya.

'Oh Shit!' Rutuk Jaehyun. Seperti-nya benar kalau misalkan Taeyong meminum-minuman dari orang yang tidak di kenal!

Tanpa menunggu lama, Jaehyun langsung keluar dari mobil-nya, langsung menuju pintu mobil satu-nya, dan mengeluarkan Taeyong dari sana, dengan menggendong-nya ala bridal style, masuk ke dalam apartemen milik-nya.

---

Sampai di dalam apartemen, Jaehyun langsung menaruh Taeyong di atas ranjang milik-nya.

"Jae! Tolong aku!" Rengek Taeyong, yang saat ini sedang meraba dan mengipasi diri-nya sendiri.

"Nyalakan ac-nya! Dan setel yang paling dingin Jaehyun! Apakah kau tidak mampu untuk membeli ac dengan pk yang lebih dingin?!" Racau Taeyong yang sangat kesal, karena panas dari tubuh-nya yang tak kunjung hilang. Malah semakin menambah.

"Yak! Aku ini pewaris tunggal perusahaan Jung! Kau--"

"Kalau begitu, kenapa di udara sini sangat panas?!" Teriak Taeyong yang sudah kesal.

"Kau panas bukan karena suhu ruangan di sini! Suhu ruangan di sini sangat dingin Lee Taeyong. Kau tidak melihat? Aku bahkan memakai ac yang seperti ada di mall?!" Balas Jaehyun, namun tetap pada nada biasa-nya.

Ia sedang menekan keinginan untuk menerkam Taeyong saat ini. Karena err, Taeyong sangat menggoda saat ini.

"Kalau kau tau penyebab-nya? Cepat bantu aku!" Pinta Taeyong.

"Kau akan menyesal nanti!" Ujar Jaehyun frustasi.

"Bagaimana bisa menyesal?! Kau hanya membantu-ku! Cepat-lah!" Pinta Taeyong.

"Tae--" ucapan Jaehyun terpotong, karena Taeyong yang menarik-nya.

Tubuh Jaehyun sedikit oleh karena tarikan itu. Bahkan saat ini Jaehyun sudah berada di atas tuhuh Taeyong, dengan keadaan kedua bibir mereka yang menyentuh satu sama lain.

Taeyong langsung mencium bibir Jaehyun dengan rakus. Tangan-nya tak diam saja, Taeyong mulai meraba Jaehyun.

Jaehyun meringis. "Aku akan bertanggung jawab, apapun yang akan terjadi."

ROULATTE - JAEYONG, YUWIN, JOHNTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang