"Oppa, dia berbicara apa?" Tanya Winwin, kepada Yuta.
"Win, itu kan ada subtitle Korea-nya." Ucap Yuta yang lelah karena terus memberitahu-kan setiap dialig yang di keluarkan para pemain.
"Oppa! Oppa-kan tau sendiri kalau misalkan bahasa Korea aku masih remedial!" Ucap Winwin, di iringi dengusan kasar karena kesal.
"Ya aku tau tapikan--"
"Ya Tuhan! Dia tampan sekali. Coba saja dia nyata, aku pasti akan mendekati-nya, agar aku bisa menjadi kekasih-nya." Pekik Winwin yang terkesima melihat karakter fiksi yang sedang ia tonton bersama Yuta. Sukses membuat ucapan Yuta terpotong.
Yup, tadi Yuta mengajak-nya untuk menonton film di apartemen-nya. Winwin yang memang saat itu tidak ingin pergi ke lain tempat, dan tidak ingin pulang pun menyetujui ajak-kan Yuta.
Yuta mengajak-nya untuk menonton anime. Winwin setuju saja tanpa memprotes apapun. Beda sekali dengan Ten yang akan kesal, apabila Yuta menonton anime.
Bagi Winwin, yang terpenting pemeran-nya tampan. Karena Winwin sangat suka menonton film yang aktor-nya tampan. Kata-nya sekalian cuci mata selagi nonton.
"Itu tidak akan terjadi Win." Peringat Yuta.
"Ya aku tau! Kan aku bilang kalau misalkan dia nyata." Balas Winwin.
"Kalau nyata pun kau tidak bisa. Karena aku tidak mungkin membiarkan itu terjadi." Ucap Yuta.
"Maksud Yuta?" Tanya Winwin yang saat ini sudah mengerjapkan mata-nya bingung.
'Bersaing dengan Jaehyun saja sudah susah. Apalagi bersaing dengan dia.' Ucap Yuta yang tentunya hanya bisa ia katakan dalam hati.
"Tidak ada. Kau ingin pesan apalagi?" Tanya Yuta.
"Boleh?" Tanya Winwin.
"Tentu saja boleh Winwinie sayang. Kau mau pesan apa?" Tanya Yuta yang sudah bersiap membuka aplikasi makanan pesan antar.
"Donkatsu and cola!" Jawab Winwin antusias.
"Apa lagi?" Tanya Yuta.
"Itu saja Oppa." Balas Winwin.
Yuta terkekeh dan segera memesan pesanan Winwin. Sekaligus memesan makanan untuk diri-nya.
"Oppa, setelah menyelesaikan kuliah, Oppa kembali ke negara asal, atau lanjut kerja di sini?" Tanya Winwin.
Yuta yang sudah selesai memesan pun langsung menjawab perkataan Winwin, tanpa pikir panjang. "Tidak tau. Kalau kau sendiri mau kembali?" Tanya Yuta, yang sangat penasaran akan jawaban Winwin.
"Ish! Kok tidak tau sih?! Kalau aku sih ingin coba kerja dulu selama satu tahun di sini. Kalau cocok sih lanjut kerja di sini tanpa kembali. Tapi kalau tidak cocok, atau tidak menemukan pekerjaan selama satu tahun? Aku akan kembali ke China." Jawab Winwin.
"Aku tidak mempunyai planning apapun." Jawab Yuta, yang sukses membuat Winwin terkejut mendengar-nya.
"Loh, kenapa bisa?" Tanya Winwin.
"Aku takut." Jawab Yuta.
"Takut? Takut akan hal apa?" Tanya Winwin lagi. Baru kali ini Winwin mendengar Yuta takut.
"Takut apabila semua tidak berjalan sesuai dengan planing-ku. Kau tau? Hidup tidak semudah rencana yang kau buat. Jadi, daripada aku membuat planning, lebih baik aku menjalankan-nya saja." Jelas Yuta.
"Aku tau mungkin Yuta Oppa takut. Tapi Oppa, semua itu harus ada rencana-nya. Kita hidup itu perlu rencana Oppa. Bahkan Tuhan saja memiliki rencana untuk kehidupan umat-nya. Masa kau yang sebagai umat-nya sendiri tidak memiliki rencana." Jelas Winwin, memberikan pengertian kepada Yuta.
"Aku tau. Tapi tetap saja, aku tidak mau membuat planning yang nantinya akan membuat-ku cemas. Jadi, daripada membuat planning, lebih baik aku berusaha sekuat tenaga agar tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarga." Balas Yuta.
Baru saja Winwin ingin membalas ucapan Yuta, niat-nya ter-urungkan karena melihat adegan di film yang ia tonton.
"Oppa, ciuman itu enak atau tidak sih?" Tanya Winwin, begitu melihat adegan kissing dari film.
"Kau belum pernah?" Tanya Yuta.
Winwin langsung menggelengkan kepala-nya sebagai jawaban. "Belum pernah." Jawab Winwin.
"Jaehyun? Dia tidak pernah mencium-mu?" Tanya Yuta.
"Pernah. Tapi tidak pernah di bibir." Jawab Winwin.
"Benarkah?" Tanya Yuta tak yakin dengan jawaban Winwin.
"Benar Oppa. Untuk apa aku berbohong." Ujar Winwin yang mulai kesal karena Yuta tak mempercayai ucapan-nya.
"Kau ingin merasakan-nya?" Tanya Yuta.
"Ingin. Apakah Oppa ingin membantu-ku?" Ujar Winwin.
Jangan tanyakan bagaimana reaksi Yuta saat ini! Terkejut? Tentu saja ia sangat terkejut!
"Yakin? Tidak akan menyesal?" Tanya Yuta sekali lagi, meyakinkan Winwin.
"Yakin! Oppa mau membantu-ku tidak?! Jaehyun selalu menolak-ku dengan alasan ingin menjaga-ku. Jadi, Oppa mau bantu aku tidak?! Jangan hanya bertanya doang kalau-- hmpph." Ucapan Winwin terhenti karena Yuta yang lebih dulu mencium diri-nya.
Bukan hanya mencium, Yuta sedikit melumat bibi Winwin yang terus terdiam.
Tak sabar, Yuta pun mengigit bibir bawah Winwin. Sukses membuat Winwin meringis, dan membuka sedikit mulut-nya.
Yuta yang melihat adanya kesempatan pun tidak di lewatkan dengan sia-sia. Ia langsung masuk ke dalam rongga mulut Winwin. Membelit lidah Winwin yang mulai menerima dan membalas sedikit ciuman-nya. Tak lupa Yuta mengabsen tiap gigi Winwin. Tidak memberikan jeda untuk Winwin bernafas.
Winwin sangat sulit untuk mengimbangi permainan Yuta yang sangat handal. Ia merasa kesusahan sekaligus menikmati permainan Yuta.
Seakan pernafasan-nya sudah sedikit, ia langsung memukul pungguh Yuta, agar dia melepaskan ciuman-nya.
Yuta yang paham kalau Winwin sudah kehabisan nafas pun langsung menyudahi ciuman-nya.
Di seka-lah air liur yang entah milik siapa, yang ada di sekitaran mulut Winwin oleh Yuta. Di lanjutkan dengan milik-nya.
Yuta terkekeh begitu melihat Winwin yang sedang berusaha mengais pasokan oksigen.
"Bagaimana? Apakah enak?" Tanya Yuta.
"Enak, tapi tidak bisa nafas. Kenapa kau seperti itu? Seperti ingin memakan-ku?" Tanya Winwin dengan polos-nya.
"Karea bibir-mu sangat manis. Kau pakai pelembap bibir apa?" Tanya Yuta penasaran.
"Vanilla." Jawab Winwin.
"Benarkah? Aku sangat menyukai-nya." Ucap Yuta.
"Benarkah? Jaehyun juga sangat menyukai rasa vanilla. Makanya aku memakai berbagai rasa yang berbau vanilla." Seru Winwin.
"Tidak! Aku tidak menyukai rasa vanilla." Ucap Yuta tiba-tiba, yang sukses membuat Winwin bingung.
"Loh kenapa? Tadi bilang kalau Yuta Oppa menyukai-nya. Tapi kenapa tiba-tiba langsung tidak menyukai-nya?" Tanya Winwin penasaran. Baru seperkian detik soal-nya.
"Aku jadi tidak suka rasa vanilla. Besok kita akan belanja untuk mengubah rasa vanilla, menjadi rasa strawberry." Ucap Yuta.
"Oppa menyukai rasa strawberry?" Tanya Winwin antusias, seakan melupakan rasa penasaran-nya tadi.
"Heum. Lebih baik strawberry daripada vanilla bukan?" Ucap Yuta.
"Iya! Kau benar! Aku juga menyukai strawberry, tapi Jaehyun tidak menyukai-nya. Jadi, aku memakai Vanilla." Ucap Winwin.
"Sekarang kau tidak perlu melakukan itu lagi. Aku akan membelikan semua yang kau suka."
'Daripada harus berbagi rasa dengan Jaehyun.'
KAMU SEDANG MEMBACA
ROULATTE - JAEYONG, YUWIN, JOHNTEN
FanfictionCERITA INI KHUSUS JAEYONG, YUWIN and JOHNTEN SHIPPER! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA SHIPPER INI? DILARANG UNTUK MEMBACA, MENGHUJAT, SERTA MENGKRITIK oNEGATIF DI KOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA PARA MEMBER, BAIK JUNG JAEHYUN, LEE TAEYONG, SEO J...