2. First Day

652 31 1
                                    

Hari pertama pertukaran pasangan mereka di mulai. Johnny, Jaehyun, dan Yuta mulai menjemput kekasih roulatte mereka.

Johnny menjemput Ten, Jaehyun menjemput Taeyong, dan Yuta menjemput Winwin.

Mereka bertiga ini sahabat satu sama lain. Johnny, Yuta dan Jaehyun yang bersahabat satu sama lain, sama hal-nya dengan Ten, Winwin dan Taeyong.

"Udah nunggu lama?" Tanya Jaehyun, kepada Taeyong yang sudah stand by di halaman rumahnya.

"Gak kok, baru aja duduk. Kau udah sarapan? Mau sarapan di rumah-ku?" Tanya Taeyong.

Jaehyun menggelengkan kepalanya. "Bagaimana kalau kita sarapan di luar saja?" Usul Jaehyun.

"Memang kenapa di rumah-ku? Apakah masakan di rumah-ku tidak enak?" Tanya Taeyong, menatap Jaehyun dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Yak! Aku tidak bermaksud dan berkata seperti itu." Pembelaan Jaehyun.

"Lalu apa? Ayo kita sarapan dih rumah-ku." Ucap Taeyong yang langsung menarik Jaehyun masuk ke dalam rumahnya.

Sampai di ruang makan, Jaehyun dapat melihat Nyonya dan Tuan Lee yang sedang makan bersama.

"Selamat pagi Tuan dan Nyonya Lee." Sapa Jaehyun.

Tuan dan Nyonya Lee yang sedang makan pun menghentikan makannya, menatap Jaehyun yang kini sedang menatapnya.

"Pagi Jung Jaehyun." Seru mereka berdua secara bersama.

"Ayo makan bersama kita." Seru Nyonya Lee yang langsung beranjak dari duduknya dan langsung menarik Jaehyun, serta mendudukkan Jaehyun di meja makan.

Taeyong yang melihat itu terdiam sejenak. Eomma dan Appa-nya tidak pernah se-wellcome itu kepada seseorang. Bahkan kepada Johnny yang merupakan kekasih selama beberapa tahun, tidak pernah di perlakukan seperti itu.

Dengan kebingungan yang menerpa, Taeyong mulai makan bersama.

Selesai sarapan, Taeyong dan Jaehyun langsung pamit berangkat ke kampus mereka.

Sedangkan di lain sisi, Yuta dan Winwin baru saja sarapan bersama di kantin kampus mereka.

Yup, mereka memutuskan untuk sarapan bersama karena mereka berdua itu anak rantau yang jauh dari orang tua. Yuta yang orang tuanya ada di Jepang, sedangkan Winwin yang orang tuanya ada di China.

Sebenarnya bukan hanya Winwin dan Yuta yang anak rantau. Johnny dan Ten juga anak rantau. Johnny yang berasal dari Chicago, sedangkan Ten Thailand.

Acara makan Winwin sempat terhenti ketika melihat Yuta yang tiba-tiba beranjak dari duduknya dan berdiri di belakangnya dan langsung mengikat rambut Winwin dengan kunciran yang ia bawa.

"Makasih Oppa." Ucap Winwin, setelah Yuta selesai menguncir rambutnya.

Yuta menganggukkan kepalanya. "Sama-sama." Balas Yuta.

"Karena kelas kedua masih lama, bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan keluar kampus, bagaimana?" Tawar Yuta.

Winwin menganggukkan kepalanya antusias. Ia sangat suka di ajak berpergian keluar.

"Tapi gapapa kalo kita keluar? Oppa gak mau ketemu sama Ten?" Tanya Winwin.

"Win, ingat perjanjian permainan ini gak?" Tanya Yuta yang langsung di balas anggukkan kepala oleh Winwin.

"Tau kok." Sahut Winwin.

"Jadi, jangan membahas orang lain pas kita lagi jalan berdua ya? Saat ini, kamu pacar aku." Titah Yuta.

"Tapikan." Cicit Winwin yang ingin mengucapkan kata, namun tidak jadi karena merasa tidak enak.

Yuta mengulum senyumnya ketika melihat tingkah menggemaskan Winwin. Winwin terlihat seperti anak ayam kalau seperti ini.

Setelah selesai, mereka mulai pergi meninggalkan kantin, menuju parkiran gedung, dan mulai pergi meninggalkan gedung kampus menuju suatu tempat.

Dan di lain tempat, ada dua orang manusia yang baru saja membuka matanya.

Kegiatan malam yang Ten habiskan bersama Johnny, benar-benar menguras tenaga Ten.

"Sudah bangun sweet heart?" Tanya Johnny yang saat ini tengah duduk di atas kursi, dengan tangan yang memegang secangkir kopi.

Ten yang baru saja bangun pun terkejut dengan suara Johnny. "Heum. Tenaga-ku habis karena ulah-mu!" Rutuk Ten kesal.

Sedangkan Johnny? Ia hanya terkekeh mendengar ucapan jujur dari Ten.

"Jangan salahkan aku. Siapa suruh kau sangat menggoda tadi malam?" Balas Johnny.

"Tapi kau menikmatinya bukan?" Tanya Johnny, seraya menatap Ten dengan seringaiannya.

Ten tidak bisa menyangkal ucapan Johnny. Service yang Johnny berikan tadi malam sangat-lah memuaskan.

Jadi, Ten tidak bisa berkata tidak. Ten itu tipikal orang yang kalau ia menyukai sesuatu? Ia langsung berkata suka, dan sebaliknya.

"Bagaimana? Pasti lebih enak daripada Yuta bukan?" Tanya Johnny lagi, seraya menaik-turunkan alisnya.

Ten mendecak mendengar perkataan Johnny. "Lebih enak aku atau Taeyong?" Balas Ten, seraya memasang seringaian di wajahnya.

Johnny dan Ten hanya diam saling pandang satu sama lain, sebelum akhirnya mereka sama-sama tertawa.

"Cepat-lah berpakaian. Sebentar lagi kelas kita akan di mulai. Ingat, kelas pagi ini di awali dengan guru killer. Aku tidak mau terkena ocehan di awal aku kuliah." Ucap Johnny, memperingati Ten.

"Gendong aku! Aku sangat tidak ada tenaga untuk berdiri." Pinta Ten, seraya merengganggkan tangannya, meminta Johnny untuk menggendong dirinya.

Johnny terkekeh, ia menaruh secangkir kopinya ke atas meja. Lalu menghampiri Ten yang tengah terduduk di atas ranjang.

Tangan Johnny ter-ulur untuk menggendong Ten ala bridal style, lalu menaruh Ten ke dalam bath up yang ada di dalam kamar mandi apartemen-nya.

"Mau mandi sendiri? Atau aku mandi-kan?" Tanya Johnny, seraya meng-kerlingkan matanya, menatap Ten dengan tatapan nakal miliknya.

Ten memutarkan kedua bola matanya jengah, ketika dirinya melihat tatapan mata dari Johnny. "Tidak! Aku bisa mandi sendiri! Kalau aku mandi dengan dirimu? Bisa-bisa kita terlambat ke kampus!" Ucap Ten, menolak tawaran Johnny.

"Padahal kalau telat karena itu, aku tidak keberatan sama sekali." Balas Johnny acuh.

Ten mendengus. "Keluar-lah! Kau memperlambat upacara mandi-ku!" Titah Ten yang sudah siap melempar Johnny pakai botol shampo yang telah ia pegang.

Johnny terkekeh, lalu bergegas keluar, menunggu Ten di luar.

Ten pun segera memulai ritual mandinya. Ia sedikit memaki Johnny ketika melihat banyak sekali tanda kepemilikan yang Johnny buat di sekitaran tubuh-nya. Bukan hanya di tubuh! Di sekitaran lehernya juga banyak! Sepertinya ia harus memakai foundation yang banyak untuk menutupi tanda yang Johnny buat.

Setelah selesai mandi, baik Tenmaupun Johnny bergegas pergi keluar apartemen, menuju kampus mereka. Tapi sebelum mereka pergi ke kampus, mereka memutuskan untuk pergi makan terlebih dahulu.

"Mau makan di mana?" Tanya Johnny kepada Ten yang tengah bermain ponselnya.

"American Food gimana?" Tanya Ten yang langsung di setujui Johnny.

Johnny langsung mengendarai mobilnya menuju restaurant yang menyediakan menu orang-orang Amerika.

Setelah memarkirkan mobilnya, mereka berdua bergegas keluar dan masuk ke dalam restaurant. Duduk di kursi yang telah tersedia, memesan makanan yang mereka inginkan, lalu memakan makanan yang telah datang.

Setelahnya, baru-lah mereka pergi ke kampus, memulai kelas pertama mereka.

ROULATTE - JAEYONG, YUWIN, JOHNTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang