***
Hidup itu pilihan, hidup memang ditakdirkan untuk memilih bukan?. Memilih baik atau buruk, itu semua pasti memiliki konsekuensinya masing-masing.
Ada yang memilih untuk stay menjadi baik, sampai lupa kalau dirinya sering dimanfaatkan oleh orang lain. Ada yang memilih menjadi kurang baik, sampai lupa alasan dia diciptakan.
Dunia memang tidak pernah adil, sampai kapanpun kau mencari keadilan pasti masih ada saja ketidakadilan lain yang membuatmu mundur mencari keadilan.
Uang, Relasi, Kuasa, bahkan sampai Jual Diri bisa membeli namanya keadilan. Fenomena yang miris tapi terbukti.
Masih mau nyangkal?. Kurang jelas apalagi coba?. Koruptor dengan seenaknya punya uang mengurangi masa tahanannya. Para pencari kerja yang mulus diterima kerja, akibat relasi orang dalam. Para pejabat yang bisa menutup mulut banyak orang, agar sifat buruknya tidak ketahuan. Para atasan yang rela menjadi penjilat dahulu sebelum dirinya naik jabatan.
Lantas untuk apa kita hidup?. "Mencari pahala," ujar orang gila agama. "Cari cuan," ujar mereka yang maruk kekayaan.
Bukankah kita hidup juga butuh uang?. Bukankah ketika kita mati kekayaan itu kita tinggalkan?. Lantas, untuk apa menjadi gila agama, kalau tetap miskin dan diinjak-injak seperti orang tak berdaya. Lantas untuk apa menjadi gelimang harta, kalau nanti di alam kubur sendiri tanpa saudara.
Apapun pilihannya, nyatanya kita harus tetap hidup. Kita harus tetap bangkit. Kita memang orang biasa di mata orang yang baru mengenal kita, tapi kita juga bisa buruk atau baik di mata orang yang sudah lama mengenal kita.
Semua tergantung dirimu saat ini, mengikuti trend beban keluarga, atau mau menyusul orang beragama tapi kaya. Paket komplit kalau hidup kaya semuanya, tapi jangan lupakan satu hal semua itu sama sekali tidak akan semudah yang dibayangkan.
Tantangan akan selalu datang setiap saat, setiap waktu, setiap langkah, dan itu pasti. Mau melewatinya atau berbalik kembali, itu urusanmu. Tapi yang jelas semua ada konsekuensinya masing-masing.
Jadi, untuk apa kita masih bertahan hidup?.
~Dari pojok sepi tanpa arti
Catatan:
Sampai jumpa di part selanjutnya:)
"Kamu masih kuat kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Adalah Kata Bukan Kita
RandomHai, kamu iya kamu! Selamat ya, kamu masih kuat sampai saat ini. Meski kisah kita berbeda, tapi aku percaya, kisah yang aku buat ini masih tentang kita bukan aku atau kamu. Jadi tetep hebat ya, di mataku, di mata orang lain, dan di mata dirimu sendi...