Rumah...

13 1 2
                                    

Kata orang, rumah adalah tempat beristirahat dari lelahnya aktivitas seharian di luar. Bagi sebagian puitis rumah adalah kata paling nyaman dari perjalanan panjang.

Apapun definisinya, rumah harusnya adalah tempat istirahat dari sebuah perjuangan, rumah tempat untuk beradu menceritakan keluh kesah setelah kepergian yang memenatkan.

Tapi tak bisa kita pungkiri, justru sebagian besar orang memaknai rumah sebagai awal dari kata pergi, ya pergi karena ribuan masalah berawal dari rumah.

Kata berjuang, kata perjalanan, dan kata-kata lain hanya sebuah plotwist dari kata menghindari masalah itu sendiri. Bersembunyi dibalik kalimat yang seolah menjelaskan bahwa rumah adalah tempat bersemayam yang tentram.

Padahal rumah adalah sumber keterpurukan, sumber perdebatan, dan segala sumber yang datang untuk membuat kita justru pergi untuk berjuang sendiri atas nama perjalanan menuju kedewasaan.

Tidak sedikit yang menganggap rumah menjadi sarangnya keterpurukan, tapi terlepas dari itu semua, kalimat "Rumah adalah tempat berpulang" itu benar adanya.

Sekeras apapun hal yang terjadi di rumah, nyatanya rumah masih punya cara tersendiri untuk membuat kita menemui kata "kembali".

Entah sehancur apapun atau sebobrok dan remuknya rumah didalamnya, sejatinya dia adalah rumah yang kita cari untuk menuju kata pulang.

Sebuah apartemen mewah, hotel bintang 5, atau bahkan resort dekat pantai yang penuh dengan ketenangan ombak, akan kalah pada akhirnya pada rumah yang menerima kamu apa adanya.

Walau definisi rumah kita itu akan berbeda, aku akui bahwa aku tak akan pernah menghardik arti rumah yang kamu punya. Aku cuma ingin kamu ingat satu hal, untuk apa kamu pergi terlalu jauh, jika yang kau cari pada akhirnya rumah.

Cerita kita diluar rumah, pasti berbeda dengan cerita didalam rumah, seberat apapun ingatlah satu hal jalan pulang masih akan sama, tidak ada satu gang pun yang berbeda, ketika kamu kembali untuk menuju rumah.

Rumah yang kau benci, rumah yang penuh caci maki, rumah yang katanya tempat awalnya seribu mimpi, masih akan tetap menyambutmu dengan hangat pada kata kembali setelah pergi.

Sejauh apapun kaki melangkah, dimana bumi di pijak disitu lah rumah masih akan tetap menjadi kalimat dari berbagai alasan kamu untuk mengetahui arti "menanti".

Sejuta harap, cita, maupun asa. Satu hal, rumah masih menjadi misteri yan rumit yang membuat kita tertarik untuk berlabuh bak perahu yang telah berlayar hilang arah ditengah arungan samudera.

Sekali lagi rumah masih menjadi kalimat indah meski sulit untuk diucapkan. Rumah yang kita gadang-gadang setelah ribuan abad kita tinggal, niscaya masih sama menjadi tempat peluh yang penuh rindu.

'Dari rumah yang aku rindu

Catatan:

Sampai jumpa di part selanjutnya:)
"Rumah memang tak seindah yang dibayangkan, tapi ingatlah rumah yang membawa kakimu melangkah hebat sejauh ini,"

Ini Adalah Kata Bukan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang