Monolog Tak Berujung

9 1 0
                                    

Hai, ini mungkin pertama kali gue kenalin diri gue sebagai penulis yang ngerasain langsung rasanya nulis pake hati.

Gue baru pertama kali kehilangan orang yang penting bagi hidup gue. Nenek gue, mungkin orang ngira gue terlalu berlebihan, tapi nyatanya gue anak broken home yang dibesarkan oleh nenek. Ya, sama seperti broken home di lingkungan gue yang lain.

Orang yang pernah ditinggal sama orang yang udah gak bisa balik lagi sering bilang, susah lo ngelupainnya, pasti ada hal yang beda saat dia gak ada. Gue kira itu untaian kata pemanis doang saat kesedihan, nanti juga kalau udah terbiasa gak baka deh ngomong itu lagi.

Tapi ternyata hal itu gak berlaku, apa yang terjadi sama mereka terjadi sama gue, benar adanya kalau orang gak akan ngerti sebelum dia ngerasa hal itu sendiri, dan akhirnya gue kena karma akan itu.

Setelah nenek gak ada, sumpah dunia gue kaya berubah, banyak yang hilang, banyak yang seolah gak bisa tanpa hadirnya dia lagi. Apalagi beliau gak ada tepat 2 hari sebelum hari raya. Vibes raya yang tiap tahun hangat kini malah sepi. Emang bener ya, kalau orangnya udah gak ada ya, yang tersisa cuma kenangannya.

Btw, bukan tanpa sebab ya bab ini gue beri judul "Monolog Tak Berujung". Itu karena komunikasi yang biasanya terjalin dua arah kini hanya satu arah yang melakukan. Sama seperti gue dan Nenek, dia gak akan bales omongan gue lagi, dia gak akan ngumpel kalimat gua lagi, dan gak akan ada yang nyaring saat namaku disebut kembali untuk komunikasi denganmu.

Komunikasinya hanya berupa monolog sekarang, gue yang harus ngomong depan kuburan dia, ngadu dari setiap jengkal kehidupan tanpa nasihat lagi didalamnya, dia emang masih menjadi pendengar tapi bukan menjadi komunikator dan partner curhat lagi.

Jadi hargai ya selagi ada, banyakin momen selagi bisa, dan jangan lupa buat dia bahagia selagi masih ada masanya.

Gue sadar, setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Jadi di kehidupan yang terus berputar ini, jangan sampai keputusan yang kita ambil sekarang harus merubah sejauh yang kita tidak pernah bayangkan.

Hidup cuma sekali, kalau gak digunain semaksimal mungkin, mau dikasih jatah apa lagi? Dasar manusia penuntut.

~Dari lorong sepi nan hampa

Catatan:

Sampai jumpa di part selanjutnya:(
"Jangan menyerah ya!,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ini Adalah Kata Bukan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang