Chapter 0/6

8.9K 1.3K 24
                                    

Sebelum baca vote dulu yaaa

Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar

↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞

Kereta keluarga Gyardo datang dihalaman rumah Marquess dengan beberapa ksatria terkuat untuk menjaga sang tuan muda. Kereta itu lebih besar dari pada kereta bangsawan biasa, Kereta khusus yang dibuat mengingat kondisi Christian yang memang butuh penanganan khusus.

Lumia kini sudah diluar bersama dengan Ilene, sementara Rosesa sedang disiapkan dengan beberapa persiapan yang belum selesai bersama Dastin.

"Nona Lumia, silahkan memasuki kereta. Tuan Christian sudah ada didalam,"ujar salah satu ksatria, Lumia hanya mengangguk dan menujuk beberapa barang miliknya yang perlu dibawa.

"Hati-hati," suara itu mengintrupsi Lumia, gadis itu menoleh singkat kearah Ilene yang memasang wajah datar. Ia malah merasa pendengaran rusak, mengingat Ilene tak mungkin berbicara seperti itu.

Saat Lumia beranjak, pandangan Ilene melembut saat tubuh sang adik memasuki kereta sepenuhnya.

Lumia masuk kedalam kereta dengan anggun. Ia sedikit tersentak saat melihat Christian yang tengah dalam posisi setengah duduk. "Selamat siang Lumia,"sapaan hangat itu, membuat debar jantung Lumia menggila. Suara berat yang nyaris langsung bisa menjatuhkan hatinya.

"Christian, wah ini luar biasa. Bagaimana bisa? Apa kau sudah kembali normal?" tanya Lumia dengan raut wajah penuh antusias.

Christian tersenyum lembut. "Sayangnya belum, baru setengah badan ku yang berfungsi. Aku belum bisa berjalan," jawabnya ringan.

Christian itu tipe pemuda yang hangat dan rupawan bak dewa Yunani. Lumia senang bisa mengenal pemuda baik macam dia.

"Ini berkat kau yang membawa air mata dewa pada ibu, terimakasih banyak Lumia."lanjut Christian.

Kereta mereka mulai beranjak, Lumia hanya membalas dengan anggukan kepala. "Christian sebenarnya kenapa bisa hal ini terjadi? Maksudku apa kau mengetahui penyebab kau lumpuh?"

Christian mengalihkan pandangan keluar jendela. "Mungkin."jawabnya nampak ragu.

Mungkin itu termasuk topik yang terlalu sensitif untuknya. Lumia tidak mempertanyakan apapun setelahnya, namun gadis itu beranjak duduk menjadi disebelah Christian.

"Kau bisa meminta tolong pada ku jika ada yang tidak nyaman, ini perjalanan yang cukup panjang." ujarnya, takut jika Christian sulit meminta tolong jika ia terlalu jauh dari jangkauan pemuda itu.

Tangan Christian terulur lalu menggenggam lengan Lumia, jari jemarinya menyusup saling menggenggam, sebelum akhirnya diangkat dan dikecup pelan oleh pemuda itu. "Terimakasih Lumia,"ucapnya dengan senyum lembut yang kembali melekat dibibir pemuda itu.

Apa mungkin nantinya ia harus melepaskan pemuda semanis Christian. Baik dikehidupan sebagai Renata ataupun Madeline ia belum pernah merasa sehangat dan semendebarkan ini saat diperlakukan oleh seorang pria.

Bolehkah ia lebih memilih untuk belajar mencintai pemuda ini saja? Alih-alih meninggalkan disaat tak ada satupun kekurangan besar pada Christian. Mereka bisa menjadi pasangan harmonis dimasa depan.

Pandangan Lumia naik keatas manik hijau laut milik Christian Shakespeare Gyardo. Pemuda yang kini juga menatapnya penuh kelembutan. "Tian, aku ingin belajar—"  Lumia menjeda ucapannya.

"Aku ingin belajar mencintaimu, apakah kau keberatan untuk menunggu ku selama perasaan itu belum tumbuh?" Pertanyaan itu terlontar dengan sendirinya.

Christian nampak kaget untuk beberapa saat, tangannya terulur untuk membelai wajah Lumia. "Jangan mengasihi ku Lumia, aku tidak butuh itu," namun Christian malah salah paham dengan ucapannya.

Lumia menghela nafas sebelum akhirnya dengan agresif menarik kerah baju Christian dan mengecup bibir pemuda itu meski hanya berlangsung beberapa detik.

Cup

"Sekarang kau mengerti maksud ku, Tuan muda Gyardo yang terhormat?" tanya Lumia dengan suara serak, Christian melebarkan matanya dan refleks menyentuh permukaan bibirnya.

Wajahnya nampak merah padam sekarang. "Kau mencuri ciuman pertama ku tanpa izin, disaat aku dalam keadaan lemah seperti ini itu pelecehan namanya." Christian mengalihkan wajahnya, astaga, tubuhnya menjadi panas dingin.

"Jadi kau tidak menyukai ya?" Lumia bertanya dengan lesu.

"Tidak bukan begitu!" Sanggahnya buru-buru, tak mau bahwa gadis itu salah paham nantinya.

Lumia melempar senyum menggoda dengan kedua alis dinaik turunkan. "Jadi kau menyukai ya? Hm,"tanya Lumia.

Christian menggigit bawah bibirnya gemas. "Lebih baik kau tidur, perjalanan akan sangat panjang."tuturnya, Lumia mengut-mangut dan menyandarkan kepalanya dibahu Christian.

Deg ... deg ... deg

Dewa selamatkan jantung Christian, pemuda itu nampak menegang ditempat. Jika sudah seperti ini siapa yang bisa ia salahkan, aaahhh ... kini Christian mengutuk dirinya sendiri karena menyarankan Lumia untuk tidur.

"Aku bener-bener ingin belajar mencintai mu Christian."gumam Lumia sebelum pada akhirnya terlelap tidur.

↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Jangan skip vote ya guys!
Makasih banyak buat semangat nya

See you next chapter

I'm Back for Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang