➹Manager: 07➹

389 28 0
                                    

Vote and comment guys
Happy Reading!


●○●○●○●○



Jiwon saat ini, sedang memikirkan cara bagaimana ia harus menyingkirkan Ji-Eun.

Menurutnya, Ji-Eun adalah benalu yang mengganggu ia saat sedang pdkt dengan Wooseok. Meskipun Wooseok sudah jelas-jelas menolaknya, Jiwon tidak akan menyerah begitu saja.

"Bagaimana jika aku melakukan percobaan untuk menabrak Ji-Eun saja dengan mobilku? Ide bagus, atau dengan truk saja agar ia lekas menghilang dari bumi ini haha," Pikir Jiwon dengan tertawa senang.

"Dan aku akan cepat-cepat menikah dengan Wooseok! Uh, aku akan senang sekali!" Sambung nya.

Ia mulai menelfon orang yang akan ia sewa. Keberuntungan berada di tangan Jiwon saat ini, orang tersebut menyetujui akan membantu Jiwon dan tentu dengan bayaran yang tidak sedikit.

Jiwon menutup telfon nya, kemudian tertawa senang karena rencananya sudah mulai berjalan 1/4.

"Aku tidak akan membiarkan mu kali ini, Lee Ji-Eun" Jiwon tertawa sinis.

Jiwon tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mendengar dan merekam percakapan Jiwon dan orang sewaannya antar telfon tersebut.

"Mainmu kurang aman, Kim Jiwon" Gumam Hyunwoo yang sedaritadi mendengar ocehan Jiwon.

Jiwon masih tidak menyadari. Sepertinya tidak seutuhnya keberuntungan jatuh pada Jiwon saat ini.

________________


Esok harinya, Ji-Eun sedang menyiapkan sarapan untuk para manager kebetulan sekali ia bangun sedikit lebih pagi. Jadi, ia bisa memasak sarapan untuk para manager terlebih dahulu.

Hemat, sudah menjadi prinsip Ji-Eun.

Wooseok terlihat baru saja dari keluar kamarnya sambil meregangkan badan.

"Selamat pagi" Sapa Ji-Eun yang sadar akan kehadiran Wooseok. Tetapi, oknum yang disapa malah terkejut karena ia sedari tadi tidak sadar.

"Huh, aku kira siapa. Pagi juga, istri" Balasnya dengan tatapan menggoda. JJi-Eun sudah ancang-ancang melemparkan centong sup yang sedang ia pegang.

"Ampun!!" Wooseok kabur ke kamar mandi tentu saja untuk mandi.

Ji-Eun kini sudah menyelesaikan acara masak-memasaknya, ia sedang menyiapkan alat makan, mulai dari mangkuk yang sudah berisi nasi, mangkuk kosong untuk sup, sendok dan juga sumpit.

"Selesai!" Girang Ji-Eun.

Ji-Eun memutuskan untuk membangunkan Aera juga Ji-sang.

"Aera!! Bangun yuk, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu" Teriak Ji-Eun didepan pintu kamarnya. Ia tidak ingin menyelinap masuk, tidak sopan.

"Aku sudah bangun, sebentar!" Balasnya dari dalam kamar. Terdengar suara rusuh dari dalam kamar Aera, ia sedang menyiapkan beberapa barang yang harus ia bawa karena sekarang sedang ada schedule.

Manager • SEVENTEEN [TAMAT] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang