Vote and comment guys
Happy Reading!●○●○●○●○
Suasana di agensi sudah kembali seperti semula, Ji-Eun merasa lega ternyata banyak staff yang kembali mendukungnya.
Pengecualian, untuk seorang Jiwon.
Tetapi, Ji-Eun masih bingung dengan keadaan. Karena dia berfikir, saat dirinya sampai di agensi akan tidak di sambut dan di hiraukan oleh sekitar.
Ternyata, Jiwon dan juga staff yang mengotori nama baiknya itu memohon maaf padanya. Meskipun, dirinya masih tidak percaya betul dengan Jiwon.
Ah, Ji-Eun baru menyadari bahwa semenjak dia meminta maaf, Ji-Eun sama sekali tidak melihat adanya Jiwon di sekitarnya. Mungkin sedang keluar agensi sebentar, pikirnya.
"Hey, sedang memikirkanku ya?" Ujar Wooseok flirt.
"Ew" Balas Ji-Eun bercanda. Wooseok yang mendengar balasan dari calon istri nya pun cemberut.
Ekhem, iya calon istri. Hubungan Wooseok dan Ji-Eun sudah di restui oleh orang tua masing-masing.
"Jahat banget sih sama suami sendiri" Ujar Wooseok cemberut.
"Masih CALON ya, tidak ada yang tau jika jodohku bukanlah dirimu" Ji-Eun beranjak dari tempat duduknya ingin ke toilet.
"YA! omongannya ya" Ujar Wooseok sambil mengejar Ji-Eun dan memeluknya dari belakang, tidak lupa membekap mulut Ji-Eun yang sangat lemes.
Wooseok menggelitik leher Ji-Eun karena Ji-Eun sangat sensitif jika lehernya disentuh. Mereka tertawa bersama, benar-benar dunia serasa milik berdua.
"Dunia serasa milik berdua ya yang lain ngontrak" Ujar Ji-Sang yang entah datang dari mana.
"YA! WOOSEOK AHAHAHA!! CUKUP, BERHENTI LAH AKU INGIN KE TOILET AHAHA" Ujar Ji-Eun menahan geli di lehernya.
Wooseok menghentikan acara menggelitik leher Ji-Eun. Dan Ji-Eun akhirnya bisa kembali bernafas dengan lega.
Singkat cerita, sore hari menuju malam. Ji-Eun sedang bekerja untuk next schedule Seventeen. Tiba-tiba handphone nya berdering, ada pesan masuk setelah Ji-Eun check ternyata pesan tersebut asalnya dari Jiwon.
Jiwon mengajak Ji-Eun untuk makan malam bersama, dan Ji-Eun menyetujuinya. Dirinya bersiap dan membereskan semua kekacauan yang ada di atas meja Ji-Eun. Membereskan laptop, berkas, juga alat tulis yang ia pakai.
Tidak lupa mengelap meja nya hingga bersih dan menyemprotkan disinfektan agar bersih dari kuman.
Ji-Eun sudah selesai dengan acara beberes dan ia berjalan keluar agensi untuk menuju restoran yang sudah di tetapkan Jiwon. Karena Jiwon bilang, dirinya sudah berada di restoran tersebut.
Wooseok yang baru saja dari minimarket dekat agensi, melihat Ji-Eun keluar agensi sambil memainkan handphone nya dengan berjalan sedikit terburu-buru. Ia tidak menyadari adanya Wooseok.
Awalnya Wooseok ingin memanggil, tetapi netra nya melihat Jiwon mengendap-endap keluar dari lorong kecil. Dan mulai mendekati Ji-Eun secara perlahan
Terlihat Ji-Eun ingin menyebrang, tetapi lampu penyebrangan masih berwarna merah.
Jiwon masih berjalan perlahan mendekati Ji-Eun, berniat untuk mendorongnya karena kebetulan sekali Jiwon melihat mobil yang melaju sangat kencang.
Tentu saja, di dalam mobil tersebut adalah orang yang ia sewa.
Wooseok yang tau nyawa Ji-Eun terancam, bergegas lari menghampiri Ji-Eun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager • SEVENTEEN [TAMAT] ✔️
Fiksi Penggemar[TAMAT] ◾ Cerita kehidupan menjadi manager Seventeen dan kisah cinta antar rekan kerja. "Aduh, kerja woi kerja! Dasar bulol" 💘 Highest rank 💘 #2 in Seventeenimagine [13/01/21] #2 in Seungcheol [25/03/21] #2 in Dk [09/04/21] #3 in Hoshi [26/04/21...