Vote and comment guys
Happy Reading!●○●○●○●○
Matahari pagi hari ini terlihat bahagia, ia menyinari bumi dengan cahaya terangnya. Meskipun matahari sedang bersinar terang, udara di Korea sekarang sedang dingin karena memasuki musim dingin.
Penampilan Ji-Eun yang acak-acakan, tidak lupa dengan mata sembab nya karena semalaman menangis tiada henti, dan perutnya yang sama sekali belum terisi.
Teman managernya juga sudah berusaha membujuk Ji-Eun untuk makan, tetap saja Ji-Eun tidak mau. Ia saja mengunci pintu kamarnya, sama sekali tidak ingin diganggu.
Banyak telefon masuk dari teman-teman staff juga manager, adiknya pun sudah menelfon Ji-Eun beratus-ratus kali, tidak ada satu pun yang Ji-Eun jawab.
Yang Ji-Eun lakukan, ia melamun memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya setelah ini, juga memikirkan akan adakah lagi rumor yang tidak benar tentang dirinya.
Bahkan Jaehyun yang tidak bersalah pun ikut masuk dalam rumor tentangnya memang dasar beban agensi, pikirnya.
"Jieun-ah, makan dulu yuk kamu belum makan sejak kemarin" Bujuk Wooseok, pria ini dari kemarin terus berada di depan pintu kamar Ji-Eun yang terkunci untuk membujuk Ji-Eun agar keluar dari kamarnya.
"Aku tidak lapar" Balas Ji-Eun sekenanya.
"Setelah makan bagaimana jika aku mengantarkan mu pada ibu mu? Untuk menjenguk nya, ya?" Ucap Wooseok yang masih berusaha membujuk Ji-Eun untuk keluar dari kamar nya.
CKLEK
Wooseok rasanya ingin sujud syukur, karena Ji-Eun sudah membuka pintu kamarnya setelah semalaman mengurung diri.
"Are you okay?" Tanya Wooseok dengan tatapan tulus.
Ji-Eun menatap sendu Wooseok dalam beberapa detik dan kemudian jatuh ke dalam pelukan Wooseok.
"Menangislah sampai kamu lega" Ujar Wooseok, tidak peduli baju nya akan basah karena air mata Ji-Eun ataupun ingusnya. Dirasa tangisan Ji-Eun sudah mereda, ia pun melepaskan Ji-Eun yang berada di dalam pelukan nya sejak tadi.
"Bagaimana, sudah lega?" Ji-Eun mengangguk.
"Sekarang kamu makan ya, kasihan perut mu ini kelaparan setelah itu kita ke rumah sakit untuk menemui ibumu, oke?" Ji-Eun menggelengkan kepala.
"Hm? Kenapa?"
"Aku tidak mau bertemu dengan ibu ku dalam keadaan ku yang masih kacau begini, aku tidak ingin ibu khawatir denganku" Balas Ji-Eun.
"Tapi adikmu mencarimu sejak kemarin, ibumu sudah tau masalah mu, Jongsuk yang memberi tau pada ibumu, ibumu akan lebih khawatir padamu jika kamu tidak segera menemuinya"
"Menurut padaku untuk kali ini, ya?" Ji-Eun mengangguk pasrah.
"Oke, sekarang kamu makan dulu" Ujar Wooseok mengajak Ji-Eun sarapan meskipun hanya sedikit, lalu mereka berangkat menuju rumah sakit untuk menjenguk Ibu Ji-Eun yang sedang dirawat.
Wooseok fokus menyetir untuk mengantarkan Ji-Eun ke rumah sakit untuk bertemu ibunya, tatapan mata Ji-Eun terlihat kosong, ia sedang melamun.
"Jieun-ah, kita sudah sampai" Ucap Wooseok sambil menggerakkan bahu Ji-Eun agar tersadar dari lamunannya.
Ji-Eun jelas terkejut ketika merasakan ada tangan dingin yang menyentuh bahunya, ia perlahan tersadar bahwa dirinya sudah sampai di tempat tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager • SEVENTEEN [TAMAT] ✔️
Fanfiction[TAMAT] ◾ Cerita kehidupan menjadi manager Seventeen dan kisah cinta antar rekan kerja. "Aduh, kerja woi kerja! Dasar bulol" 💘 Highest rank 💘 #2 in Seventeenimagine [13/01/21] #2 in Seungcheol [25/03/21] #2 in Dk [09/04/21] #3 in Hoshi [26/04/21...