aHoS VIII

277 38 17
                                    

" Benar, Park Chanyeol. Suami anda. "



" Apa hubunganmu dengan suamiku ?" Suara wanita didepan Jisoo terdengar berubah dari sebelumnya yang terdengar lembut menjadi lebih tegas. Jisoo terdiam sesaat, mengumpulkan semua kekuatan yang tersisa didalam dirinya.

" Dulu.... dia kekasih saya. " Sebuah tamparan mendarat dengan sempurna di wajah Jisoo yang hanya bisa terdiam. Jisoo terkejut saat lengannya diremas dan ditarik dengan kasar, tidak.. dia belum selesai bicara. Dia belum mengatakan apa tujuan utama dia datang kerumah ini. Jisoo menahan kakinya yang membuat lengannya terasa sangat sakit.

" Keluar dari rumahku. " wanita itu masih terus berusaha menarik lengan Jisoo yang berusaha berontak dari genggaman tangannya.

" Tunggu, saya belum selesai bicara nyonya. " Dengan kasar wanita itu menarik lengan tangan Jisoo lagi dan melemparnya ke arah pintu.

" Berani sekali kamu datang kerumahku dan mengatakan kebohongan tentang suamiku ?!"

" Nyonya, tolong dengarkan apa yang ingin saya katakan dulu. "

" Kebohongan apalagi yang mau kamu katakan ?"

" Nyonya, saya tidak akan kesini jika suami anda bisa membiarkan saya hidup tenang. Maksud saya menemui anda berharap anda bisa menghentikan suami anda. Saya sudah lelah, kami sudah tidak ada hubungan apapun saat ini. " Nyonya Park menyilangkan tangannya didepan Jisoo. Jisoo mencoba membaca wajah wanita didepannya yang berdiri tanpa eksrepsi sama sekali saat ini.

" Haah, jangan bermimpi nona. Tidak mungkin suamiku mengejarmu. Lihat dirimu nona, kelasmu denganku jauh berbeda. Jadi jangan bermimpi jika suamiku mengejarmu, bangun nona dari mimpimu. Kenyataan tidak seindah mimpi. "

Jisoo memejamkan matanya, andai saja dia tidak membutuhkan bantuan wanita ini, tidak akan dia berdiam diri saat harga dirinya diinjak - injak seperti ini. Jisoo merogoh sakunya, mengulurkan satu - satunya bukti yang bisa dia berikan pada wanita sombong didepannya. Jisoo meraih ponselnya, mencari nomer kontak Chanyeol, Jisoo memperlihatkan nomer telepon kehadapan nyonya Park sebelum menekan tombol hijau memulai panggilan. Wajah nyonya Park menjadi pusat pasi setelah mendengar suara suaminya memanggil Jisoo dengan sebutan sayang. Nyonya Park menyambar ponsel Jisoo dan membuangnya dengan keras, Jisoo menghela nafasnya, duit lagi harus dia keluarkan untuk membetulkan ponselnya yang sekarang berhamburan dilantai.


" Apa yang kamu inginkan ? Memerasku ?" Jisoo kembali menarik nafasnya lelah, apa wanita ini tidak mendengar semua penjelasannya tadi.

" Nyonya, hentikan suami anda. Saya sudah tidak lagi mencintainya dan saya sudah lelah dengan sikapnya. Saya hanya ingin hidup saya lebih tenang tanpa gangguan darinya. "

" Kalian sudah bermain dibelakangku dan setelah kamu bosan dengannya, kamu datang kerumahku memintaku menghentikan suamiku ? Sungguh mulia perbuatan anda nona. " suara nyonya park bergetar merasakan emosi dalam dadanya.

" Jika saya mengatakan pada saat saya menerimanya dulu, saya tidak tahu jika dia sudah menikah, apa anda akan percaya ? Tapi tetap itu bagian dari kesalahan saya juga, saya akui itu. Tapi setelah saya tahu jika dia sudah menikah, hubungan kami berakhir nyonya. Dan sekarang suami anda kembali mengejar saya, yang padahal saya sudah tidak ingin menjalin hubungan apapun lagi dengannya. " Jisoo merasakan kemarahan dari raut muka nyonya Park, rasa bersalah kembali menggrogoti hati Jisoo. Berhadapan dengan wanita yang secara tidak langsung sudah dia sakiti tidak membuatnya baik - baik saja.

" Sejauh mana hubungan kalian dulu ?"

" Nyonya..."

" JAWAB !!" Jisoo tersentak dengan bentakan nyonya Park. Dadanya semakin sesak, apa dia bisa menjawab pertanyaan nyonya Park dan membuat wanita ini lebih hancur lagi. Jisoo memejamkan matanya sebelum menjawab.

A Heart Of SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang