aHoS VI

229 42 5
                                    

Jisoo menghentikan langkahnya saat matanya menangkap satu sosok yang berdiri tak jauh dari gedung apartmentsnya. Sosok yang dia sendiri sudah malas untuk menemuinya dan menjadi orang nomer satu dalam listnya, orang yang tidak ingin dia temui bahkan mengalahkan ayahnya. Jennie yang juga sadar akan hadirnya sosok itu menggelengkan kepalanya kearah Jisoo.

"Kalian naik saja dulu."

" Tapi Chu. "

" Aku tidak akan kabur dari masalah lagi Jen. "

Lisa yang tidak paham apapun hanya mengikuti Jennie membawa belanjaan mereka naik keatas tapi dengan mata yang masih mengikuti pergerakan Jisoo yang berjalan mendekati seseorang. Jisoo berhenti tepat didepan Chanyeol yang tersenyum manis padanya. Jisoo tetap memasang wajah datarnya menunggu apa yang diinginkan Chan darinya sekarang.

"Sangat sulit menemuimu sekarang." Chan membuka obrolan mereka dan berusaha meraih tangan Jisoo yang bergerak mundur menghindari kontak dari Chan.

" Ngomong aja mau apa kesini ?"

" Apa Jennie mengajarimu bicara tidak sopan seperti ini ?"

" Kalau engga ada yang penting, aku pergi sekarang dan jangan pernah datang lagi kesini menemuiku. "

" Tunggu Chu. " Chan berjalan sedikit lebih cepat dan menghalangi jalan Jisoo yang mau tak mau berhenti menatap jengah pada Chan yang masih terus mempertahankan senyum diwajahnya.

" Apalagi ?"

" Aku mau kita kembali lagi seperti dulu Chu. "

" Tapi aku engga. "

" Chu, aku sudah minta maaf. Masih kurang apalagi ?"

" Aku bakal maafin kamu kalau kamu enyah dari hadapanku dan jangan pernah ganggu aku lagi. "

Jisoo menggeser badannya, dengan langkah cepat meninggalkan Chanyeol yang hanya mampu memandang punggung Jisoo yang ssmakin menjauh darinya. Jisoo meremas kedua tangannya merasakan rasa jengkel, kesal dan sakit hati pada laki - laki yang dulu pernah sangat dia cintai itu.

" Ada apa dengan Jisoo ?" Lisa memperhatikan wajah Jennie yang berubah tampak sangat kesal sejak mereka naik meninggalkan Jisoo. Jennie menghela nafasnya menatap Lisa, berpikir apa yang Lisa ketahui tentang Jisoo ? Bagaimana jika dia memberi tahu Lisa tentang semua masalah yang Jisoo hadapi dan itu membahayakan kandungannya. Jennie kembali menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya, sebaiknya dia bungkam dan membiarkan Jisoo yang akan menjelaskan pada Lisa nanti.

" Jadi kamu tidak mau menjawabku ?"

" Bukan begitu Lisa, tapi... " Belum Jennie selesai menjawab terdengar suara pintu depan terbuka dan memperlihatkan Jisoo yang lagi - lagi hanya berlalu dan membanting pintu kamarnya.

" Sebaiknya kamu hibur kakakku dulu, kalian saling mencintaikan ? Pasti dia akan lebih cepat tenang kalau kamu yang maju. "

Lisa menelan ludahnya, mencintai darimana ? Menenangkan Jisoo bagaimana caranya ? Yang ada mereka akan bertengkar dan justru itu membuat Jisoo akan semakin murka dan bertambah tidak baik - baik saja. Jennie menyatukan alisnya melihat Lisa yang hanya diam berdiri saja seperti orang bingung. Jennie menaikkan satu alisnya memandang ke arah Lisa, yang akhirnya mengangguk dan berjalan mendekat ke pintu kamar Jisoo. Lisa mengangkat tangannya dengan enggan, matanya memandang ke belakang sesaat ke arah Jennie lagi yang memberi semangat. Lisa dengan hati - hati dam berdoa dalam hati Jisoo tidak akan mengamuknya kali ini.

Beberapa kali ketukan tidak ada jawaban dari dalam, Lisa menoleh ke arah Jennie yang menberi isyarat jika dia tidak perlu mengetuk lagi melainkan langsung kedalam saja tapi mendapat gelengan pelan dari Lisa. Jennie dengan gemas dan jengkel berjalan mendekati Lisa dan dengan cepat membuka pintu kamar Jisoo yang tidak terkunci. Dengan sedikit mendorong tubuh Lisa, Jennie dengan sigap segera menutup pintu kamar Jisoo. Lisa lagi - lagi menelan ludahnya kasar, kamar Jisoo begitu gelap tidak tampak olehnya dimana keberadaan gadis itu sekarang. Lisa mencoba menyipitkan matanya mencari sosok Jisoo ditengah gelapnya kamar.

A Heart Of SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang