aHoS III

202 43 14
                                    

"Jadi sejak kapan kalian hidup bersama? Minggu kemarin aku kesini, kamu belum ada. Siapa namamu? Dimana kenal dengan Jisoo? Sudah berapa lama kalian bersama? Dan kamu Chu, kenapa tidak bilang kalau sudah punya pacar??" Jisoo melotot kearah Jennie, pacar? Apa adik tirinya ini sudah gila? Bagaimana bisa dia berpikir kalau Lisa ini justru pacarnya. Jisoo mengibaskan tangannya, tidak ini salah. Dia masih waras dan tidak ingin mati terlalu cepat.

"Dengar Jen, jangan berpikiran gila. Dia..." Jisoo berusaha menjelaskan pada Jennie.

"Udah ngaku aja kenapa sih." Jisoo memandang dari Jennie ke arah Lisa dan kembali kearah Jennie sambil terus menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak mungkin punya pacar seperti dia." Sanggah Jisoo.

"Dasar mau enaknya saja." Guman Lisa yang masih cukup jelas untuk mereka.

"Diam!!" Jisoo sedikit menaikan suaranya mendengar Lisa yang selalu bicara tidak sesuai dengan fakta. Jennie menunggu Jisoo memalingkan wajah kearahnya yang kemudian disambut dengan sentilan di dahi Jisoo dari tangan Jennie. Dengan mengerang kesakitan Jisoo mengusap dahinya yang terasa panas. Chaeyoung tertawa puas dari arah belakang tubuh Jennie dan Lisa tersenyum kemenangan merasa Jennie lebih percaya padanya.


"Jangan pernah membentak perempuan Chu, apalagi dia pacarmu." Jennie memasang wajah serius.

"Tapi Jen, dia bukan..." Jisoo tertunduk lemas.

"Dia malu mengakui aku sebagai kekasihnya." Jisoo meremas tangannya merasa sangat kesal dengan Lisa yang selalu memotong ucapannya. Apa yang ada dalam otak wanita ini, dia tidak menyukai dirinya kan tapi kenapa justru sekarang dia justru mengakui sebagai pacarnya. Lisa yang merasa sudah cukup mempermainkan Jisoo, tidak bisa meneruskan kata-katanya, merasakan mual dalam perutnya dan segera berlari ke arah pantry dapur mengeluarkan isi perutnya. Chaeyoung berjalan mengikuti Lisa menyodorkan segelas minuman ke arah Lisa.


Jennie kembali menyentil dahi Jisoo yang terkaget dan memegang dahinya yang super panas terkenal sentilan kedua kali dalam kurun waktu yang cepat. Jennie melayangkan pukulan kelengan Jisoo yang bingung kenapa Jennie menjadi lebih jengkel dibandingkan dengan dirinya. Chaeyoung kali ini memberikan secangkir minuman hangat ketangan Lisa yang sudah kembali dan duduk di tempatnya semula.

"Berapa bulan?" Suara Jennie menggelar ditelinga Jisoo.

"Enam minggu." Jawab Lisa, Jennie mengangguk pelan dengan tangan yang menarik lengan Jisoo agar segera berdiri dan mengikutinya. Jisoo menunjuk ke arah Lisa yang lagi seperti tidak peduli jika dirinya sudah membuat Jisoo merasa sangat jengkel padanya. Jennie menutup rapat pintu kamar Jisoo dan mencubit tubuh Jisoo karena rasa kesal pada kakak tirinya ini.

"Bagaimana dia bisa hamil, huh?! Memang kamu punya senjata?! Dia pacarmu tapi dengan siapa dia hamil? Atau jangan-jangan dia memang hamil anakmu? Kalian pakai program bayi? Apa yang ada dalam pikiranmu Chu?!" Entah apa yang Jennie rasakan sekarang, senang bercampur kesal tapi juga bingung.

"Tapi Jen, kamu salah paham." Jisoo masih terus berusaha menjelaskan pada Jennie.

"Jangan lagi mengelak Chu. Kalau dia bukan pacarmu dan itu bukan anakmu, kamu engga mungkin bawa orang asing ke rumah jelekmu ini. Dan kamu juga engga bakal berusaha ngumpetin dia dari siapapun termasuk aku seperti tadi." Jisoo mengacak-acak rambutnya, kenapa malah jadi berantakan seperti ini. Semua ini juga karena si Manoban sialan itu, Jisoo menghela nafasnya menetralkan rasa jengkel, kesal dan marah pada Lisa.


"Jen, tapi memang dia itu bukan pacar dan itu bukan anakku yang dia kandung." Elak Jisoo lagi dengan putus asa.

"Belajar bertanggung jawab Chu, jangan selalu lari dan jadi pengecut."

A Heart Of SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang