Jisung sedikit membuka matanya, perlahan menyesuaikan cahaya lalu tangannya refleks memegang kepalanya saat rasa pusing tiba-tiba menyerangnya saat dirinya akan beranjak duduk.
Jisung mengamati sekitarnya, kamar yang tidak pernah dia tempati sebelumnya, sangat asing namun terlihat berusaha menyamankan dirinya.
Dia berusaha berdiri, berjalan kearah pintu dan ingin membukanya namun tidak bisa, pintu itu terkunci berkali-kali Jisung mencoba namun usahanya gagal.
"TOLONG! BUKA! TOLONGIN JIJIE" Jisung berusaha berteriak sembari menggedor-gedor pintu didepannya hingga sebuah pesan masuk kedalam ponselnya, Jisung menoleh dan meraih ponsel itu.
Matanya menyipit, sejak kapan ada nama kontak sealay ini di handphonenya?
Jeno💘
Babyy, Bisa kamu diam?
Sebesar apapun usahamu
tidak akan ada yang bisa menyelamatkan kamu sayangKamu sama saya saja,
saya jamin kamu akan amanDiam sebentar oke
Saya lelah, mayat kedua
kakakmu itu berat jugaMata Jisung membulat terkejut, ternyata orang ini yang berada dirumahnya semalam, dengan emosi yang menggebu-gebu Jisung menggerakkan tangannya pada layar handphone
SIALAN
LO KENAPA BUNUH
HYUNG GUE ANJNGBAJINGAN LO
LEPASIN GUE DARI
SINI BANGSAT!siapa yang mengajarimu untuk berbicara sekasar itu?
tunggu disana, kamu butuh hukuman sepertinya
Shit hukuman apa?
Apa Jisung juga bakal di bunuh?
Jisung menggeleng, dia ga boleh mati orang bernama Jeno itu yang harus lebih dulu mati.
Balas dendam
kata itu yang ingin Jisung lakukan, dia mendorong meja belajar kearah pintu, guna menyangga pintu agar tidak terbuka.
tok tok tok
"Jisung? Kamu ganjal pintunya? Saya mau masuk"
"ORANG GILA! PERGI LO! JANGAN TEMUIN GUE"
"Jangan buat saya marah Jisung, buka saja pintunya atau saya dobrak?"
"PERGI LO SETAN! GUE GA AKAN BUKA INI"
Namun sepertinya tenaga Jeno memang kuat karena faktanya meja serta pintu itu langsung terbuka saat Jeno mendorongnya dengan keras dari luar.
"baby?" panggil Jeno dengan suara beratnya, Jisung gelagapan lalu matanya menangkap vas Kaca yang berada diatas nakas sebelah ranjang, Jisung meraih vas itu, mengarahkan pada Jeno
"Jangan deketin gue!" Jeno tidak peduli pada ancaman bocah didepannya, dia melangkah semakin maju dan Jisung semakin mundur.
Jeno menyeringai, menatap Jisung yang wajahnya semakin memucat saat punggungnya menubruk dinding.
Jisung menoleh menatap dinding dibelakangnya lalu kembali menatap Jeno.
Prang!
Tanpa disangka Jeno sebelumnya, Jisung melayangkan vas yang dipegangnya pada pelipis Jeno, sangat keras membuat vas itu terpecah belah.
Jeno meringis sembari memegang pelipisnya yang berdarah, sedangkan Jisung tersenyum menunggu reaksi Jeno, yang siapa tau bisa memberinya kesempatan untuk kabur.
Namun sepertinya tidak ada jalan kabur untuknya karena Jeno malah menyeringai kearahnya
"k-kenapa?" Seringaian Jeno semakin melebar mendengar suara Jisung bergetar ketakutan, dia lebih suka melihat Jisung ketakutan dari pada melawan dirinya seperti tadi.
"akh! Sakit Anjg! Kasar banget sih lo! Lepasin bangsat!" Jisung memekik saat Jeno menggegam pergelangan tangannya kuat hingga bahkan dia rasa juga lecet.
"diam."
"LEPAS!"
Jeno menggerakkan giginya mendengar Jisung terus-menerus membantah dirinya.
"Aw! Bangsat! Sakit!" Teriak Jisung ketika Jeno mendorongnya keatas kesur dengan kasar.
"Apa hukuman yang pantas untuk anak manis Yang suka membantah sepertimu?" tanya Jeno sembari mengamati Jisung didepannya
"GA ADA YANG PANTAS!"
"oh saya tau" seringai Jeno kini terlihat lagi
...
Stay vote and coment