Matahari pagi kembali menyinari, kali ini Jisung sudah berada di ruang tamu rumah Jeno, melambaikan tangannya pada Jeno kala pria itu keluar rumah.
Setelah Jeno benar-benar keluar Jisung menghembuskan nafasnya, lalu berjalan santai kearah dapur, dengan senyumnya Jisung menghampiri soojin.
"tuan Jisung, ini makanan anda" soojin memberi Jisung senapan makanan serta dua butir obat disana.
"Makasih bi"
"tuan Jeno bilang, tuan Jisung makannya harus disini" Jisung mengerutkan keningnya menatap Soojin "kenapa?"
"saya juga tidak tau tuan, tapi lebih baik anda menurut saja jika tidak ingin tuan Jeno marah" Jisung merollingkan matanya sebelum akhirnya berjalan kembali dan duduk di meja makan, makan dengan pengamatan Soojin.
Setelah setelah menghabiskan makannya, dan meminum obatnya Jisung langsung berlari cepat menuju kamarnya.
Memuntahkan rasa pahit obat-obatan pada Indra pengecapnya, dia mencuci mulutnya lalu berjalan mendekati jendela kaca besar yang ada pada kamarnya.
Jendela kaca yang mengarah langsung pada taman belakang Jeno yang besar juga indah.
"Gue ga mau nunda ini lama-lama, gue harus secepatnya bunuh Jeno" monolog Jisung, dengan senyum liciknya.
Jisung kembali berjalan keluar, mengecek keberadaan Soojin, namun sepertinya Soojin sudah menyelesaikan semua pekerjaannya dan beristirahat atau mungkin keluar.
dari pada dirinya memikirkan cara keluar dari sini, lebih baik dirinya mencari racun untuk Jeno.
Jisung membuka satu persatu rak serta lemari yang berada didapur namun dirinya tidak menemukan satupun hal yang bisa meracuni seseorang.
Pandangan Jisung teralih pada sebuah pecahan kaca yang diletakan di ujung dapur, dengan senyum lebarnya Jisung meraih kaca itu.
Membuat pecahannya menjadi lebih kecil dan memasukannya kedalam botol kecil yang didapatnya didalam kamarnya.
Setelah itu dia berjalan keruang tengah, menonton televisi sembari menunggu Jeno pulang.
terlalu lama menunggu Jeno pulang Jisung tak sadar dirinya tertidur di sofa.
Jeno yang baru pulang terkekeh menatap wajah manis Jisung yang sedang tertidur, terlihat menggemaskan.
dia mencium bibir ranum Jisung, melumatnya dengan lembut, membuat tidur Jisung terusik "mhh nhn" Jisung membuka matanya, lalu dirinya terkejut menatap Jeno berada didepannya, tengah menutup matanya.
Jisung yang menyadari posisinya berusaha mendorong Jeno menjauh, membuat Jeno terpaksa melepaskan ciumannya dan menjauhkan dirinya.
Jisung sadar dirinya harus kembali bersikap manis dan penurut pada Jeno, Jisung melebarkan senyumnya lalu dengan terpaksa dia memeluk Jeno.
"hyungg udah pulang!! Jii kangen" ucapnya dengan bibir yang di poutkan, senyum Jeno merekah menatap Jisung, rasa lelahnya seketika menghilang menatap Jisung yang sangat amat manja padanya.
"Hyung tunggu disini ya, Ji mau buatin minum" ucap Jisung lalu turun dari pangkuan Jeno dan berlari kearah dapur.
Jisung menatap sekilas pada jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan waktu hampir malam.
Dengan cekatan Jisung membuatkan kopi untuk Jeno, lalu saat terakhir pecahan halus dan kecil kaca dia masukan kedalam minuman Jeno.
dia menatap senang gelas didepannya, gelas yang akan membuatnya terbebas dari Jeno.
dengan hati-hati Jisung membawa gelas itu "taraaa... Ini Hyung, minum ya" ucap Jisung sembari meletakan gelas itu didepan Jeno.
"thanks baby" ucap jeno, Jisung membalasnya dengan senyuman.
Lalu dia duduk disebelah Jeno, ikut menonton acara tv didepannya.
"Hyung kenapa ga diminum?" tanya Jisung sembari menatap sendu gelas didepan Jeno.
"tunggu dingin dulu sayang" ucap Jeno, Jisung mengangguk, sedikit bergerak risih saat Jeno merengkuh pinggangnya.
Setelah beberapa menit mereka asik menonton, dan Jeno beberapa kali mencium pipi Jisung yang sumpah demi apapun rasanya Jisung ingin menampar orang disebelahnya ini.
Jeno meraih cangkir didepannya, membuat senyum Jisung merekah lagi.
beberapa tegukan hingga, Jeno merasa ada yang aneh pada lidahnya.
Dia menghentikan aktivitas meminumnya, lalu meraih sesuatu yang tersangkut pada lidahnya.
Mata Jeno menajam menatap pecahan kaca yang tadi di ambilnya pada lidahnya, dirinya Menatap Jisung sementara simanis menggenggam ujung kemeja yang dipakainya takut.
"Kamu mau ngebunuh saya Jisung?" Tanya Jeno dengan suara beratnya, Jisung tidak menjawab.
dia hanya menunduk takut.
"saya sudah tau, kamu sudah tidak mengonsumsi obat itu, tapi ternyata kamu berencana membunuh saya ya" ucap Jeno, sembari mencengkram erat pipi Jisung hingga kukunya ikut menancap pada kulit Jisung.
Jisung kembali menegak salivanya, ternyata Jeno sudah mengetahui bahwa dirinya tidak meminum obat itu, jadi buat apa dia harus bertingkah sok imut seperti hari-hari sebelumnya.
kmu memang imut Jie:')
"ya emang, buat apa gue terus-terusan mau di jadiin boneka sama Lo, mending Lo mati" ucap Jisung sembari tatapannya ikut menajam.
"sh, lepas" ringis Jisung saat Jeno mencengkram pipinya semakin kuat, tangan Jisung juga berusaha menarik tangan Jeno dari pipinya.
Jeno menggertakan giginya geram, dia menarik Jisung berdiri lalu menghempaskan tubuhnya kelantai, membuat Jisung tersungkur begitu saja disana.
"sudah lama kita tidak melakukan sex ya Jie, disini juga rasanya gerah" ucap Jeno sembari menyeringai, dia membuka Jasnya lalu berjongkok didepan Jisung, mengelus pipinya.
to be continue
tarik nafas buang nafas buat part Selanjutnya yaaa, kesabaran kalian bakal sedikit di uji soalnyaaa\(^o^)/
Scroll pin terus Nemu ini, askshevj anehh!! Ini kalian ngapain woyy!!! Jangan bikin otak sy jadi sliwer kesana sinii!ಥ‿ಥ Pictnya terlalu apa bangettt.
kayak simulasi chap selanjutnya, whupsiee🤫🤫
Byee!! Vote and comennya temen-temen