Jeno menghela nafasnya berat, pagi ini suara gedoran keras pada kamar yang terletak di sebelah ruangannya kembali mengganggunya.
Semenjak kejadian Jisung pingsan beberapa hari lalu dokter pribadinya mengatakan kalau Jisung mengalami stress berat dan mengalami gangguan mental.
Jeno yang mendengar itu langsung marah dan mengusir sang dokter dari mansionnya. dan sekarang seperti kata dokter itu, Jisung terus menerus menggedor-gedor pintu, berteriak, tertawa, menangis, dan berlarian mengelilingi kamarnya.
Jeno tidak tahan, dia membuka laci kecil yang berada didalam lemarinya, mengambil sebuah jarum suntik dan cairan lalu berjalan keluar kamarnya.
Begitu dia membuka pintu kamar Jisung, Jisung langsung berlari menerjangnya, aa tidak! Lebih tepatnya pintu yang tadinya dia buka, namun sebelum itu dia menutup cepat pintu itu, membuat Jisung hanya menabraknya, tidak bisa melangkah keluar.
"JENO!! AKU JUGA MAU KELUAR!" pekik Jisung, dia berbalik menatap kearah Jeno lalu dia meraih baju Jeno, menariknya kuat.
"Ayo keluar Jeno" ucapnya, namun Jeno tidak bergeming sama sekali.
"hiks hiks, Jeno jahat... hiks sana!pergi! Ji gasuka sama orang jahat! hiks" bibir Jisung melengkung kebawah serta tatapannya menatap Jeno meminta rasa kasihan, kemudian dia mendorong-dorong tubuh Jeno.
Jeno merollingkan matanya menatap sikap Jisung, lalu dengan gerakan cepat dia menancapkan suntikan yang tadi dibawanya pada bahu Jisung.
dalam hitungan detik tubuh Jisung langsung melemas dan ambruk didalam pelukan Jeno, Jeno tersenyum kecil melihat Jisung.
sekarang setelah dia memasukan cairan itu pada tubuh Jisung, dia sendiri yang akan mengatur Jisung, seperti sistem baru pada alat-alat.
dia akan membuat Jisung menurut padanya, Jeno juga akan membuat Jisung menjadi waras kembali, dan hanya mengenal dirinya.
walaupun setiap 4 hari sekali dia harus menyuntikkannya secara berkala.
Jeno mengangkat tubuh Jisung keatas kasur lalu meletakkan Jisung diatasnya, setelah itu Jeno tersenyum lagi, tangannya terangkat untuk mengusap lembut rambut Jisung, lalu mengecup lama keningnya.
"Besok kamu akan menjadi orang baru Jisung, saya menantikannya"
•••
"Chan" Haechan yang tengah asik pada acara tvnya itu menoleh pada Mark yang tadi memanggilnya.
"aku sudah tau Jisung dimana" ucap Mark, Haechan yang mendengar itu terlonjak kaget, matanya berbinar menatap Mark.
"dimana Mark? Ayo kita jemput" ucapnya penuh harap.
"Mansion milik Jeno" mendengar ucapan Mark membuat kening Haechan berkerut, dia nampak tidak asing dengan nama itu.
"dia culik Jisung?Mark kita harus lapor polisi" tegas Haechan, Mark menggeleng cepat mendengar itu.
"Gabisa Chan, polisi itu ya kamu tau sendiri, dan Jeno dia kaya banget, mereka bisa dibayar" Haechan terdiam mendengar penjelasan Mark, dia mengangguk kecil.
"Terus gimana?"
"aku mau nyamar jadi salah satu pekerja dirumahnya, terus kalau ada kesempatan aku bakal bawa kabur Jisung"
"tapi kamu yakin bisa?" tanya Haechan khawatir, melihat itu Mark mengembangkan senyumnya, dia meraih tangan Haechan, menggenggamnya.
"bisa Chan, kamu percaya sama aku ya"
•••
"eung..." Jisung terbangun dari tidur panjangnya, dia memandangi sekitarnya, terasa asing baginya.
dia tidak mengenal tempat ini, dan tidak mengingat dirinya sendiri siapa.
Jisung perlahan turun dari kasurnya, melangkah kearah dinding disebelah kasurnya dan mengetuk pelan dinding itu.
"Halo?apa ada orang?"
"halo?buka dong"
Jisung terlonjak saat di dinding yang sedikit jauh darinya tiba-tiba terbuka, disana berdiri seorang pria dengan wajah tegas dan wajahnya yang sangat tampan tengah menatap kearahnya.
"kamu siapa?" tanya Jisung, mendekati pria itu.
"Lee Jeno, kekasihmu" Jisung memiringkan kepalanya bingung saat mendengar ucapan Jeno.
"kekasih?Aku punya kekasih?" Jeno menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan Jisung.
"terus aku ini siapa?ini rumah kamu?"
"Nama kamu Park Jisung, dan saya Lee Jeno kekasih Park Jisung, iya ini rumah saya lebih tepatnya mansion" Jisung mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penjelasan Jeno.
"eum..." Jisung menatap jeno sembari memegang perutnya..
"ada apa sayang?"
"aku lapar, apa kamu punya makanan?"
"tentu saja punya, kamu mau makan apa?" Jisung meletakan telunjuknya pada dagunya, matanya menatap kelangit-langit kamar lalu dirinya kembali menatap Jeno.
"terserah aja, aku makan semuanya" ucapnya pada akhirnya.
Jeno terkekeh kecil, tangannya mengusap rambut Jisung lalu beranjak pergi dari sana.
"yasudah kamu tunggu disini" Jisung mengangguk patuh mendengar perintah Jeno.
•••
Sekarang Mark sudah sampai didepan mansion Jeno, dia benar-benar akan menjalankan rencananya kemaren. dia memasang wig serta kumis palsu diatas bibirnya, setelah merasa semuanya sudah siap dia berbalik ingin masuk kedalam pekarangan rumah Jeno yang besar.
namun langkahnya terhenti saat melihat seorang pria yang sepertinya salah satu perkerja Jeno menatapnya dengan tatapan menyelidik.
"siapa kamu?"
to be continue...
gimana nih?
apa iya masih mau lanjut???
Malas ngetik kalau ga ada yang komen😔
Oksdeh bubye