DS |12 •Takut Terjadi Fitnah•

16.8K 2K 51
                                    

Paginya Xaula datang dengan berlari agar tidak terlambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paginya Xaula datang dengan berlari agar tidak terlambat. Gadis ini sengaja tidak membawa motor karena uangnya telah habis di kasih oleh abangnya dan jika dia membawa motor maka akan mengeluarkan uang banyak untuk membeli bensin, jadi dia berfikir untuk berjalan kaki dari rumah ke sekolah.

"Yah ... Yah ... jangan ditutup dulu! Pak, pak tungguin saya!!" Teriak Xaula yang masih berjarak tidak jauh dari gerbang sekolah.

Satpam itupun mendengar teriakkan Xaula dan Xaula akhirnya masuk dengan lari begitu cepat, nafasnya tersengal, dia berterima kasih kepada bapak satpam yang sangat baik padanya.

"Huh ... makasih pak, nanti saya kasih permen deh, saya masuk dulu ya, assalamualaikum," kata Xaula kembali berlari masuk ke dalam kelas.

Pagi ini, pengawas di ruang 03 adalah Khadafi dimana ruang tersebut terdapat nama Xaula yang duduk tepat dihadapan meja pengawas, saat lelaki itu mengetahui hal tersebut dia langsung tersenyum manis.

Sudah waktunya mulai tryout Xaula masih belum datang juga, terpaksa Khadafi harus memberi kode verifikasi buat peserta ujian. Ruang kelas bahkan ditutup rapat agar pandangan peserta tidak beralih pada luar kelas.

Sudah lima belas menit gadis itu belum juga datang, Khadafi sangat khawatir melihat kursi dihadapannya masih kosong tanpa kabar, sudah seminggu setelah dia tidak bertemu Xaula, rasa cemas semakin menyelimuti benak Khadafi tentang Xaula.

"Ada yang tau Xaula tidak masuk?" Tanya Khadafi pada murid yang lain.

Semua murid pada menggeleng tidak tahu, hanya satu yang menjawab, Yuta sahabatnya Xaula.

"Tunggu aja pak, palingan juga telat," sahut Yuta.

Khadafi hanya memanggut dan duduk kembali jarang sekali lelaki itu memainkan pulpen agar rasa khawatirnya sedikit hilang, namun kenyataannya Khadafi malah semakin khawatir dengan tidak kehadiran Xaula.

Brak!

"Astagfirullah!"

"Huft ... Sampe juga. Yuta, meja gue dimana huh ... huh ..." ucap Xaula dengan nafas yang memburu.

Yuta menunjukan bangku paling depan tanpa menoleh sedikitpun pada Xaula, karena lelaki itu sedang fokus mengerjakan soal dan tidak bisa diganggu gugat.

Saat gadis itu sudah duduk, Khadafi memberikan air padanya.

"Minum dulu," kata Khadafi mengasil botol air yang disiapkan sekolah untuk pengawas.

Xaula langsung mengambilnya, meminumnya dengan cepat dan langsung habis detik itu juga. Khadafi tidak terkejut, hanya saja dia takut Xaula tersendak karena minum terlalu cepat.

"Thanks."

Xaula langsung login data dirinya dan memasukkan kode verifikasi untuk bisa mengerjakan soal.

"Permisi ustad, kodenya ketutupan," ucap Xaula menatap papan tulis dengan serius.

Wajah gadis itu sering berubah-ubah, kadang dia seram, cantik, menggemaskan, serius dan menyedihkan. Bahkan Khadafi sudah melihat semua raut wajah yang diberikan Xaula itu, entah mengapa lelaki ini tertarik ingin tahu tentang semua kehidupan yang dilewati gadis tersebut.

DISKUSI SEMESTA [TERBIT DI SNOWBALL PUBLISHING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang