Forever Rain : 03

576 57 1
                                    

Pagi-pagi sekali Lisa sudah berangkat menuju Bandara. Ya, hari ini adalah waktunya untuk berlibur ke Jepang.

Dengan paman Lee sebagai sopirnya, Lisa duduk di kursi penumpang sembari memegang ponsel dan membalas pesan dari seseorang.

Seokjin Oppa: Wah~ senangnya hari berangkat ke Jepang. Pulang nanti jangan lupa bawakan aku buah tangan, ya! HAHA!

Anda: Ya! aku tidak akan lupa untuk membawakan yang spesial untukmu^_^

Seokjin Oppa: Maaf, ya. Aku tidak bisa mengantarmu ke Bandara, hari ini aku sedang tidak enak badan.

Anda: Benarkah? Ah~ harusnya aku tidak pergi ke Jepang dan ke rumahmu saja.

Seokjin Oppa: Aku tidak apa-apa, kok. Hanya sedikit flu dan batuk saja. Kau bersenang-senanglah disana, ya. Aku akan sembuh beberapa waktu lagi, tenanglah~

Anda: Huft~ jangan lupa minum vitamin, ya! Cepat sembuh kesayanganku!

Seokjin Oppa: Kesayangan apanya? Kau sedang tidak menggodaku, kan?

Anda: Maksudku teman kesayangan. Ya~ begitulah, kau tidak usah berpikir yang aneh-aneh. Tidur saja sana, kau' kan lagi sakit.

Seokjin Oppa: Hanya teman? Ah~ padahal aku menganggapmu sebagai kekasihku. Sudahlah, aku tidur saja, rasanya sakitku bertambah parah karena hanya dianggap teman olehmu.

Anda: Kau merajuk? Ya sudah kalau begitu.

Seokjin Oppa: Ah! harusnya kau membujukku, dasar tidak peka. Kenapa aku menyukai orang yang sangat tidak peka ini, ya? Hm~ apapun itu, aku tetap mencintaimu, haha!

Pipi Lisa bersemu, jantungnya berdegup kencang karena pesan dari Seokjin. Ia melempar ponselnya ke kursi sebelah, tangannya menutupi wajahnya yang bersemu merah.

"Orang itu, ya! Bisa-bisanya membuatku seperti ini." Lisa mengusap wajahnya sendiri, pipinya terasa pegal karena terlalu lama tersenyum.

Terkadang Lisa merasa aneh dengan semua ini. Seokjin dan dirinya hanya sebatas teman dekat, itu juga karena Joa yang mengenalkan Seokjin kepada dirinya. Namun seiring berjalannya waktu, perasaan ini mulai tumbuh, Seokjin yang selalu memberinya perhatian membuat hatinya luluh. Seokjin juga mengatakan secara terang-terangan bahwa ia menyukai Lisa.

"Apakah sudah waktunya aku melupakan dia? Toh, aku dan dia sudah tidak ada hubungan apapun," gumamnya pelan sembari melihat jalanan pagi yang menyejukkan.

•••

Tak terasa ±35 menit perjalanan, Lisa telah sampai di Bandara.

Paman lee membukakan pintu untuk Lisa, setelahnya ia beralih membuka bagasi untuk mengeluarkan koper berisi barang-barang Lisa.

"Saya antar sampai bertemu nona Joa ya. non. Mari~" Paman Lee sudah menyeret koper milik Lisa, ia berniat untuk mengantar Lisa agar selamat sampai bertemu Joa nanti.

"Tidak usah, paman. Aku bisa sendiri. Paman pulang saja, aku tidak apa-apa, kok," ujar Lisa dengan tersenyum ramah, ia mengambil alih kopernya dari tangan paman Lee.

"Benarkah? Nona tidak apa-apa?"

Lisa mengangguk, "Iya, paman. Paman pulanglah dengan hati-hati," ujarnya lalu berpamitan dengan paman Lee, "Aku permisi dulu, ya~"

•••

"Lisa! Aku disini!" Teriakan lantang itu terdengar kala Lisa telah memasuki area dalam Bandara. Joa meneriakinya dengan lantang serta melambaikan tangannya.

Forever RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang