Forever Rain : 05

523 57 11
                                    

Suasana mencekam memasuki ruangan setelah Jungkook mendudukan dirinya di samping Taehyung, berhadapan dengan Lisa.

Joa dan Taehyung masih terpaku, takut sesuatu terjadi sesuai pikirannya masing-masing. Joa bahkan telah berkeringat dingin di ruangan ber-AC ini.

"Bagaimana kabarmu selama ini?" Jungkook duduk bersandar, tangannya bersidekap di depan dadanya, kakinya saling menumpu, matanya menatap Lisa tajam. Gaya-nya terkesan angkuh dengan pertanyaan yang barusan ia lontarkan.

"Lebih baik setelah berpisah denganmu." Jawab Lisa dengan nada dingin tak seperti biasa. Matanya mengintimidasi, tangannya yang satu memainkan ujung rambutnya, dan yang satu lagi mengambil minuman di meja lalu meneguknya dengan gaya.

Dua manusia yang lain kini sudah membeku dingin, tak berani bergerak dalam atmosfer seperti ini.

Jantung Joa berdegup kencang, disaat seperti ini membuatnya merasakan sakit perut, ia harus ke toilet.

"M-maaf, aku harus ke toilet, perutku sakit. Permisi." Setelahnya, Joa pergi begitu saja meninggalkan 3 manusia lainnya.

"Kabarmu bagaimana? Kuharap lebih buruk dari hidupku." Bibirnya tersenyum, sikap badannya kini terlihat lebih santai. Disaat ini Lisa terlihat ramah, namun tidak dengan pertanyaannya tadi.

"Heh~ Sebentar lagi aku akan melangsungkan tunangan dengan kekasihku, jangan lupa datang." Jungkook menunjukkan smirk-nya, mimik wajahnya seakan mengejek Lisa.

Lisa terkekeh, "Aku tidak mau membuang-buang waktu'ku hanya untuk melihat acaramu yang tak penting bagiku. Lagipula, beberapa hari lagi aku kembali ke Korea."

"Sayangnya acara tunanganku akan digelar di Korea juga. Kalau kau tak datang, ku anggap bahwa kau masih belum bisa melupakanku," ujarnya menantang dengan ekspresi wajah andalannya yang terkesan merendahkan orang lain.

"Yeah~ baiklah, siapa takut?" Lisa tak mau kalah, ia berucap demikian memang karena dia berani.

Menyaksikan perang sengit antar kedua orang di depannya membuat Taehyung terdiam sunyi tak berani bersuara. Dirinya menjadi sangat canggung di situasi seperti ini.

"A-aku ke toilet dulu, ya!"

Setelah perginya Taehyung, suasana menjadi lebih tenang, tepatnya sunyi karena kedua manusia dewasa ini sibuk dengan ponselnya masing-masing.

"Ekhem!"

Deheman keras itu terdengar di telinga Lisa dengan jelas, bahkan ia sampai merasa kaget dibuatnya. Lisa melirik Jungkook yang juga sedang meliriknya.

"Ada apa?" Tanya Lisa dengan nada ketus, melayangkan tatapan sengit pada pria di depannya.

"Soal ayahku... terima kasih sudah mau membantunya." Berbeda dengan Lisa, nada bicara Jungkook kali ini terkesan lebih lembut.

"Aku membantunya karena kasihan melihat dia dipukuli, bagaimana pun juga dia pernah menjadi ayah mertuaku. Dan, bilang pada ayahmu agar tak melakukan judi lagi. Dasar!"

"Aku tak lagi menghubungi ayahku lebih dari 3 tahun, tapi ayah yang selalu menghubungiku untuk membantunya melunasi hutang. Bahkan acara tunanganku dengan wanita itu didesak karena hutang ayah yang melebihi batas wajar, aku bahkan tak bisa melunasi dengan uangku. Perusahaanku mengalami penurunan drastis kala itu."

Lisa mengernyitkan alisnya. Bagaimana pria yang satu ini bisa merubah wataknya dari angkuh menjadi memelas dalam sekejap?

"Huh~ tak seharusnya kau membicarakan ini padaku, aku ini sudah bukan siapa-siapamu lagi. Kan aku jadi tahu yang sebenarnya, kau tidak bisa berlagak lagi. Tapi ya sudahlah, aku turut prihatin, sih." Lisa mengibaskan rambutnya, merasa gerah setelah mengatakan hal tadi. "Lalu, setelah melangsungkan acara tunangan, kalian akan menikah?"

Forever RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang