Forever Rain : 04

527 61 4
                                    

"Tadi malam kau kenapa? Rasanya kau begitu aneh," tanya Lisa yang sedang menyisir rambutnya.

"Tidak apa-apa, mungkin aku kelelahan saja." Jawabnya sembari memeluk bantal dan tenggelam dalam selimut tebal.

Lisa menghembuskan nafasnya jengah, rasanya ada yang janggal dari Joa, "Ya sudahlah, lagipula aku tidak bisa memaksamu untuk mengatakan yang sejujurnya."

Joa mendelik, membantah ucapan Lisa, "Aku sudah jujur, kok. Kau saja yang tak percaya."

"Ya, ya~"

Lisa mengambil jaket disebelahnya, memasangnya dengan lihai lalu melangkah pergi begitu saja meninggalkan Joa yang masih tenggelam dalam selimut.

"Hei! Kau mau kemana?"

"Ke Supermarket sebentar!"

Kakinya melangkah kearah yang dituju, otaknya sembari mengingat apa saja yang akan dibeli nanti.

Sebenarnya Lisa bosan memakan makanan yang disediakan di hotel, rasanya seperti masakan rumah biasa, maka dari itu kini ia ingin membeli beberapa makanan instan.

Jalan kaki di negri orang itu rasanya sedikit terasa canggung, walau bukan pertama kalinya ia menginjakkan kakinya disini, tapi rasanya agak berbeda dengan jalan kaki di negri sendiri. Dan lagi, tatapan orang-orang yang berlalu lalang begitu membuat Lisa risih, kenapa semua orang memandangnya? Apakah ada yang salah dengan dirinya?

Lisa berguman sendiri, "Kenapa dengan mereka?"

Seseorang mendekatinya, membuat Lisa harus menghentikan langkahnya sejenak.

"Nona, anda nona Lisa?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut salah satu dari dua lelaki di depannya.

Lisa mengangguk dengan canggung, "Iya, saya Lisa. Anda mengenal saya?"

"Iya, nona. Saya salah satu pengikut anda di startagram, anda begitu cantik," puji lelaki tersebut dengan mata berbinar menatap Lisa.

"Terima kasih, saya tidak menyangka anda mengenali saya, haha." Lisa tertawa kecil, menghargai dua lelaki di depannya yang terus menatapnya tanpa henti hingga ia merasa tak enak sendiri, "Maaf, saya harus pergi, teman saya sudah menunggu."

"Eh, maaf, nona, saya tidak tahu."

"Ah~ iya, tidak apa-apa, kalau begitu saya pergi dulu, ya." Lisa berpamitan, setelahnya ia akan melangkah pergi menuju tempat yang ia tuju sebelumnya. Namun, belum sempat beberapa langkah, dua orang tadi kembali menghentikannya.

"Maaf lancang, tapi bolehkah kami meminta nomor ponsel anda?"

Lisa bingung dibuatnya, sebab ia belum mengenal dua lelaki yang terlihat lebih muda darinya ini, maka ia harus berhati-hati agar nantinya tak ada kejadian yang tak diinginkan.

"Em~ tidak boleh, ya? Tidak apa-apa, kok. Kalau begitu kami permisi ya, nona."

"Em.. ah! Boleh, kok. Bagaimana dengan ID Line saja?" Ucapnya memutuskan untuk berbagi ID Line, Lisa pikir mereka adalah dua orang baik.

Kedua mata lelaki itu berbinar, melompat sembari bergandeng tangan dan berputar-putar seperti mendapat hadiah spesial.

"Nona, tapi kami sedang tidak bawa ponsel. Bagaimana ini?"

"Tidak apa-apa, saya bawa ponsel, kok. Lalu, apa ID Line kalian berdua?"

"Wah~ Terima kasih, nona. Sepertinya kami merepotkan anda."

Lisa terkekeh, dua lelaki didepannya ini semakin lama semakin terlihat lucu, Lisa jadi mengingat Yeonjun.

"Haha, tidak~"

Forever RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang