Bagian 9

47 6 0
                                    

Pikiran Jin Goo kacau setelah Yoo Jung meninggalkannya. Ia menjadi lebih sering melamun dan semua panitia menganggap bahwa dirinya terlalu gugup dengan pembukaan besok dan juga pertandingannya.



Kwang Soo pun mengambil alih kendali(?) rapat dan Jin Goo masih saja melamun dan kini menatap Kamar Yoo Jung yang tertutup. Ia menghela nafas.


'Apa salah gue cemburu? Atau harusnya gue nggak bersikap berlebihan ke dia?'


'Harusnya aku nggak bersikap sama berlebihannya sama Kak Jin Goo tapi mau gimana lagi?! Kak Jin Goo yang memulai semuanya!'


Yoo Jung duduk termenung di Kamarnya. Berusaha meredam amarahnya atas sikap Jin Goo padanya tadi. Memangnya salah jika Jinwoo datang? Kenapa Jin Goo harus bersikap seperti itu?


'Aku sama Jinwoo kan cuma temenan aja, itupun dia datang karena kami dipasangkan untuk duet bareng, huuft'


"Mungkinkah Kak Jin Goo cemburu? Tapi rasanya aneh kalo dia cemburu" Ucapnya pada dirinya sendiri.


Ia memalingkan wajahnya dan menghela nafas. Beginikah rasanya salah paham dan...cemburu jika memang benar?

-

"Udah gue bilang ambil dulu piringnya disana! Jangan main asal ngambil daging yang baru diangkat dari panggangan! Liat! Masa pemeran utama tangannya lecet?!" Omel Sunny yang datang dengan membawa kotak P3K di sampingnya.


"Ya abisnya gue kan laper banget abis masang tenda, mana anak-anak pada berebut gitu kan gue takut nggak dapet bagian. Lagian kenapa lo juga bilang pas gue sama yang lainnya masih masang tenda sih?!"


Sunny menatap Hoya tajam. "Jadi lo nyalahin gue yang bikin tangan lo kena luka bakar gini?"


"Sadar diri lebih baik daripada gue harus bilang 'iya' nanti lo jadi nggak enak sama gue"


Sunny yang sedang menaruh larutan alkohol di sebuah kapas menghentikan kegiatannya dan memberikannya pada Hoya.


"Nih! Obatin sendiri luka lo! Masih banyak yang musti gue kerjain sama anak-anak!" Sunny berdiri dan hendak pergi namun lengannya ditahan oleh Hoya.


"Iya gue minta maaf. Gue yang salah main langsung ambil. Apa sekarang lo mau maafin gue?"


Sunny menarik lengannya yang ternyata tidak digenggam oleh Hoya. Ia terdiam sambil memejamkan kedua matanya lalu kembali duduk di sebelah Hoya dan mengambil kapas baru untuk diberi larutan alkohol.


Senyumanmu...


Masih jelas terkenang


Seakan tak mau hilang dariku


Hoya memperhatikan Sunny yang mulai mengobati lukanya.


"Aww!"

its...LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang