Jongin terbangun dengan hati yang riang dan tepat waktu. Alarmnya hanya bunyi tidak sampai setengah lagu. Sungguh mimpi tadi malam begitu indah.
Ia menyambar handuk dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu lima belas menit kemudian telah siap dengan menggunakan seragam lengkap dan tidak lupa menyemprotkan parfum untuk sentuhan terakhir.
'Hari ini semoga lebih indah dari kemaren dan mimpi semalem. Hehehe'
Ia keluar dari kamarnya dan memberikan senyuman kepada seluruh asisten rumahnya tidak terkecuali Bi Yati yang notabene adalah orang yang paling ditakutinya.
"Oppa lo kenapa tuh? Kesurupan?" Tanya Sunggyu pada Yoo Jung yang melihat tingkah Jongin dengan tatapan bingung.
"Nggak tau. Emang sejak pulang dari sekolah dia jadi sering mesem-mesem gitu" Jawab Yoo Jung bingung.
"Lo berdua ngapain berdiri disitu? Pada nggak mau makan? Yaudah gue buat bekel ya, hari ini full latian nih!" Jongin sudah berada di meja makan sebelum semuanya berkumpul.
Baik Sunggyu maupun Yoo Jung hanya mengangkat bahu lalu melangkah menuju meja makan.
"Kamu ikut turnamen lagi?" Tanya Papa.
"Iya Pa, kata Siwon Songsaenim aku ngewakilin tim single putra" Jawab Jongin setelah menelan nasi gorengnya.
"Hebat! Papa bangga sama kamu, Jongin. Nah kamu Sunggyu? Kamu nggak ikut pertandingan apapun?"
"Aku jadi panitia ISCnya Pa" Jawab Sunggyu malas.
"Bagus, kamu mulai mencoba bergorganisasi. Itu langkah awal yang harus terus di lanjutkan. Yah, itung-itung kamu belajar untuk melanjutkan usaha Papa"
Sunggyu hanya mengangguk mengerti. Padahal dalam hatinya ia tidak ingin menjadi penerus Butik Kim's, ia ingin menjadi seorang idol.
Mereka pun sudah sampai di sekolah masing-masing, Jongin sudah berlalu menuju lapangan bulu tangkis untuk latihan. Sedangkan dirinya berjalan melalui lorong menuju kelas 11.B
"Gue nggak tau kalo lo suka dateng pagi" Sapa Yuri yang melangkah di sampingnya.
"Eh? Yu..Yuri? Aduh lo ngagetin gue aja. I..iya, biar nggak telat. Hehe. Lo sendiri juga suka dateng pagi ya?"
Yuri tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya masih basah karena keramas tadi pagi.
"Sebenernya gue berangkat selisih lima belas menit sebelum bel, tapi berhubung tim dipanggil buat ngiringin anak basket jadinya mau nggak mau musti dateng lebih awal"
Sunggyu tidak tahu harus membalas apa lagi. Akhirnya mereka hanya diam sepanjang lorong.
"Ehm...kelas lo dimana?" Tanya Sunggyu memberanikan diri.
"Kelas gue tepat diatas kelas lo" Jawab Yuri grogi.
"A..apa? Jadi lo..aduh maaf udah bicara terlalu formal Sunbaenim! A..aku nggak tau kalo.."
"Tuh kan! Mesti bakalan gini jadinya kalo gue ngasih tau identitas gue yang sebenernya. Sebetulnya gue udah nyaman dengan yang tadi. Kenapa musti diubah? Lagipula kan kita juga udah saling kenal, jadi nggak usah manggil gue Sunbaenim"
"Ta..tapi.."
"Pokoknya gue nggak mau ya dipanggil Sunbaenim! Apalagi Noona! Cukup panggil gue Yuri aja. Oke?"
bawalah pergi cintaku
ajak kemana pun kau mau
Sunggyu terus menatap Yuri dalam diam. Dan seakan tubuhnya seperti tersengat listrik ketika gadis itu menyentuh tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
its...LOVE?
Fiksi PenggemarSiapa bilang cinta itu mudah? Cinta datang tanpa diketahui, ditunggu, dan..bisa saja mengakibatkan sebuah cerita yang rumit! Sebuah kisah komedi cinta remaja yang berkisah enam anak dari kedua keluarga yang berbeda dan saling berkesinambungan(?)