"Cium..." Sanzu memajukan bibirnya.
Cup♡~
"Apa itu?" tanya Mikey menatap Sanzu yang berjalan sambil membaca buku.
"Oh ini buku pemahaman fisika. Kemarin sehabis jalan sama kamu, aku mampir ke perpustakaan dan nemuin buku ini. Lumayan buat nambah-nambah ilmu, Rindou bilang aku pinter di fisika" sahut Sanzu tanpa melirik Mikey.
"Cuihh... Sejak kapan kamu mau belajar gitu? Bukannya kamu orangnya gak pernah serius ya?" timpal Mikey.
"Ya setidaknya sekarang aku ada dijalan yang benar" gumam Sanzu.
"Apa?!"
Sanzu menghela nafasnya. "Aku bakal mikir sekali lagi untuk tawaranmu itu..."
"Sejak kapan kamu bucin sama Rindou? Putusin! Kamu pilih aku atau Rindou?!" Mikey memberi dua pilihan untuk Sanzu.
"Aku... Sayang sama kamu-"
"Mikey! Di cariin juga, taunya disini." Seseorang dengan tinggi mencapai menara dan memiliki tato naga di pelipisnya datang menjemput Mikey.
"Ahh Kenchin... Haruchiyo mengajakku bolos sekolah, untunglah kamu datang hehehe." Bak seekor kukang, Mikey lompat dan menempel pada tubuh si Besar itu.
"Sanzu, berapa kali harus kubilang, jangan hasut Mikey jadi anak nakal" Ucapnya dan langsung pergi begitu saja.
"Ya, pada akhirnya dia hanya akan membohongi Draken dan menyalahkanku." Sanzu menatap Mikey yang kian menjauh itu.
Brak...
"Chotto Hanma! Nani shiten no?!" bentak Chifuyu. Bisa-bisanya Hanma masuk ke kelas orang lain dengan menendang pintu begitu, dasar preman pasar.
"Ahaha suman, mana Kazutora? Mau pinjem pulpen" tanya Hanma tanpa dosa.
"Yappari, temee wa hontouni urusanai" datar Chifuyu.
"Ehh? Emang aku salah apa?"
"Hanma, ini kelas IPA dan Kazutora kelas IPS" Rindou kasih paham.
"Ada ya, orang yang gak tau kelas Crush nya sendiri" sindir Chifuyu.
"Ngomong apa kau cebol?" sindir balik Hanma.
"Apa?! Ce- Sini kalo berani!"
"Siapa takut, woe woe woe..." Hanma mengaitkan seragamnya digagang pintu seolah-olah ada yang sedang menahan tubuhnya.
"Dih berobat sono, aneh."
Sesaat setelah Hanma pergi, Sanzu pun masuk.
"Kok... baru sampai?" tanya Rindou.
"Disuruh Akane Sensei nyusun buku di Perpus" balas Sanzu seraya merusak tatanan rambut Rindou, sempat-sempatnya.
"Sejak kapan Akane Sensei ikut campur sama perpustakaan?" Chifuyu mencurigainya.
"Hah? Oh... Emm... Ano... Ada Kepsek juga disana dan guru lainnya" jelas Sanzu. Rindou dan Chifuyu mengangguk paham.
"Bau apa ini? Kental dan sedikit pekat" batin Rindou, hidungnya mencium aroma aneh.
"Huwekk... Weh kok bau basreng?" Chifuyu berdiri dan bertanya pada teman-teman sekelasnya, menciumnya saja membuatnya mual dan tutup hidung.
"Aku juga mencium bau tak sedap" sahut siswa lain.
"Siapa yang kentut?!" datar si Kacamata dengan wajah sangar khasnya, ucapan ketua kelas satu ini membuat murid lainnya tertawa tertahan.
"Siapa yang ejakulasi woy" ujar si Surai Buah Persik yang duduk di pojokan dekat jendela sana. Pertahanan mereka akhirnya runtuh, kelas menjadi ramai karena suara tawa mereka. Dengan mudahnya mereka mengubah satu perbincangan serius menjadi lawakan tak bermoral hanya dengan mengamalkan kaidah-kaidah hukum perhentaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chotto Matte!
Fanfiction"siapa kau, melarangku begitu" -rindou "aku kan pacarmu" -sanzu "..." -rindou Rindou terikat status gila yang dibuat-buat oleh 'sanzu' si orang asing yang tak memiliki otak normal. Dia tidak menolak karena kasihan, tapi disisi lain dia juga tertekan...