13ノ

463 51 20
                                    

     Perpustakaan sudah sepi karena yang lain sudah pergi ke kantin namun tidak dengan Rindou yang masih ingin membaca beberapa buku lagi, begitu pula dengan Sanzu yang ‘katanya’ hendak ikut menambah ilmu.

Sanzu menarik nafas panjang.
"Kita putus aja yuk."

Hening. "Oke gak masalah" sahut enteng Rindou.

"Ehh? Bercanda kok"

Rindou menghela nafasnya. "Itu bukan kata yang pantas digunakan sebagai candaan."

"Oh iya lupa. Kamu kan sudah kelepek-kelepek sama aku." Sanzu memasang wajah menyebalkan khas-nya.

"HA-HA-HA ya ampun... Males banget jadi pacar manusia prik kek kamu."

"Nih cakep, aku beli buat kamu." Sanzu meletakkan kotak kecil berwarna ungu dihadapan Rindou. Hadiah anniversary katanya.

"Tahunan— Bahkan kita belum sebulan-"

"Iya sebulan kemudian aku bakal nikahin kamu kok, tenang aja. Kalau dihitung-hitung kita sudah dua bulan, dari segi kebohongannya" potong Sanzu.

"Apaan sih nikah-nikah, kita masih kelas 2 SMA. Kamu pikir nikah muda itu enak? Jangan samakan kisah nyatamu dengan novel yang kamu baca, dasar kaum literasi. Aku mau kuliah." Rindou menggeleng aneh padanya.

"Ishh sini... Buang aja kalau bikin alergi." Sanzu merebut kembali kotaknya dari genggaman tangan Rindou, ya isinya hanyalah sebuah jam tangan biasa yang dia beli di festival semalam dengan temannya. Menurutnya eskpresi Rindou yang melirik hadiahnya itu sedikit menyebalkan.

"Enggak, aku suka kok." Rindou merebut kembali barang yang sudah menjadi miliknya itu kemudian dia menyimpannya di saku celananya. "... Ayo keluar, cuma kita berdua disini. Aku gak mau kita dikira ngelakuin hal gak senonoh di sini." Rindou jalan mendahului.

Untuk sementara, Sanzu akan kembali ke kelas dan menaruh alat tulisnya juga milik Rindou namun saat ingin menyusul Rindou kembali, ada Mikey yang menghalanginya.

"Aku...." Sanzu dengan lirih mendapat tatapan tajam dari Mikey.

"Cih..." decih Mikey sebelum dia benar-benar pergi dari sana meninggalkan Sanzu dan Hanma yang tadi bersamanya.

Sebenarnya kedekatan mereka sedang terancam, itu karena Sanzu tak mau meng-unboxing Rindou dan mengirimkan hasil[foto]nya kepada Mikey. Mengirim foto-foto itu apakah akan baik-baik saja, entah apa yang akan Mikey lakukan dengan adanya foto-foto itu. Sanzu sendiri tak mau melecehkan Rindou dan saat itu juga Sanzu menginjak-injak handphonenya hingga rusak, dengan begitu kebimbangannya berakhir sudah.

"Dia lagi keras kepala, kakaknya menegurnya lagi. Jangan khawatirkan dia, aku akan menemaninya... kau ingin ke kantin bukan" Hanma lalu mengejar kemana perginya Mikey.

"Sejak kapan aku mulai memikirkan harga diri orang lain? Dan... Kapan Rindou nerima aku sepenuh hatinya, aku tau sampai saat inipun dia itu cuma pura-pura supaya aku gak mendesaknya setiap saat." Monolognya sebelum dirinya diseret oleh Ran.

"Ngapain kamu disini?! Rindou lagi di kantin, kan aku sudah bilang! Kamu gak boleh jauh-jauh dari Rindou pas lagi gak ada aku. Anak itu harus ada yang nemenin, dia terlalu naif." Ran mengomelinya.

"Ah ini juga satu. Bikin pusing aja, dia gak tau aja kalau adiknya enggan deket-deket sama aku. Rindou mau deket cuma kalau soal pelajaran, gini amat punya pacar yang doyan belajar." Batin Sanzu berkata.

Sesampainya di kantin sudah ada Rindou Chifuyu Kazutora dan seseorang yang paling tidak mau Sanzu sebutkan nama bahkan lihat wajahnya.

"Loh kalian kok deket-deket gitu?" tanya Sanzu mendapati Ran yang duduk disebelah Kazutora.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chotto Matte!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang