―ten.

310 101 4
                                    

heejin
| gue ga bisa ikut
nonton ternyataa :((
| harus temenin yang lain...

jaemin
gapapa kokk |

heejin
| maaf banget ya jaemm 😭
| good luck dehh
| semoga menang!

•••

ini gue gak ada suporter gitu...

gor tempat jaemin akan bertanding tidak terlalu ramai, berbeda dengan gor sebelah―mungkin karena orang-orang taekwondo terlihat lebih tampan, jadi banyak penontonnya.

sebelum masuk ke sini, jaemin sempat melihat lee felix masuk ke gor sebelah. jaemin tahu kalau felix ikut final taekwondo, tapi ia tidak tahu kalau felix ternyata bertanding di sana.

mungkin beberapa jam lagi jaemin bisa melihat felix yang babak belur keluar dari gor sana. kabarnya memang sudah menyebar, lawan felix kali ini badannya lumayan besar.

"bucin anying."

pelatih jaemin masih muda, dan dia suka membawa pacarnya ketika melatih jaemin. sekarang juga begitu, jaemin hanya bisa melihat mereka duduk tidak jauh darinya―berdua.

sedetik kemudian, ponsel jaemin berdering pelan. tanpa melihat siapa yang meneleponnya, ia langsung memencet tombol jawab, "chan?"

"ini lia! lo udah masuk?"

jaemin mengerutkan alis, "hah? kok―"

"mobil haechan mogok, gue tadi jalan jauhhh banget ke sini," lia masih ngos-ngosan. "ayo, lo di mana?"

"ini 15 menit lagi tanding..." jaemin masih belum bisa mencerna. 

"oke, gue ke sana,"

"kok lo ke sini??"

"ahaha gak tau sihh, tadi liat aja haechan buru-buru pulang. katanya mau nyusul lo tanding," jelas lia. "lo di mana sih? kok gue gak liat-liat."

"hoodie ijoo, sebelah timur―"

"hoodie hadiah gue???"

jaemin menengadahkan kepala, lalu menemukan lia yang tersenyum ke arahnya, "liat, hoodie kita sama!"

di dalam hatinya, jaemin sudah tidak karuan.

"15 menit lagi?" lia mengambil duduk di sebelah jaemin. "udah pemanasan belum?"

udah, tapi jadi kaku lagi gara-gara lo...

"udahh," jawab jaemin, menyengir seperti biasa. "asli deh, lo ngapain ke sini?"

"gue gabut, trus haechan juga ngajak," lia manggut-manggut. "katanya juga lo ga ada suporter, yaa ya udah gue ikut aja,

"jadi inii ya yang bikin lo nggak ikut ekskul?? lo masuk klub, kan?"

jaemin mengangguk, "jangan bilang-bilang yang lain, ya?"

lia tertawa kemudian, "ngapain bilang? mereka juga mungkin sadar kayak gue setelah liat lo menang turnamen badminton mulu, mana dipanggil pas upacara lagi."

jaemin tidak menjawab, tapi dirinya tersenyum diam-diam. ternyata, selama ini lia juga sering memperhatikannya.

"lo udah ada minum yang isotonik gitu, nggak?" tanya lia, dibalas dengan gelengan jaemin setelahnya. "belum? gue beli dulu deh ya, bentar."

tanpa meminta persetujuan jaemin, lia melenggang pergi lewat pintu belakang. akhirnya jaemin bisa menarik napas lega, berada di dekat lia membuat jantungnya seketika tidak sehat.

jaemin menengok jam, tinggal sepuluh menit lagi ia akan bertanding. jaemin mengedarkan pandangan, lalu melihat lawannya yang kini sedang uji coba lapangan.

jaemin berdoa, berharap ia bisa menang.






















haechan
| bilang makasih sama
gue nanti ya
| tentang lia
| semangat bro

| mobil gue masih
mogok anjrit





























lia kembali dengan cepat, dan hari itu jaemin menang dengan mudah.

bagian ini ada di secret admirerpart "ten" juga, kalo di sana ceritatentang felix di gor sebelah hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bagian ini ada di secret admirer
part "ten" juga, kalo di sana cerita
tentang felix di gor sebelah hehehe

[#5] shutterbug | na jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang