―thirteen.

290 95 3
                                    

jaemin baru tahu, ternyata ruang osis punya ac yang lumayan dingin. memangnya anak-anak tidak tahu, kah? kalau begini, mereka seharusnya tidak menumpang di kelasnya sehabis olahraga.

asalkan kalian tahu, waktu itu kelas jaemin hampir diisi penuh oleh satu angkatan sehabis pekan olahraga hanya untuk berburu kipas―kalau saja tidak ada han jisung dan han mia yang mengomel seharian.

"lo mau ngomongin apa?" jaemin membuka topik setelah memperhatikan seungmin yang sedari tadi membuka-buka laporan tidak jelas. "tadi gue gak kena razia, kok. kenapa dipanggil?"

"bukan. bukan itu," jawab seungmin akhirnya. "bentar tunggu yunseong dulu."

"kenapa gak lo aja yang ngomong??" protes jaemin. "kan lo ketuanya..."

seungmin tertawa kemudian, "tapi idenya dari yunseong, jaem. makannya tunggu dulu."

jaemin menyerah, lalu memilih membuka ponselnya yang belum ia keluarkan sejak pagi. hanya ada beberapa notifikasi dari grup keluarga, serta pesan tidak jelas dari grup angkatan.

bosen banget...

pintu diketuk tak lama setelahnya, diiringi sosok yunseong yang tampak berkeringat sehabis keliling razia, "beres, min,"

"sip. makasih, seong," seungmin mengangkat jempolnya. "nih, jaemin."

"oh iya!" seru yunseong. dengan cepat dia menaruh kotak khusus razia, lalu duduk di sebelah seungmin.

sekarang penampakannya terlihat seperti jaemin yang akan diinterogasi.

"sok ada apa?" tagih jaemin. "untung kelas gue lagi jamkos, kalo engga abis lo berdua."

kini yunseong yang tertawa, "santaii, tuan muda,

"cuma mau nawarin aja, sih. lo mau jadi anggota osis gak?"

jaemin mengerutkan alis, "tiba-tiba?? kerasukan apa lo pada?"

"enggaa, biar sisa tahun lo lebih berarti aja gitu," sanggah seungmin. "gini nih, yunseong udah liat hasil foto lo selama acara kemarin―dia setuju kata gue, lo bagus. banget malahan,

"dan kita kurang orang di multimedia. gue mah nawarin lo ke situ, gak usah ikut seleksi lagi―anggep aja bonus. lo gak pernah macem-macem juga, kok."

sejenak jaemin menyenderkan bahunya ke sofa, berpikir keras. kalau ia ikut osis, memang tidak akan terlalu sibuk?

jaemin, kan, anaknya senang rebahan, nonton netflix juga, ditambah minum kopi dan sedia banyak cemilan. jaemin terlalu rumahan untuk jadi anak osis.

satu lagi, ini saatnya jaemin mengeluarkan pertanyaan yang paling ingin ditanyakannya pada anggota osis.

"kalo osis, boleh pacaran gak, sih?"

hening sesaat. seungmin dan yunseong saling melemparkan pandang, lalu tertawa kelas―membuat jaemin tampak seperti orang bodoh di antara mereka.

"gak ada peraturan tertulis buat itu," jelas yunseong. "intinya disuruh jadi teladan di sekolah, kalo di luar itu gak ada yang tau, kan?"

"yunseong aja lagi sama kim yeonhee," celetuk seungmin, membuat yunseong menyenggolnya kemudian.

"kalo ngomong kasar? boleh juga, nggak?"

"soobin jagonya," lanjut yunseong. "tenangg, osis juga manusia biasa."

jaemin terdiam cukup lama, kembali dibuat berpikir setelahnya.








seungmin berdeham, "emang kenapa? lo lagi ada inceran?

"lia? yang lagi sering deket sama lo sekarang?"

hayoloh, jaem.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[#5] shutterbug | na jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang