外露 ―outro.

552 118 27
                                    

ckrek.

sekian minggu kemudian, jaemin kembali ke rutinitas biasanya―menjadi tukang foto anak teater. jaemin juga baru mendapat kabar dari pelatihnya tentang turnamen baru, dan ia akan bersiap-siap hingga waktunya tiba.

satu hal yang menghilang dari hari-hari jaemin, yaitu kebiasaannya memotret lia dari kejauhan. tidak ada lagi puluhan file foto gadis itu di flashdisk miliknya. entahlah, mungkin jaemin menyerah??

selama ini mereka selalu bertemu saat ekskul teater diadakan, namun hanya sebatas sapaan singkat yang berulang-ulang. kalau jaemin akui, sih, ia juga bingung apa penyebab sebenarnya.

jaemin kira lia terlalu marah hari itu, bahkan ia sendiri melihatnya sampai menghentakkan kaki segala. serem, boi―demikian komentar haechan juga.

tapi jaemin sendiri terlalu takut untuk bertanya. mungkin ia akan membiarkan saja jika lia akhirnya punya dendam padanya. toh, mereka juga awalnya bukan apa-apa, kan?

lagipula, buat apa jaemin terlalu berharap? pasti ada laki-laki lain yang lebih menarik di mata lia―ia yakin sepenuhnya.

jaemin kembali menggenggam kameranya kuat-kuat, lalu menyorot sekumpulan adik kelas yang baru saja bubar dari kelasnya. hari ini adalah hari pembagian rapor semesteran, dan jaemin juga sudah menerima transferan rapor miliknya dari ayah yang harus buru-buru kembali ke tempat kerja. tak masalah, nilai-nilai jaemin lumayan bagus, kok.

"americano with 8 shots, gak pake gula, and esnya banyak, tuan muda?"

"eh?"

choi lia, yang (selalu) panjang umurnya baru jaemin pikirkan, mengambil duduk di sebelah dan menyodorkan kopi favorit lelaki itu, "nih, minum."

masih dalam diam, jaemin menerimanya dan langsung menyeruput pelan. sial, kenapa rasanya jadi manis, ya?

"kenapa sih, sekarang jarang ngajak ngobrol?" tanya lia langsung. "gue pikir lo marah karena sesuatu, tapi..."

jaemin dagdigdug, serius.

"gue kira lo yang marah, jadi gue ngejauh aja takut kena amukan lo..." jaemin mengaku, jujur. "lo kalo liat gue jutek banget―"

"lo suka sama gue, na?"

duh, to the point banget sih, li? basa-basi dulu napa??

"tiba-tiba??" jaemin tidak tahu kalau mulut lia ternyata seringan itu. "lo kenapa, sih?"

lia tertawa kemudian, membuat jaemin seakan-akan terlihat bodoh sekarang, "gak mau ngaku aja nih?"

gadis itu kemudian menyodorkan sebuah kertas―kertas foto, lebih tepatnya. jaemin bergidik diam-diam, itu adalah salah satu tangkapan layar kameranya. itu foto lia, saat sedang gladi bersih acara sekolah pertama.

lia membalikkan foto itu cepat, seketika membuat jaemin lebih terkejut dari sebelumnya, "serius masih mau nyangkal?"

di sana ada banyak coretan tanda tangan jaemin, bahkan siapapun sepertinya sudah hapal karena katanya jaemin ini punya tanda tangan yang 'ganteng', "hayoo, gue tau kalo lo hobi coret-coret pas lagi perhatiin materi,

"tapi gue gak nyangka ajaa gitu, ceroboh juga ya nana ini ternyata???"

berarti, selama ini lia tertawa melihat note mini lebay yang jaemin ikut sertakan saat menyimpan foto-foto di lokernya??? aih, malunya... rasanya jaemin mau tenggelam saja hingga ke inti bumi, sekalian meleleh karena panas di sana saking malunya.

"lucu juga ya, lo," lia bergumam pelan, namun jaemin bisa ikut mendengarnya. "gue dari pertama ngobrolin sama lo sebenernya udah tau―jahat gak sii gue??"

[#5] shutterbug | na jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang