Bagai Orang Asing

2.4K 328 6
                                    

"..."

Selama perjalanan yang tersisa saat Fugaku mengantar seorang anak yang bisa dikatakan asing baginya di sisa perjalanan, tanpa disadari oleh Fugaku sendiri bahwa anak tersebut terlihat memandanginya tanpa jeda waktu, dan jika dipandangi dengan lebih detail lagi, anak itu terlihat menunjukkan gelagat aneh.

"Berikutnya?"

"Ah! Tinggal belok saja paman",balas sang anak tanpa memperhatikan jalanan sama sekali.

Bukankah aneh? Atau, apakah lebih aneh untuk si anak karena Fugaku langsung membantunya tanpa rasa curiga?

"Kau.. siapa nama kaa-sanmu?",tanya Fugaku secara tiba-tiba.

"Kaa-sanmu tetaplah kaa-san, paman. Ayo paman, cepatlah turun!",ucap anak itu langsung memegang gagang pintu untuk keluar dari mobil.

"Tunggu, anak kecil! Tempat ini terlihat lebih terawat daripada yang terlihat, bukankah seharusnya kau bisa membawa kaa-sanmu sendiri pergi ke rumah sakit?"

*hm hm*

Anak itu langsung menggeleng,"kaa-san sangat keras kepala, paman. Kaa-san selalu terlihat baik-baik saja di depan semua orang, nyatanya kaa-san terlihat lima kilogram lebih kurus dari yang seharusnya."

"Nak, kau sangat pintar! Rumahmu memang terlihat sederhana, tapi terlihat rapi dan lebih berekstetik. Mengapa pakaian yang kau pakai terlihat sangat usang dan kotor?"

"Paman.. kita terus berbicara disini, bagaimana jika keadaan kaa-san menjadi lebih buruk?"

"Bahkan di sekitar rumahmu ada banyak rumah-rumah lain, mengapa harus repot-repot pergi terlalu jauh?"

"Itu karena kaa-san tidak disukai, sudah tak terhitung banyaknya mereka mencoba mengusir kami. Hiks.. padahal dulu saat kaa-san pertama kali tinggal disini, mereka sangat baik dan kaa-san menjadi sangat ramah, tapi... Oh tidak! Paman, ayo kita ke dalam sekarang!",ucap anak itu setelah beberapa kali mengusap air matanya di tengah pembicaraan.

"..."

Semuanya yakin jika Fugaku bukankah pria bodoh yang gampang ditipu, bukan?

'Hahh.. Aku tahu ini akan merepotkan!',pikir Fugaku malah menghela nafas dan bersender di bangkunya.

"Paman?",panggil anak itu dan Fugaku,"..." hanya menoleh kemudian.

*****

Setelah turun dari mobil, Fugaku menatap ke belakang.

'Mereka memang melihat ke sini sejak kami keluar dari mobil',pikir Fugaku melihat para tetangga yang mulai keluar hingga menimbulkan kerumunan di beberapa arah.

"Paman, ayo masuk!",ajak anak itu memegang tangan Fugaku dengan pandangan gelisah.

"Hm..",gumam Fugaku mulai menggerakkan kakinya.

"..."

Setelah memasuki rumah sederhana itu, Fugaku mulai memperhatikan benda-benda yang ada disana.

'Meja dengan foto berbingkai kecil disana, vas bunga kecil dengan setangkai bunga, kulkas dan meja makan. Sederhana dan apa adanya, tapi bahkan tidak ada kompor dan.. alat pemanggangan dari api unggun?'

My Destiny✔️😄🙏Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang