AWAL YANG SESUNGGUHNYA

10 2 4
                                    


Haiii semuanya. Okeoke.

Maaf banget buat yang bingung tentang kedekatan Adelion dan Aura yang terbilang cepet banget. Tapi bukan tanpa alasan yaa aku buat kayak gitu. Yang pasti nanti buat part-part selanjutnya pasti bakalan lebih seruu.

Pesen aku, selalu pahami kalimat-kalimatnya ya, soalnya bakal susah banget nentuin Protagonis dan Antagonis-nya.

Pastinya jangan lupa vote.

Met baca. Maap banyak cingcong.

.

Masih ingat, bahwa hari ini Aura akan di jemput oleh seseorang?

Yup.

Adelion.

Pagi-pagi seperti ini, Aura sudah sibuk mencari dasinya, padahal kalau diingat-ingat, kemarin dia sudah menyiapkan segalanya.

"Dimana sih?"

Masih dengan celingak-celinguk mencari dasi, Aura mendecak kesal ketika dasinya sudah ketemu.

Kalian tau dimana?

Dibawah kasur.

Menjengkelkan.

"Tai!"

"Padahal tadi udah nyari sampe sini kok gak ngeliat sih?!"

Huh!

Sabar-sabarin aja bestie.

Jam 06.25

Masih pagi, masih ada waktu untuk sarapan.

Aura meraih tas sekolahnya dan beranjak menuju pintu kemudian keluar menuju meja makan.

"Bunda!!!"

Teriak Aura menggelegar di rumah besar itu.

Ya, Bunda Aura sudah pulang dari luar kota. Tidak bersama Ayah Aura, karena masih banyak pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk ditinggalkan oleh laki-laki paruh baya itu.

Alhasil..ya. Bunda Aura kembali lebih dahulu.

Pasti seorang ibu juga tidak akan tahan meninggalkan anak perempuannya dalam waktu yang lama, bukan?

"KENAPA RA??? BUNDA LAGI DIDAPUR!!" Teriak Bunda dari dapur.

"AYO TEMENIN AURA MAKAN!" Balas Aura juga dengan teriakan.

"MAKAN SENDIRIAN AJA YA!! BUNDA SIBUKKK"

"Ish"

Jangan heran lagi mengapa anak dan ibu itu benar-benar sangat berisik.

Memang benar-benar seperti pinang dibelah dua.

Aura yang cerewet, dan Bunda yang juga sama-sama cerewet.
Jika disatukan, maka dunia pasti tidak akan baik-baik saja.

ADELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang