RAGU

10 3 3
                                    

Bukannya egois, hanya saja, aku ingin diri inilah yang paling tau akan semua kisah mu. Bukan orang lain.


"Katanya mau ketemuan di gerbang depan, malah jadi ke gerbang sebelah. Mau lo apa sih Kak"

Aura sedari tadi menggerutui Kakaknya.

Ya, Edgar sebelumnya memang menyuruhnya bertemu di gerbang depan saja, namun ada perubahan rencana yang membuat Aura harus putar balik lagi menuju gerbang kedua—gerbang sebelah selatan.

"Ya gimana ya, disini gada satpam, jadi enak, gausah lapor-lapor dulu, hehe" Ucap Edgar pada adiknya yang sedang dalam mode kesal.

"Yaudah mana titipan Bunda?"

Edgar membuka tasnya dan mengambil sebuah kotak berbentuk persegi panjang, dengan tulisan 'PARKER'

Pen Parker.

Kalian tau, Rollerball Pen IM ? Ya, sepertinya Bunda Aura membelikan pen itu untuk suaminya, Ayah Aura.

Aura menerima kotak itu dengan mata berbinar, "Wisss Bunda beliin ini, buat Ayah?"

"Kayaknya sih iya" Jawab Edgar cepat.

Aura segera memasukan kotak itu ke saku roknya, lalu ia kembali menatap kakaknya. "Kak, ntar malem pulang, gue mau jalan-jalan sama lo. Titik, gada penolakan berkedok tugas." Ujar cewek itu pada kakaknya.

Edgar menoleh. "Siap princess Aura" Jawab Edgar dengan tangan kanannya yang diangkat seperti gaya hormat.

"Yaudah gue balik ke kelas dulu ya" Pamit Aura sembari tersenyum.

"Iya,"

"Gih cepetan masuk" Suruh Edgar dengan mengibas-ngibaskan tangannya.

"Iya-iya, dasar!"

Aura berbalik dan berlari menuju kelasnya.

Edgar tersenyum dengan setia ia menatap punggung Aura, sampai sosok Aura benar-benar hilang dibalik tembok putih dengan cat yang sudah agak pudar itu.

"Adek gue udah gede ternyata" Ucapnya.

Edgar kembali memakai helmnya dan menghidupkan mesin motor lalu menarik pedal gas. Motor milik Edgar melesat dengan cepat meninggalkan kawasan SMA Taruna Bangsa.

.

Jam 1 siang.

Kelas XII MIPA-2 saat ini sedang jam kosong, para siswa pun hanya didalam kelas, tidak ada yang pergi ke kantin ataupun bolos.

Hanya didalam kelas menggibah atau mungkin mengadakan performance nyanyi ala idol Korea. Bahkan, ada yang berparodi menjadi artis K-pop yang sedang fansign.

Jika disekolah lain, K-pop selalu jadi bahan ejekan, atau bahkan menjadi bahan olok-olokan, maka disini, K-pop sangat banyak digemari.

Suka K-pop bukan berarti harus membiaskan penyanyinya bukan? Mereka hanya menghargai serta mengapresiasi karya dari artis-artis tersebut. Namun tak jarang juga siswa-siswi disini adalah seorang K-pop lover's yang memang membiaskan idolanya.

"YOU CAN CALL ME ARTIST"

"ARTIST!"

"YOU CAN CALL ME IDOL!"

"IDOL!"

ADELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang