KAKAK IPAR (1 KOSONG!)

6 3 0
                                    

"KAK!!!!" Aura berteriak dengan sangat-sangat kencang ketika dirinya mendapati kakaknya yang muncul dari balik pintu kamar.

"WAHHHH ADEK GUE!!" Edgar membalas teriakan Aura tadi.

Tanpa basa-basi, Aura langsung menerjang tubuh kakaknya. Keduanya berpelukan setelah kurang lebih 2 bulan tidak saling bertemu.

"Gue kangen lo" Ucap Edgar masih dengan tangannya yang memeluk erat tubuh adik semata wayangnya itu.

"Gue juga kali!" Jawab Aura terlalu excited.

Edgar sedikit meringis tatkala telinganya berdengung mendengar teriakan melengking Aura tadi.

Pengang sekali.

"Udah ah, bau busuk, belom mandi kan lo?" Ucap Aura sembari mendelik tajam kearah Edgar.

Edgar hanya cengengesan dengan tangan kanannya yang menggaruk rambut tebal hitam legam itu. "Tau aja lo"

"Sono mandi,"

"Temen-temen gue mau kesini katanya. Si Aji sama si Latif tadi ngechat gue, kayaknya ga sabar banget mau ketemu lo" Ucap Aura di barengi dengan senyum kecil.

"Biasalah! Tu bocah dua kan, dulu gue yang ngajarin biar jadi LAKIK!" Ucap Edgar membanggakan diri.

"LAKIK MBAH MU KIPER!" Ucap Aura ngawur sembari memelototi Edgar.

"Kayanya lo udah bisa deh Dek, sodaraan sama Ya'jud Ma'jud" Jeda, "Secara kan, lo udah punya tuh, tampang garang, plototan maut, ntar kalo lo mau ngebantai manusia-manusia tinggal plototin aja, kalo nggak ya-"

"PA MAKSUT LO NGOMONG KAYA BEGITU?!"

"KAGA ADA MAKSUT APA-APA SUMPAH DEH! SERIUSAN!" Edgar kelabakan sendiri melihat Adiknya yang sedikit lagi pasti akan mengamuk.

Pertengkaran ini benar-benar tidak akan ada habisnya jika tidak ditengahi, atau ada yang mengalah lebih dahulu, sungguh.

"Gue mandi dulu ye, dahhh!!!" Edgar buru-buru keluar dan menutup pintu.

Cowok itu benar-benar lari sangat kencang untuk menghindari teriakan maut dari Adik perempuannya yang sebentar lagi akan meledak.

"EDGARANJING!!!!!"

.

Malam yang gelap dan seperti biasa. Sepi, sunyi, hampa.

Saat ini, Adelion sedang tiduran di kasurnya dengan posisi tengkurap. Jendela yang sengaja ia buka memberikan akses udara untuk masuk kedalam ruangan gelap itu. Desiran angin yang benar-benar menghunus sampai ke kulit Adelion.

Benar-benar sedingin itu.

Tak ada yang ingin ia lakukan selain memejamkan mata tanpa ada niatan untuk membukanya. Menikmati setiap suara detak jantung dan suara jam yang selalu berjalan maju. Tak ada selain itu.

Ting!

Obrolan di grup yang berisikan teman-teman sekelas Adelion. Kerumah Aura?

Bang Edgar.

Benar. Pasti karena adanya kakak Aura, semua teman-temannya yang merupakan kenalan dekat Bang Edgar langsung datang berkunjung ke rumah Aura.

Adelion ingin ke sana, hanya saja ada sedikit keraguan untuk itu. Datang ke sana, pasti akan di berikan banyak pertanyaan oleh Bunda. Dan pastinya itu akan memancing banyak pertanyaan lainnya lagi.

Adelion memasukkan ponselnya ke saku celana trening hitamnya dan beranjak menuju lemari untuk mengambil jaket denim hitam yang tergantung rapi di lemari itu.

ADELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang