O_5

1.1K 100 7
                                    

"Aku.. aku.. hngg Soobin.."

Soobin masih menepuk-nepuk punggung si lelaki berambut pink. Ia terlihat rapuh- sangat rapuh. Tidak seperti biasanya. Yeonjun selalu berapi-api disetiap langkah dan ucapannya, namun kini lelaki kelahiran september itu hanya meringkuk dipelukan Soobin dengan nafas yang sesenggukkan.

"Menangis sekuat yang kamu bisa.. aku tidak akan keberatan." Yeonjun menggeleng. Nampaknya ia sudah lelah mengeluarkan bulir air dari mata kucingnya itu.

"Kau merindukkan mereka?"

"Sangat." Jawab Yeonjun mantap.

"Mau bertemu?" Hanya gelengan kepala yang Soobin dapatkan lalu kembali memeluk Yeonjun sembari mengusap kepala dan punggungnya.

"Setelah ujian kau mau ikut aku?" Yeonjun mendongakkan kepalanya. Menatap manik elang Soobin dengan mata sembanya. "Kemana, Soobin?"

"Kerumah orang tuaku."

*
*
*

"Argh bagaimana bisa kau mengalahkan aku!!" Rengek Beomgyu dan memasang bibir mengerucutnya. "Hahahaha, sekarang aku tantang kau melawan Taehyun." Beomgyu melirik Taehyun dengan tatapan ngeri.

"Kau meminta aku melawan laki-laki mengerikan ini? Yang bernar saja?!" Ocehan Beomgyu justru membuat Hueningkai tertawa semakin keras, sedangkan Taehyun hanya membuang muka acuh. "Eoh, bahkan kau takut ya hyung dengan Taehyun." Gelak Hueningkai sampai merebahkan kepalanya pada senderan sofa.

"Jangan banyak bicara atau aku- Yak sedang apa kau Taehyun?!" Pekik Beomgyu yang mengambil stik dari tangan si pria bule.

"Menerima tantangan Hueningkai." Balas Taehyun santai dan mengambil tempat disamping Beomgyu lengkap dengan stik ditangannya. "Kalau kau kalah. Maka kau harus mengabulkan satu permintaanku."

Beomgyu memutar bola mata malas. Sial, katanya. Dia seperti diperdaya adik tingkatnya sendiri. Terutama Taehyun. Walau dia sedikit heran ternyata pria yang dia sebut mirip kulkas ini mau berkomunikasi dengan oranh berisik sepertinya. Tapi yang jelas sekarang dia ada diambang kefrustasian setelah dirasa tak menuju titik terang dalam kemenangannya di permainan ini.

Dan dugaan kalian benar. Taehyun yang dari tadi hanya diam memperhatikan ternyata sangat handal bermain. Dia kalah kelak. Dan harus menerima persyaratan awal tadi.

"Apa permintaanmu?" Taehyun menggendikkan bahu. "Nanti saja. Aku akan meminta itu disaat-saat dimana aku harus menggunakannya."

Pria aneh. Umpat Beomgyu. Taehyun adalah orang yang susah ditebak dan hanya berbicara sesekali saja jika diperlukan. Sangat kontras dengan Beomgyu yang bahkan hal-hal tidak penting bisa membuatnya heboh bukan main.

Pria bermarga Kang itupun melenggang pergi kekamarnya. Dan Beomgyu hanya menatap punggungnya, berusaha cuek.

"Kemana Soobin hyung dan Yeonjun hyung?"

"Mereka pergi kerumah Soobin hyung."

"Apa mereka berpacaran?" Hueningkai mengalihkan pandangannya ke arah Beomgyu. Sedangkan pria itu memasang wajah bingung.

"Entahlah.. kelihatannya?"

*
*
*

"Sudah siap?"

"Eum.."

"Kau menghawatirkan apa, Yeonjun?"

Yeonjun menggigit bibir bawahnya dan menatap Soobin yang sudah siap dikursi kemudi. "Aku.. ah entahlah.."

"Tak apa.. kau bersamaku, dan kita hanya semalam di Ansan. Setelah itu kembali lagi ke seoul. Jangan mengkhawatirkan apapun." Soobin menggenggam jemari mungil yeonjun dan setelah melajukan mobilnya. Kerumah orang tua Soobin. Entahlah, lelaki Ansan itu hanya ingin memberikan sedikit healing untuk Yeonjun.

Menghabiskan waktu 4,1 jam dengan jarak 30,1 kilometer. Mereka sampai di malam hari. Soobin mengusak pelan rambut lelaki manis yang sedang tertidur sekarang. Kemudian mengusap pipinya yang gembil.

"Sudah sampai."

Yeonjun mulai membuka mata dan beranjak untuk keluar dari mobil, membawa barang-barangnya lalu berjalan beriringan bersama Soobin. Rumah orang tua Soobin sangat asri banyak tanaman dengan bermacam- macam diperkarangan rumahmya. Tak heran, Soobin yang ia kenal juga gemar menanam tanaman.

"Kalian sudah sampai.. langsung istirahat saja. Kamar Soobin ada di atas, Yeonjun kau bisa istirahat duluan, ok." Ucap ibu Soobin ramah.

"Baik, terimakasih bibi Choi." Yeonjun membungkuk sedikit dan membawa tasnya ke atas. Ditemani oleh Soobin.
"Masuk saja dulu. Aku akan kebawah sebentar." Yeonjun mengangguk dan memasuki kamar Soobin. Kamarnya sangat rapih dan nyaman. Setelah mengganti kaos dan celana dia langsung merebahkan tubuhnya. Rasanya pegal berjam-jam duduk didalam mobil. Dan pastinya Soobin lebih lelah, karna harus menyetir selama 4 jam.

Setelah beberapa menit. Soobin memasuki kamarnya. Membuat atensi Yeonjun teralihkan. Sedangkan Soobin tersenyum hangat. "Ku kira kau sudah tidur." Yeonjun menggeleng.

"Aku.. ingin tidur sambil dipeluk.." ucap Yeonjun malu-malu sambil menggulung ujung piamanya. Tentu hal itu membuat Soobin langsung loncat keatas kasur. Dan memposisikan tubuhnya untuk memeluk partner nya itu. Yeonjun memposisikan kepalanya tepat di lengan Soobin.

Tangan besar itu menarik dagu Yeonjun dan pria kelahiran desember itu mengecup lembut bibir ranum Yeonjun, menyecapnya seperti biasa. Cukup panas. Keduanya saling menutup mata seolah benar-benar terbuai dengan ciuman itu.

"Ngg.. Soobin... ayo tidur, kau pasti lelah" Yeonjun berusaha mendorong kepala Soobin yang sedang asik mengecupi lehernya. Lalu hanya dibalas kekehannya.

 Lalu hanya dibalas kekehannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hay... aku kesini bawa anak baru lagi :")

Mampir yaaa..

FWB [Soojun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang